Gaya Hidup

Pariwisata Yacht Indonesia Kalah Dari Singapura: Simak Penyebabnya dan Solusinya

Bisnis kapal pariwisata atau yacht di Indonesia saat ini tengah mengalami tantangan yang cukup serius dalam bersaing dengan negara tetangga, Singapura. Padahal potensi pesona alam dan keindahan destinasi laut di Indonesia terhitung sangat besar. Data dari Indonesian National Shipowners Association (INSA) menunjukkan bahwa setiap tahun, Singapura mencatatkan aktivitas hingga 2.000 unit kapal yacht, sementara Indonesia hanya mampu mencapai sekitar 300 kapal per tahun.

Faktor Penyebab Keterbelakangan Pariwisata Yacht Indonesia
Salah satu faktor yang membuat pariwisata yacht di Indonesia masih tertinggal adalah karena sifatnya yang masih baru dan terkesan mewah. Hal ini menyebabkan wisata yacht belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Dalam konteks ini, Ketum INSA, Carmelita Hartoto, mengungkapkan bahwa kemewahan pariwisata yacht belum dapat diakses oleh semua kalangan, sehingga hanya menarik bagi segmen wisatawan tertentu.

Tingginya pajak yacht di Indonesia juga menjadi faktor signifikan yang menghambat pertumbuhan industri ini. Pajak yang dikenakan pada kapal yacht di Indonesia dinilai tergolong mahal dibandingkan pajak yang diterapkan di Singapura. Carmelita menekankan bahwa jika pajak bisa diturunkan, banyak pemilik kapal yacht, termasuk yang berasal dari Indonesia, akan lebih mungkin untuk memilih Indonesia sebagai tempat berlayar. Selama ini, banyak di antara mereka yang lebih memilih memarkir kapal mereka di Singapura karena tarif pajak yang lebih ramah.

Tax masih mahal, kalau bisa diatur mungkin banyak yang tadinya di Singapura akan pindah,” terang Carmelita. Dia juga menambahkan bahwa dengan banyaknya destinasi menarik di Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, seharusnya para pemilik yacht lebih memilih Indonesia.

Selanjutnya, keterbatasan kapasitas infrastruktur Marina di Indonesia juga menjadi hambatan lainnya. Saat ini, keberadaan marina di tanah air masih sangat terbatas dan sebagian besar terpusat di beberapa destinasi wisata terkenal seperti Bali dan Labuan Bajo. Hanya terdapat sekitar 18 marina atau pelabuhan yacht di seluruh Indonesia, yang jelas tidak mencukupi untuk menampung jumlah kapal yang terus meningkat. Hal ini menjadi penghalang bagi pengembangan bisnis yacht lebih lanjut.

INSA mendorong pemerintah untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur marina agar lebih banyak yacht bisa beralih ke Indonesia. Dengan kata lain, penambahan marina ini diharapkan dapat menarik lebih banyak yacht, dan sekaligus memastikan Indonesia bisa bersaing dengan Singapura dalam industri pariwisata bahari.

Regulasi yang Belum Mendukung
Sekretaris Umum INSA, Darmansyah Tanaman, juga menyoroti soal regulasi yang belum sepenuhnya mendukung perkembangan pariwisata yacht. Menurut Darmansyah, regulasi di Indonesia masih mencampuradukkan antara yacht dengan jenis kapal lainnya, seperti kapal penumpang dan kapal pesiar. Padahal, yacht seharusnya dipandang sebagai kapal pribadi yang bersifat lifestyle, bukan sebagai kapal komersial.

Indonesia masih belum soal regulasi yacht, sehingga masih dicampur adukkan antara yacht, kapal penumpang dan kapal pesiar. Padahal yacht itu prinsipnya buka kapal komersil, tapi kapal lifestyle yang dimiliki oleh pribadi. Harusnya regulasinya mengikuti,” jelas Darmansyah.

Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk melakukan reformasi regulasi terkait industri yacht. Langkah ini tidak hanya akan memperjelas pengaturan, tetapi juga mendukung pengembangan semua aspek dalam ekosistem bisnis pariwisata yacht di Indonesia.

Perlu Upaya Koordinasi dengan Pemerintah
Pemerintah diharapkan segera melakukan perbaikan dalam hal regulasi dan sekaligus meningkatkan kapasitas marina di lokasi-lokasi strategis. Dengan melakukan langkah ini, Indonesia dapat berpotensi menjadi pemain utama dalam pariwisata bahari di tingkat global. Menurut INSA, jika langkah tersebut diambil secara serius, pariwisata bahari di Indonesia bisa menjadi salah satu sumber pendapatan utama negara.

Ketidakmampuan Indonesia dalam memaksimalkan potensi yacht yang ada sangat kontras dengan keberhasilan yang telah dicapai oleh Singapura dalam menarik kapal-kapal yacht ke pelabuhan mereka. Di Singapura, adanya kebijakan yang mendukung dan infrastruktur yang memadai memungkinkan mereka untuk memaksimalkan potensi bisnis pariwisata yacht. Fokus pada memperbaiki kebijakan pajak dan infrastruktur marina adalah langkah krusial yang perlu segera diambil.

Secara keseluruhan, situasi ini menandakan adanya peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan industri pariwisata yacht-nya. Dengan dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, pariwisata yacht Indonesia memiliki potensi untuk berkembang menjadi salah satu sektor yang damai dan berkelanjutan, membantu perekonomian lokal dan nasional.

Sementara potensi besar sudah ada, perbaikan menyeluruh dari sistem yang ada akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa Indonesia tidak lagi tertinggal di belakang dalam persaingan pariwisata yacht global. Pengembangan regulasi yang tepat dan investasi dalam infrastruktur akan membawa Indonesia ke puncak industri pariwisata bahari yang diinginkan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button