Kesehatan

Obat Steroid untuk Apa? Pengasuh Beri pada Balita agar Gemuk dan Doyan Makan

Kasus yang baru-baru ini viral di media sosial mengenai tindakan seorang pengasuh yang memberikan obat steroid kepada balita telah memicu kekhawatiran dan perhatian publik. Ibu dari anak tersebut, yang dikenal dengan akun Instagram @linggra.k, mengungkapkan bahwa pengasuhnya telah memberikan obat deksametason dan pronicy kepada anaknya yang berusia dua tahun selama satu tahun terakhir dengan tujuan untuk membuat anak tersebut terlihat gemuk dan lebih lahap makan.

Dalam unggahannya, Linggra menyertakan foto obat yang dimaksud dan menanyakan kepada warganet tentang pengetahuan mereka mengenai obat-obatan tersebut. Dari informasi yang didapat, obat deksametason adalah jenis kortikosteroid yang umumnya digunakan untuk mengatasi kondisi peradangan dalam tubuh untuk orang dewasa. “Ini tuh obat deksametason dan pronicy. Obat keras buat kalangan dewasa. Apa jadinya kalau diminumkan ke baby?” tegasnya dalam unggahan tersebut.

Setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut, Linggra menceritakan bahwa pada awalnya pengasuh tersebut menolak untuk mengakui perbuatannya, tetapi kemudian mengakui bahwa ia memberikan obat tersebut ketika si anak tidak mau makan. Praktik ini dilakukan dari September 2023 sampai Agustus 2024. Akibat penggunaan obat steroid yang tidak diresepkan oleh dokter tersebut, anak laki-laki itu mengalami pembengkakan wajah yang dikenal dengan istilah "moon face" dan terganggu hormon pertumbuhannya.

Pemberian obat steroid kepada anak-anak tanpa pengawasan medis merupakan tindakan yang sangat berbahaya. Obat steroid sendiri dikenal sebagai obat yang mampu mengatasi berbagai peradangan tubuh dan masalah sistem imun, tetapi bukan untuk digunakan sembarangan, terutama pada anak-anak.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang dampak negatif dari penggunaan obat steroid pada anak, penting untuk mengetahui apa itu obat steroid? Menurut laman Siloam Hospital, obat steroid, khususnya jenis kortikosteroid, merupakan obat yang dikenal ampuh dalam menangani peradangan. Beberapa kondisi medis yang sering diobati menggunakan steroid termasuk rematik, radang usus, asma, dan radang ginjal, serta penyakit lain yang berkaitan dengan gangguan sistem imun.

Dalam praktik medis, obat steroid diberikan berdasarkan kebutuhan pasien dan diagnosa medis yang tepat. Dokter akan meresepkan steroid untuk memaksimalkan manfaatnya tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan. Beberapa manfaat umum dari steroid adalah:

  1. Mengatasi reaksi alergi kulit: Steroid dalam bentuk salep dapat mengurangi kemerahan, gatal-gatal, dan pembengkakan akibat penyakit kulit tertentu seperti psoriasis.
  2. Mengatasi asma: Steroid dapat digunakan dalam pengobatan asma untuk meredakan peradangan pada saluran napas yang menyebabkan gejala seperti sesak napas dan batuk.
  3. Mengatasi radang rematik: Pada kondisi rematik yang parah, dokter dapat meresepkan steroid dalam bentuk oral atau suntikan.
  4. Mengurangi lemak: Steroid memiliki kemampuan untuk mengoksidasi lemak, yang mungkin dianggap sebagai salah satu manfaatnya.
  5. Meningkatkan ukuran otot: Steroid dikenal untuk meningkatkan massa otot karena berhubungan dengan hormon testosteron.
  6. Perawatan kanker: Steroid juga sering digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan sel kanker bersamaan dengan kemoterapi.
  7. Mengatasi berbagai penyakit: Penyakit lain yang dapat diobati dengan steroid mencakup peradangan ginjal, alergi, anemia hemolitik autoimun, dan banyak lagi.

Namun, penggunaan steroid, terutama pada anak-anak, harus sangat hati-hati. Efek samping yang mungkin muncul antara lain penurunan kondisi fisik, sulit tidur, hingga perubahan suasana hati menjadi sangat ekstrem. Dalam kasus balita yang diberi steroid oleh pengasuhnya, gejala yang muncul termasuk pembengkakan pada wajah dan gangguan pertumbuhan hormon, yang bisa berdampak seumur hidup.

Efek samping dari penggunaan obat steroid dalam jangka panjang dan tanpa pengawasan dokter di antaranya adalah:

  • Kemunduran aktivitas fisik: Anak menjadi lesu, tidak bergairah, dan sulit beraktivitas.
  • Masalah pencernaan: Adanya rasa mual dan muntah yang berulang kali setelah makan.
  • Perubahan mood: Anak dapat mengalami fluktuasi emosi yang tajam, dari kebahagiaan menjadi kemarahan dalam waktu singkat, yang membuat sulit untuk mengontrol perilakunya.

Dalam konteks ini, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk menyadari bahaya penggunaan obat tanpa resep dokter, terutama pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Pendidikan kesehatan mengenai risiko penggunaan obat-obatan harus ditingkatkan, dan masyarakat perlu lebih waspada terhadap praktik-praktik berbahaya yang dapat merugikan anak-anak.

Lebih jauh lagi, insiden ini menegaskan pentingnya peran orang tua dalam pengawasan kesehatan anak mereka. Mengandalkan pengasuh atau siapapun untuk memutuskan apa yang terbaik bagi anak tanpa konsultasi medis adalah hal yang sangat berisiko. Sikap tanggap dan kritis terhadap pengobatan yang diterima oleh anak perlu terus dipupuk agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Kasus ini menunjukkan pentingnya regulasi yang lebih ketat bagi pengasuh anak serta edukasi yang lebih baik mengenai obat-obatan yang berpotensi membahayakan. Diharapkan tindakan hukum diambil terhadap pihak yang bertanggung jawab dan kesadaran masyarakat terhadap risiko terkait penggunaan obat-anak bermanfaat untuk melindungi generasi muda dari kemungkinan bahaya yang lebih besar di masa depan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button