Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, menyampaikan ucapan selamat kepada menteri luar negeri Indonesia yang baru dilantik, Sugiono. Dalam konferensi pers yang diadakan pada 21 Oktober 2024, juru bicara Kemenlu Tiongkok, Lin Jian, mengungkapkan bahwa Wang Yi mengharapkan dapat menjalin kerja sama yang erat dengan Indonesia di bawah kepemimpinan Sugiono. Tiongkok sangat mementingkan pengembangan hubungan persahabatan dengan Indonesia, dan berharap untuk meningkatkan koordinasi dan kolaborasi kedua kementerian luar negeri.
Lin Jian menekankan pentingnya mengikuti arahan strategis dari kedua presiden, yang bertujuan untuk mencapai kemajuan dalam membangun komunitas Tiongkok-Indonesia yang memiliki masa depan bersama. Pernyataan tersebut menunjukkan komitmen Tiongkok untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia, terutama di era kepemimpinan baru Sugiono.
Sugiono, yang dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, menyatakan bahwa politik luar negeri Indonesia akan tetap berpegang pada tradisi dan konstitusi. Ia menegaskan bahwa Indonesia akan mempertahankan politik luar negeri yang bebas dan aktif, serta berupaya menjadi teman dan tetangga yang baik bagi seluruh negara di dunia. Sugiono juga mencatat pentingnya meminta hubungan baik antara Indonesia dengan Tiongkok dan Amerika Serikat. Ia menyatakan harapannya agar Indonesia dapat bertindak sebagai jembatan bagi kedua negara tersebut.
“Kita ingin menjalin kedekatan dengan Tiongkok dan Amerika Serikat,” ungkap Sugiono saat ditemui wartawan di Istana, Jakarta, pada 21 Oktober. Sugiono melanjutkan dengan mengatakan bahwa hubungan baik dengan kedua negara penting bagi stabilitas dan kemajuan region Asia Tenggara.
Tugas pertama Sugiono sebagai menteri luar negeri adalah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang akan berlangsung di Kazan. Ini adalah agenda luar negeri pertama bagi Sugiono setelah dilantik, dan ia menyadari perlunya banyak belajar dan beradaptasi dengan pos barunya. Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengindikasikan bahwa kolaborasi dengan mitra internasional dan regional akan menjadi fokus utama selama masa jabatannya.
Sementara itu, hubungan Tiongkok-Indonesia merupakan salah satu yang paling strategis di kawasan Asia Tenggara. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara telah memperkuat kerja sama di berbagai bidang termasuk perdagangan, pertanian, dan infrastruktur. Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia, dan investasi Tiongkok di Indonesia semakin meningkat seiring dengan semakin dalamnya hubungan bilateral yang terjalin.
Dalam percakapan sebelumnya, Lin Jian menyampaikan harapan Tiongkok untuk melakukan lebih banyak kolaborasi dengan Indonesia untuk mencapai tujuan-tujuan bersama dalam hal pembangunan dan stabilitas regional. “Kami percaya bahwa dengan kerja sama yang intim, kita dapat menghadapi tantangan yang dihadapi kedua negara di tingkat global,” ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan harapan Tiongkok untuk melibatkan Indonesia lebih dalam dalam kerangka kerja multilateral, termasuk dalam forum-forum regional dan internasional.
Selama pemerintahan sebelumnya, Indonesia telah berfokus pada penguatan hubungan dengan beberapa negara besar, termasuk Tiongkok. Sugiono menggarisbawahi pentingnya hubungan ini dan mengajak semua pihak untuk mendukung upayanya dalam menjalin hubungan yang lebih baik dengan semua negara, termasuk negara-negara besar seperti Tiongkok dan AS.
Dengan latar belakang geopolitik global yang semakin kompleks, ada tantangan tersendiri bagi Sugiono untuk menjalankan kebijakan luar negeri Indonesia. Ia berjanji untuk menggali lebih dalam potensi kerja sama dan menjalin dialog konstruktif dengan semua mitra strategis Indonesia. Bagi Sugiono, hal ini tidak hanya sebagai tantangan, tetapi juga sebagai kesempatan emas untuk memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan dunia.
Kehadiran Sugiono di arena internasional, terutama di KTT BRICS, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi citra Indonesia. Menurut analisis banyak kalangan, KTT BRICS menjadi platform penting untuk mendiskusikan berbagai isu global yang berkaitan dengan perekonomian, keamanan, dan kerjasama pembangunan. Pertemuan ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk menunjukkan komitmennya dalam membangun hubungan yang konstruktif dengan negara-negara ekonomi besar.
Dalam konteks yang lebih luas, kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok diharapkan dapat mendorong percepatan investasi dan perdagangan antar kedua negara. Peningkatan interaksi dan kerja sama akan mampu memberikan keuntungan strategis bagi kedua belah pihak. Masyarakat dan pelaku bisnis di Indonesia berharap bahwa pemerintahan baru ini dapat menghadirkan kebijakan yang lebih pro-investasi dan mendukung pengembangan sektor-sektor vital di domestik.
Secara keseluruhan, langkah awal yang diambil oleh Sugiono menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menjalankan politik luar negeri yang proaktif dan ramah, sambil tetap memperhatikan kepentingan nasional. Dalam situasi global yang dinamis, kesadaran akan pentingnya hubungan baik dengan negara-negara kunci seperti Tiongkok akan menjadi pilar utama dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa mendatang.
Tiongkok melihat Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan Asia Tenggara. Di tengah berbagai tantangan global dan kawasan yang terus berkembang, kolaborasi antara kedua negara diharapkan menjadi bermanfaat bagi keduanya dan mampu membuka peluang baru dalam berbagai sektor.