Selebriti Indonesia yang serba bisa, Raffi Ahmad, belakangan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial akibat keterlibatannya dalam sejumlah aktivitas politik yang dinilai tidak peka terhadap isu publik. Terlebih lagi, posisinya sebagai salah satu influencer terkenal di Tanah Air membuat banyak kalangan menilai bahwa dirinya memiliki andil dalam merusak tatanan demokrasi yang sudah dibangun.
Isu ini mencuat setelah Raffi Ahmad terlihat mendampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam sebuah unggahan di media sosial pada Kamis (22/8/2024). Dalam unggahan tersebut, Raffi hadir mengenakan kemeja biru untuk mendukung Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, yang juga merupakan anak Presiden Joko Widodo. Kegiatan yang mereka lakukan adalah dialog dengan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta kunjungan ke pasar tradisional di Bandung Barat.
Mengomentari unggahan tersebut, Zulkifli Hasan menulis, _”Kumaha damang barudak well? Sebagai yang paling senior, hari ini saya akan mengawal mas @gibran_rakabuming dan @raffinagita1717 menuju Bandung Barat untuk berdialog dengan pelaku UMKM dan mengunjungi pasar tradisional.”_
Pernyataan ini pun menimbulkan reaksi beragam di kalangan netizen. Banyak dari mereka menganggap bahwa keterlibatan Raffi dalam kegiatan tersebut menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat, di tengah isu besar seperti RUU Pilkada yang sedang menjadi sorotan publik. Tak sedikit yang mengajak untuk _”unfollow”_ atau berhenti mengikuti Raffi di media sosial sebagai bentuk protes atas tindakan serta sikap yang dianggap memudarkan semangat demokrasi.
Salah satu komentar menyentuh permasalahan ini berbunyi, _”Raffi kan ga peduli sama kesusahan rakyat. Dia cuma peduli sama uang, uang, dan uang.”_ Ini menunjukkan bahwa sebagian rakyat merasa Raffi harus lebih peka dalam memahami masalah yang dihadapi masyarakat, terlebih dengan posisinya sebagai figur publik.
Dalam konteks yang lebih luas, beberapa netizen bahkan menyatakan bahwa Raffi Ahmad berperan penting dalam rusaknya demokrasi di Indonesia saat ini. Seorang warganet menuliskan, _”Raffi Ahmad berperan penting dalam rusaknya demokrasi saat ini. Titip salam buat anak muda di sampingmu itu, sampaikan: negara ini milik rakyat bukan milik keluarga.”_
Pengkritikolan ini bukanlah hal baru. Raffi Ahmad sebelumnya juga pernah disorot karena keterlibatannya dalam kampanye politik dan kehadirannya di berbagai acara yang dikhususkan untuk para politisi. Hal ini menciptakan narasi bahwa influencer seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih sikap, terlebih ketika menyangkut kepentingan publik dan persoalan demokrasi.
Keterlibatan influencer dalam ranah politik memang sering menjadi sorotan. Di satu sisi, mereka dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu penting. Namun, di sisi lain, ketika tidak memilih jalan yang tepat, mereka juga dapat disebut sebagai pengganggu tatanan demokrasi yang ada. Dalam kasus Raffi Ahmad, banyak netizen merasa bahwa tindakan dan pernyataannya tidak mencerminkan kepedulian terhadap kondisi sosial dan politik saat ini.
Penting untuk dicatat bahwa fenomena unfollow yang dilakukan oleh netizen bukan hanya sekadar bentuk protes, tetapi juga merupakan salah satu cara rakyat menyampaikan aspirasi dan harapan mereka kepada para figur publik yang seharusnya bisa menjadi panutan. Tindakan ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kekuatan untuk berkomunikasi dan mengekspresikan pendapatnya melalui media sosial, terutama di era digital yang semakin maju.
Reaksi negatif dari masyarakat kepada Raffi Ahmad menandakan bahwa penggemar dan publik luas sangat memperhatikan tindakan serta pernyataannya. Keterlibatan Raffi dalam kelangsungan dialog dijagat politik dipandang sebagai hal yang sensitif, terutama dalam masa di mana banyak masyarakat merasakan dampak dari keputusan-keputusan politik yang diambil.
Sejumlah komentar juga menyebutkan tentang manipulasi politik yang sering kali menggunakan figur publik untuk meraih simpati masyarakat. Raffi Ahmad, yang dikenal sebagai entertainer, harusnya bisa lebih bijak dalam memilih posisi dan aktivitas yang dilakukannya. Hal ini penting agar tidak mengorbankan integritas dan kepercayaan masyarakat yang telah dibangun selama ini.
Dengan beragam kritik yang muncul, Raffi Ahmad tentunya perlu mengevaluasi kembali perannya sebagai influencer dan public figure. Apakah benar pernyataan serta tindakan yang diambilnya dapat memajukan demokrasi, atau justru sebaliknya, malah memperburuk persepsi masyarakat terhadap beliau.
Sebagai influencer besar di Indonesia, Raffi Ahmad memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai isu-isu sosial dan politik. Dengan setiap langkah, Raffi seharusnya bisa memainkan perannya untuk membawa dampak positif, baik dalam dunia hiburan maupun politik. Namun, tanggung jawab ini tidak hanya terletak pada bahunya, tetapi juga pada bagaimana masyarakat memberikan dukungan serta harapan akan kejelasan sikap yang harusnya diambil oleh para figur publik dalam menjalankan perannya.
Dalam konteks ini, penting bagi semua pihak, baik dari kalangan publik maupun influencer, untuk bersama-sama menyadari akan pentingnya keterlibatan aktif dalam menjaga kualitas demokrasi di Indonesia. Keterlibatan ini seharusnya tidak hanya bersifat seremonial, melainkan juga membawa kontribusi nyata untuk kemajuan bangsa yang lebih baik.