Istana Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menjulang dengan lambang garuda raksasa terus mengundang perhatian, baik dari masyarakat umum maupun para kritikus. Sejak perancangannya, desain istana ini telah menjadi sorotan, banyak yang menyebut penampilannya memiliki aura yang gelap dan mistis. Menanggapi kontroversi ini, perancang Istana Garuda, Nyoman Nuarta, mengungkapkan pendapatnya mengenai tanggapan masyarakat serta makna mendalam yang terkandung dalam desain tersebut.
Nyoman Nuarta menyatakan bahwa dirinya telah terbiasa dengan kritik seputar karya-karyanya. Dalam pernyataannya, ia menunjukkan bahwa setiap karya seni pasti akan menuai berbagai pendapat dan interpretasi dari masyarakat. Dikutip dari Antara, ia menjelaskan bahwa warna bangunan ikonik tersebut menjadi topik hangat di kalangan netizen. Banyak yang mencermati bahwa warna gelap pada bagian tertentu membuat istana terkesan seram dan penuh misteri.
Menanggapi isu warna, Nyoman menjelaskan bahwa warna kuningan yang mendominasi wajah Istana Garuda memang akan mengalami perubahan seiring waktu. Proses alami yang dikenal sebagai Patina akan mengubah kuningan menjadi hijau kebiruan. Ia menjelaskan, "Warna kuningan di bagian depan akan berubah menjadi hijau, tergantung kondisi alam. Proses oksidasi secara perlahan akan mengubahnya menjadi biru toska." Nyoman mengaitkan perubahan warna ini dengan fenomena serupa yang terjadi pada Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, yang juga merupakan karyanya.
Seiring dengan waktu dan terpapar cuaca, struktur bilah bangunan yang awalnya berwarna kemerahan diharapkan akan memudar menjadi warna yang lebih gelap. Nyoman kembali menegaskan bahwa pilihan warna gelap ini bukan tanpa alasan. Ia mencoba menghindari penggunaan warna-warna mencolok seperti emas yang umumnya dipakai pada bangunan mewah. "Banyak orang terbiasa melihat warna-warna menyala seperti emas, tapi saya tidak ingin menggunakan warna seperti itu untuk Istana Garuda," ujarnya.
Dalam kajian lebih mendalam mengenai makna desain, Nyoman Nuarta menjelaskan bahwa gambaran sayap Garuda yang memeluk mengandung filosofi yang dalam: melindungi bangsa Indonesia. Desain istana yang tampak memeluk ini merepresentasikan Burung Garuda sebagai lambang negara yang melindungi segenap rakyat. "Kalau Garuda ngedongak, sombong dong. Terserah lah itu image orang. Saya buat sayapnya itu memeluk seperti melindungi," katanya.
Projek ambisius ini tidak hanya melibatkan imajinasi Nyoman, tetapi juga menjadi hasil kolaborasi 44 ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti profesor, doktor, dan ahli tanah. Nyoman menyatakan, "Mereka nyangka segala macam saya ngerjain. Geblek banget tuh berpikir seperti itu." Tim yang bekerja pada desain ini mengutamakan keamanan dan ketahanan bangunan, berusaha memastikan bahwa istana bukan hanya indah tetapi juga aman dan fungsional. Di antara aspek yang perlu diperhatikan selama proses desain adalah masalah teknis terkait dengan panas dan kondisi termal di dalam ruangan.
Biaya pembangunan Istana Presiden dan Lapangan Upacara di IBN mencapai Rp1,34 triliun, angka yang signifikan yang dilaporkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam peninjauan pembangunan bersama Presiden Joko Widodo. Dengan jumlah anggaran yang besar ini, harapan agar istana dapat berdiri kokoh dan berfungsi sebagai simbol kekuatan dan identitas nasional semakin meningkat.
Melalui IQN yang dibangun, diharapkan dapat menegaskan kembali citra dan jati diri bangsa Indonesia dalam lingkup internasional. Nyoman menggarisbawahi bahwa proyek ini ditujukan untuk menjaga warisan budaya nasional sembari menjawab tantangan arsitektur modern. Dalam dunia yang terus berkembang, upaya untuk menghadirkan kearifan lokal dalam desain dan pembangunan bangunan publik menjadi semakin penting.
Kontroversi dan perdebatan seputar desain Istana IKN masih akan berlanjut, namun yang pasti, nyaman Nuarta telah menciptakan ruang diskusi publik tentang seni, desain, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya arsitektur. Dalam kondisi yang penuh harapan dan tantangan ini, marilah kita bersama-sama memaknai tidak hanya bentuk fisik dari istana, tetapi juga nilai-nilai yang terkandung dalam desain serta potensinya untuk mencerminkan karakter dan identitas bangsa Indonesia ke depan.