Kesehatan

Nikita Mirzani Ungkap Fakta Lolly Menggugurkan Kandungan, Ini 7 Risiko Aborsi bagi Perempuan

Belum lama ini, Nikita Mirzani menghebohkan publik dengan pengakuan bahwa putrinya, Lolly, telah melakukan aborsi. Tindakan menggugurkan kandungan yang dilakukan Lolly menuai berbagai reaksi, mengingat aborsi adalah isu sensitif yang sering kali berhubungan dengan masalah hukum, moral, dan kesehatan. Nikita mengungkapkan bahwa Lolly melakukan aborsi akibat hamil di luar nikah dan mengisyaratkan bahwa keputusannya untuk mengenakan hijab merupakan upaya untuk menutupi masalah yang lebih besar. Melalui pernyataan ini, Nikita juga menyentil kritikan dari para netizen yang dianggapnya tidak memahami situasi yang dihadapi anaknya.

Aborsi, dalam konteks medis, bisa dilakukan untuk mengakhiri kehamilan dengan alasan tertentu, seperti risiko kesehatan bagi ibu atau kehamilan yang berakibat pada pemerkosaan. Meski demikian, aborsi yang dilakukan tanpa alasan medis yang valid, seperti hamil di luar nikah, dapat berakibat pada masalah hukum bagi perempuan yang terlibat. Menurut para ahli, ada sejumlah risiko aborsi yang perlu diketahui oleh perempuan yang memutuskan untuk mengambil langkah ini.

1. Perdarahan berat

Setelah melakukan aborsi, perempuan sering kali mengalami perdarahan berat. Risiko ini meningkat jika tindakan aborsi dilakukan pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Ketika jaringan janin atau ari-ari tidak sepenuhnya dikeluarkan, hal ini juga dapat memicu perdarahan yang lebih serius dan memerlukan intervensi medis seperti transfusi darah atau operasi kuret untuk membersihkan sisa jaringan.

2. Infeksi

Komplikasi lain yang kerap terjadi pasca-aborsi adalah infeksi. Gejala infeksi ini mencakup demam, keluarnya keputihan berbau tidak sedap, dan nyeri yang sangat kuat pada bagian panggul. Infeksi ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, dapat berkembang menjadi kondisi serius seperti sepsis.

3. Sepsis

Sebagaimana telah disebutkan, tindakan aborsi dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis, suatu kondisi di mana infeksi telah menyebar ke dalam aliran darah. Sepsis biasanya ditandai dengan penurunan tekanan darah, frekuensi pernapasan yang meningkat, dan penampakan gelisah pada penderitanya. Jika tidak segera diatasi, sepsis bisa berujung pada kematian.

4. Kerusakan pada rahim dan vagina

Apabila prosedur aborsi tidak dilakukan dengan benar, terdapat risiko yang signifikan mengenai kerusakan pada rahim dan vagina. Kerusakan ini bisa berupa luka atau lubang pada dinding rahim, leher rahim, atau vagina, yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.

5. Endometriosis

Endometriosis adalah salah satu efek samping yang mungkin muncul setelah aborsi. Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan jaringan mirip endometrium di luar rahim yang dapat menyebabkan nyeri luar biasa pada bagian perut. Wanita yang berusia di bawah 20 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini setelah menjalani aborsi.

6. Infeksi peradangan panggul

Aborsi juga meningkatkan kemungkinan infeksi peradangan panggul (IPD), yang dapat ditandai dengan nyeri panggul hebat, nyeri saat berkemih, dan keluarnya keputihan berbau tidak sedap. Biasanya, IPD dikaitkan dengan adanya sisa jaringan yang tertinggal di rahim setelah aborsi spontan, yang kemudian dapat membuat seorang perempuan sulit hamil di masa mendatang.

7. Masalah psikologis

Dampak psikologis dari aborsi tidak dapat diabaikan. Beberapa perempuan mungkin mengalami masalah psikologis, seperti perasaan bersalah, malu, stres, hingga depresi. Tekanan emosional ini bisa menjadi lebih parah jika aborsi dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak memadai atau dengan metode yang tidak aman.

Mengingat ragam risiko yang mengancam keselamatan fisik dan mental, para ahli kesehatan merekomendasikan agar perempuan yang berencana untuk melakukan aborsi mempertimbangkan semua risiko tersebut dengan hati-hati. Perlu dicatat bahwa aborsi yang dilakukan tanpa alasan medis yang jelas atau di tempat ilegal dapat memperburuk keadaan dan menambah risiko kesehatan.

Dengan pengakuan Nikita Mirzani mengenai tindakan putrinya, diharapkan ini dapat menjadi pelajaran bagi banyak pihak bahwa keputusan untuk melakukan aborsi bukanlah hal yang sepele. Kesadaran mengenai potensi bahaya serta pemahaman akan kondisi kesehatan reproduksi sedari dini sangatlah penting bagi setiap perempuan.

YouTube video

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button