Indonesia

Mengungkap Asal Usul Istilah ‘Paus’: Mengapa Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Disebut Demikian?

Paus Fransiskus telah tiba di Indonesia pada Selasa, 3 September 2024. Kunjungan ini menjadi momen penting bagi umat Katolik di tanah air, mengingat pemimpin tertinggi Gereja Katolik ini dijadwalkan menghadiri serangkaian kegiatan selama berada di Indonesia. Selama kunjungannya, Paus akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, pada 4 September. Selanjutnya, ia akan menghadiri pertemuan antar agama di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 5 September dan berlanjut dengan pertemuan bersama penerima manfaat dari organisasi serta misa kudus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang akan diadakan pada pukul 17.00 WIB.

Namun, meskipun nama "Paus" kini kerap digunakan di berbagai media dan oleh umat Katolik di seluruh dunia, pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa pemimpin Gereja Katolik disebut "Paus"? Untuk memahami hal ini, penting untuk melihat lebih jauh ke belakang dan menelusuri asal mula dari istilah tersebut.

Asal Mula Istilah Paus
Istilah "Paus" mulai digunakan sebagai gelar untuk pemimpin tertinggi Gereja Katolik sejak abad ke-9. Kata "Paus" berasal dari bahasa Latin "Papa" dan bahasa Yunani Kuno "Pappas", yang berarti ‘Bapak’. Ini mencerminkan posisi Paus sebagai otoritas tertinggi dan sebagai spirituil leader dalam Gereja Katolik, serta penegasan perannya sebagai ‘ayah rohani’ bagi umat Katolik di seluruh dunia. Kehadiran istilah ini menandai pentingnya peran dan tanggung jawab pemimpin tersebut dalam kehidupan spiritual para pengikutnya.

Dalam bahasa Inggris, istilah "Paus" diterjemahkan menjadi "Pope". Meskipun terdengar berbeda, kedua istilah ini memiliki makna yang serupa. Di Indonesia, sebutan "Paus" berasal dari istilah Belanda "de Paus", yang juga diharapkan bisa dipahami sebagai pemimpin tertinggi dari agama Katolik.

Peran dan Tanggung Jawab Paus
Dalam ajaran Katolik, Paus dianggap sebagai penerus langsung Santo Petrus, yang merupakan kepala dari para Rasul dan dianggap sebagai Uskup Roma pertama yang ditunjuk oleh Yesus untuk memimpin gereja-Nya di Bumi. Lima tahun setelah kematian Yesus, Santo Petrus ditangkap dan dibunuh di Roma. Atas dasar sejarah ini, Paus memperoleh legitimasi dan kekuatan untuk memimpin gereja yang tertuang dalam catatan kitab suci.

Jabatan Paus tidak hanya penting dari sudut pandang spiritual tetapi juga dalam konteks struktural Gereja Katolik secara global. Paus bertanggung jawab untuk membimbing serta memelihara ajaran iman Katolik, mempertahankan tradisi, serta menjawab isu-isu yang dihadapi oleh umat Katolik di seluruh dunia. Dengan lebih dari 1,2 miliar umat Katolik di dunia, kepemimpinan Paus sangat berpengaruh dalam menentukan arah dan strategi pengembangan Gereja.

Selain berperan dalam konteks keagamaan, Paus juga memiliki peran penting sebagai pemimpin sekuler. Ia adalah kepala Negara Kota Vatikan, negara berdaulat yang terletak di dalam Kota Roma, Italia. Wilayah Vatikan, meskipun kecil, memiliki signifikansi yang sangat besar baik secara spiritual maupun politik, karena merupakan pusat dari kekuasaan Gereja Katolik. Peran Paus sebagai kepala negara juga mencakup urusan diplomatik dan hubungan internasional yang sering kali berhubungan dengan isu-isu kemanusiaan, perdamaian, dan keadilan global.

Paus Fransiskus, Pemimpin yang Modern
Saat ini, Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, menjabat sebagai Paus ke-266. Nama Fransiskus dipilih sebagai bentuk penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Assisi, seorang tokoh yang dikenal dengan komitmennya terhadap kemiskinan dan perlindungan lingkungan. Sejak diangkat menjadi Paus pada 2013, Fransiskus dikenal sebagai sosok yang membawa suara berbeda dan lebih inklusif dalam Gereja Katolik. Dia berkomitmen untuk menyuarakan isu-isu sosial, memperjuangkan keadilan bagi yang tertindas, serta menjalin hubungan baik dengan semua agama.

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia diharapkan bisa memberikan dorongan semangat bagi umat Katolik di tanah air, serta mendorong dialog antaragama di tengah keragaman budaya dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Dengan agenda yang padat, kunjungan ini merupakan kesempatan emas bagi umat Katolik untuk mendekatkan diri dengan pemimpin spiritual mereka.

Dalam konteks lebih luas, kunjungan ini juga mencerminkan upaya Paus Fransiskus untuk membangun jembatan komunikasi antarumat beragama dan mendorong semangat toleransi di seluruh dunia, terutama di negara yang multikultural seperti Indonesia. Di tengah tantangan dan perdebatan seputar isu sosial yang kompleks, suara Paus yang bijaksana diharapkan bisa memberikan inspirasi dan harapan bagi umat dan masyarakat luas.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button