Misteri seputar Marree Man, lukisan raksasa yang terletak di tengah pedalaman Australia, menjadi salah satu topik yang menarik bagi banyak orang yang penasaran akan asal-usul dan maknanya. Lukisan ini, yang ditemukan pada 26 Juni 1998, menampilkan gambar seorang pria raksasa yang panjangnya mencapai 28 kilometer dan lebar 4,2 kilometer. Detailnya, celah yang membentuk garis-garis pada ukiran ini memiliki kedalaman 30 cm dan lebar 3.500 cm. Gambar yang menyerupai seorang pemburu laki-laki yang memegang bumerang ini dapat dilihat jelas dari luar angkasa, menjadikannya salah satu geoglyph yang paling mencolok di dunia.
Penemuan Marree Man dilakukan oleh seorang pilot bernama Trevor Wright, yang saat itu terbang antara Marree dan Coober Pedy. Dengan penglihatannya yang tajam, ia mengamati garis-garis samar di dataran tinggi yang menjadi kanvas bagi lukisan raksasa ini. Lokasi Marree Man terletak sekitar 60 kilometer di sebelah barat kota kecil Marree di Australia Selatan, yang hanya dihuni oleh sekitar 150 orang. Sejak penemuan tersebut, banyak yang bertanya-tanya mengenai siapa yang menciptakan lukisan ini dan bagaimana proses pembuatannya.
Para ahli sepakat bahwa Marree Man kemungkinan besar dibuat dengan menggunakan buldoser, dan memakan waktu berminggu-minggu untuk menyelesaikannya. Anehnya, tidak ada bukti fisik atau saksi mata yang melihat proses pembuatannya. Satu-satunya akses menuju lokasi adalah jalur terpencil, dan tidak ada jejak kaki atau bekas ban yang ditemukan saat penyelidikan polisi dilakukan. Hasilnya, misteri mengenai pencipta dan tujuan pembuatan Marree Man tetap tak terpecahkan hingga kini.
Seiring berjalannya waktu, garis-garis Marree Man mulai pudar, dan pada tahun 2013, tampaknya hampir tidak terlihat dalam citra satelit. Dalam upaya untuk melestarikan lukisan ini, penduduk setempat yang merasa khawatir memutuskan untuk melakukan pemulihan pada Agustus 2016. Dengan bantuan teknologi GPS dan grader konstruksi, mereka menggambar ulang Marree Man dengan tujuan agar garis-garis tersebut menjadi lebih tahan lama dan dapat menarik air, sehingga meningkatkan pertumbuhan vegetasi di sekitarnya. Setelah proses pemulihan yang berlangsung selama lima hari, Marree Man kembali terlihat jelas dalam gambar satelit mulai 8 November 2016, dan untuk melihat keseluruhan lukisan ini, seseorang harus terbang pada ketinggian sekitar 914 meter di atas permukaan Bumi.
Meskipun lukisan ini menarik perhatian banyak orang, identitas penciptanya masih menjadi misteri. Berbagai teori bermunculan di masyarakat, dengan spekulasi bahwa Marree Man mungkin diciptakan oleh operator penerbangan wisata untuk menarik lebih banyak turis ke kawasan tersebut. Teori ini semakin diperkuat dengan meningkatnya permintaan layanan penerbangan wisata setelah penemuan Marree Man. Namun, muncul pula fenomena lain yang tak kalah misterius setelah penemuan lukisan ini. Surat-surat anonim yang diterima kantor media setempat diyakini berasal dari pencipta Marree Man, namun menunjukkan istilah yang tak lazim digunakan oleh warga asli Australia. Hal ini menambah ketertarikan publik terhadap siapa sebenarnya pencipta lukisan ini.
Di lokasi Marree Man, pihak berwenang juga menemukan sebuah lubang kecil yang berisi foto satelit lukisan tersebut, sebuah bendera Amerika Serikat, serta selebaran yang mengarah pada Branch Davidians, sebuah sekte di Amerika yang terkenal setelah dikepung oleh aparat pada tahun 1993. Penemuan ini membuat banyak orang berspekulasi lebih jauh tentang hubungan antara Marree Man dan kejadian-kejadian lainnya.
Lebih kontroversial lagi, pada Januari 1999, pihak berwenang menemukan bendera Amerika Serikat yang terkubur dekat titik tengah sosok dalam lukisan raksasa ini. Bendera tersebut disertai dengan simbol Olimpiade dan pesan yang menyatakan, “Sebagai bentuk penghormatan atas tanah yang dulunya mereka kenali. Pencapaian dalam penelusuran ini sungguh luar biasa, menjadi sumber rasa takjub dan kekaguman.” Penemuan ini menambah lapisan misteri dan kompleksitas pada makna di balik Marree Man.
Makna lukisan ini sendiri juga menjadi perdebatan. Walaupun terlihat seperti representasi laki-laki dari suku Aborigin, banyak kelompok Aborigin di sekitar daerah tersebut menolak pengakuan terhadap lukisan ini, berargumen bahwa hal itu tidak menghargai tanah leluhur mereka. Beberapa teori juga mengaitkan Marree Man dengan kehadiran makhluk luar angkasa atau sebagai respons terhadap komentar rasis yang menimpa masyarakat Aborigin.
Salah satu nama yang sering disebut-sebut sebagai kemungkinan pencipta Marree Man adalah Bardius Goldberg, seorang seniman yang menciptakan karya seni di Australia. Meski demikian, ia tidak pernah secara resmi mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya sebelum meninggal.
Keberadaan Marree Man tetap menjadi daya tarik bagi peneliti, turis, dan penggemar misteri di seluruh dunia. Meski banyak aspek mengenai lukisan ini yang masih belum terpecahkan, upaya untuk merawat dan melestarikannya menunjukkan bahwa Marree Man bukan hanya sekadar lukisan, melainkan simbol kuat dari rasa ingin tahu manusia dan hubungan mereka dengan budaya, sejarah, dan tanah yang menjadi saksi bisu dari sebuah karya seni raksasa yang tak lekang oleh waktu.