Kesehatan

Pakar Beberkan Fakta Vaksin Mpox: Apakah Benar Efektif Cegah Penyakit?

Penyebaran penyakit Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, semakin menjadi sorotan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikannya sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC). Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat mengenai keefektifan vaksin Mpox dalam mencegah penyakit ini. Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, menerangkan bahwa saat ini terdapat varian berbahaya dari Mpox, yaitu clade 1B, yang telah menyebar dari Afrika ke berbagai negara, termasuk Swedia dan Thailand.

Dalam publikasi terbaru, WHO juga menghadirkan “position paper” mengenai vaksin kecil cacar dan Mpox yang memberikan panduan mengenai kebijakan vaksin di berbagai negara. Dalam konteks ini, penting untuk mengetahui jenis-jenis vaksin yang tersedia untuk melawan Mpox. Ada empat generasi vaksin yang diakui dalam konteks ini.

Vaksin Generasi Pertama adalah vaksin yang digunakan secara luas antara tahun 1950 hingga 1970-an saat dunia berusaha mengeradikasi cacar. Vaksin ini dikembangkan dari galur khusus yang disebut "New York City Board of Health (NYCBH)" dan "Lister strains" yang diambil dari kulit binatang.

Vaksin Generasi Kedua mencakup vaksin seperti ACAM2000, yang menggunakan galur yang sama dengan generasi pertama tetapi diproduksi menggunakan kultur jaringan sel untuk meningkatkan keamanan.

Vaksin Generasi Ketiga adalah vaksin yang lebih diatenuasi, dihasilkan melalui proses lanjutan menggunakan kultur sel dan hewan yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan, contohnya adalah strain LC16m8 yang diproduksi di Jepang.

Vaksin Generasi Keempat merupakan inovasi terbaru, dikenal dengan nama VacΔ6 atau OrthopoxVac. Vaksin ini melibatkan rekayasa genetik virus vaccinia dengan menghilangkan materi genetik yang berkaitan dengan virulensi. Selain itu, pengembangan vaksin berbasis mRNA, mirip dengan yang dipakai untuk COVID-19, juga sedang dalam tahap berlangsung.

Beberapa vaksin telah disetujui untuk digunakan dalam melawan Mpox. Vaksin MVA-BN telah mendapatkan persetujuan di Amerika Serikat dan Kanada pada tahun 2019 serta di Uni Eropa pada Juli 2022. Di Jepang, vaksin LC16m8 juga telah mendapatkan lisensi sehari sebelum publikasi bahwa pemakaian vaksin ini diperlukan untuk pencegahan Mpox.

Di Indonesia, menurut Prof. Tjandra, masyarakat masih menantikan kebijakan dari pemerintah untuk vaksinasi Mpox. "Kita tunggu kebijakan pemerintah tentang bagaimana program vaksinasi Mpox yang direncanakan di negara kita, dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan," ujarnya.

Untuk memahami lebih lanjut tentang Mpox, berikut adalah beberapa fakta penting mengenai penyakit ini:

1. Apa Itu Mpox? Mpox adalah penyakit viral yang dapat menyebar antar manusia, terutama melalui kontak dekat. Penularan juga dapat terjadi dari lingkungan ke manusia melalui benda-benda atau permukaan yang telah terkontaminasi oleh virus dari seorang penderita.

2. Asal Usul Virus Mpox Mpox pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Penyakit ini dikenal endemik di Afrika Tengah dan Barat. Pada tahun 2022, Mpox menyebabkan wabah global yang membuat WHO mengeluarkan pernyataan darurat kesehatan.

3. Gejala Mpox yang Perlu Diwaspadai Gejala umum penyakit ini meliputi ruam selama dua hingga empat minggu, selain demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ruam yang muncul mulai dari beberapa hingga ribuan lepuhan dapat terlihat di wajah, tangan, kaki, daerah genital, mulut, tenggorokan, atau mata.

4. Cara Penularan Mpox Virus ini dapat menyebar melalui kontak fisik, termasuk sentuhan, hubungan seksual, dan percakapan dekat dengan penderita. Penularan juga dapat terjadi melalui benda yang terkena virus, seperti pakaian dan tempat tidur. Kontak antar individu yang menyentuh benda yang telah terkontaminasi dapat tertular jika kemudian mereka menyentuh wajah mereka. Penularan dari ibu kepada janin juga mungkin terjadi selama kehamilan atau setelah lahir.

5. Penularan dari Hewan ke Manusia Mpox tidak hanya berbahaya bagi manusia tetapi juga dapat menjangkiti hewan. Kontak dengan hewan terinfeksi, seperti monyet atau hewan pengerat, dapat menyebabkan penularan melalui gigitan, cakaran, atau bahkan saat menangani daging hewan tersebut yang tidak dimasak dengan baik.

Masyarakat diharapkan perhatiannya terhadap perkembangan terbaru mengenai vaksin dan kebijakan kesehatan terkait Mpox, karena langkah-langkah yang tepat dapat berkontribusi signifikan dalam menanggulangi penyebaran penyakit ini. Berbagai pihak, termasuk pemerintah dan organisasi kesehatan, terus berupaya untuk menyebarluaskan informasi dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan kesehatan masyarakat tetap terlindungi.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button