Gaya Hidup

Mengejutkan! 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Meningkatkan Asam Lambung Anda

Sebagian besar dari kita mungkin merasakan sesak atau sensasi terbakar di dada setelah makan. Ini adalah gejala umum yang disebut sakit maag, atau lebih dikenal dalam istilah medis sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD). Menurut ahli diet Julie Lichtman dari Temple University Health System, refluks asam terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan akibat katup di antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup, terutama jika terjadi berulang kali. Menurut data dari Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal, sekitar 20% orang dewasa di Amerika mengalami GERD, dan beberapa faktor, seperti kehamilan, obat-obatan tertentu, serta gaya hidup yang tidak sehat, dapat meningkatkan risiko terkena kondisi ini.

Dalam konteks ini, terdapat beberapa kebiasaan yang sering kali diabaikan namun dapat memperburuk gejala refluks asam. Berikut adalah 5 kebiasaan mengejutkan yang dapat meningkatkan asam lambung.

Minum Lewat Sedotan – Banyak orang tidak menyadari bahwa menggunakan sedotan saat minum dapat berkontribusi pada masalah refluks asam. Ketika seseorang minum melalui sedotan, ia cenderung menelan lebih banyak udara yang dapat meningkatkan kembung dan tekanan dalam perut. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan. Agar terhindar dari refluks, sebaiknya hindari penggunaan sedotan dan minumlah langsung dari gelas.

Berbaring Tegak Saat Tidur – Postur saat tidur adalah faktor penting dalam pengelolaan refluks asam. Menggunakan bantal yang datar dapat menyebabkan lambung dan kerongkongan berada pada posisi sejajar, memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan. Idealnya, saat tidur, kepala sebaiknya dalam posisi lebih tinggi untuk mencegah gejala refluks. Mengganti bantal datar dengan bantal yang lebih tinggi atau menggunakan bantal wedge dapat membantu mencegah refluks saat tidur.

Mengenakan Pakaian Ketat – Pakaian yang ketat di sekitar area perut dapat meningkatkan tekanan, yang berpotensi memperburuk refluks asam. Tidak hanya celana, tetapi juga ikat pinggang atau shaper yang terlalu ketat dapat memberikan efek yang sama. Untuk mengurangi risiko refluks asam, disarankan untuk memilih pakaian yang lebih longgar, terutama setelah makan.

Postur Tubuh yang Buruk Saat Makan – Cara kita duduk dan postur tubuh saat makan juga berpengaruh terhadap risiko refluks asam. Postur tubuh yang buruk, seperti membungkuk saat makan, dapat memberi tekanan ekstra pada perut, sehingga memicu naiknya asam lambung. Usahakan untuk duduk tegak saat makan, dan jika mungkin, cobalah untuk tidak menyilangkan kaki atau memposisikan tubuh yang membuat perut tertekan.

Penggunaan Obat Bebas Secara Berlebihan – Banyak orang dapat terpicu gejala refluks asam akibat penggunaan obat bebas, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang mengandung ibuprofen. Obat ini dapat mengirikasi lapisan lambung sehingga meningkatkan risiko refluks. Penting untuk mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter dan secara bijak, serta mempertimbangkan alternatif pengobatan yang lebih aman.

Mengatasi refluks asam tidak selalu harus bergantung pada obat-obatan. Terdapat beberapa langkah praktis yang dapat diambil untuk mengelola dan mengurangi gejala. Beberapa tips berikut dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya refluks asam.

Makanlah dalam porsi kecil dan sering – Menghindari pengisian perut secara berlebihan sangat penting. Makan dalam porsi kecil namun sering dapat membantu menjaga tekanan dalam perut tetap minimal, yang pada akhirnya membantu mencegah naiknya asam lambung. Selain itu, konsumsi makanan yang mudah dicerna seperti oatmeal juga dapat membantu meredakan gejala refluks.

Hindari Berbaring Setelah Makan – Ada baiknya untuk menunggu setidaknya dua hingga tiga jam setelah makan sebelum berbaring. Ketika berbaring, gravitasi tidak lagi membantu menjaga makanan dan asam lambung tetap di dalam perut, sehingga meningkatkan risiko terjadinya refluks. Memberi waktu tubuh untuk mencerna makanan dengan baik adalah langkah penting dalam pengelolaan refluks asam.

Tinggikan Kepala Saat Tidur – Salah satu cara untuk mencegah refluks asam adalah dengan tidur dalam posisi kepala yang lebih tinggi. Menggunakan bantal wedge atau menambahkan bantal tambahan dapat membantu menjaga agar asam lambung tidak naik ke kerongkongan saat berbaring.

Hindari Mengenakan Pakaian Ketat – Memakai pakaian yang longgar tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga dapat membantu mencegah tekanan pada perut yang dapat memicu refluks asam. Menghindari pakaian dalam yang ketat juga dianjurkan untuk memberi ruang yang cukup bagi perut.

Dengan memahami dan menghindari kebiasaan yang dapat memperburuk refluks asam, serta menerapkan strategi pengelolaan yang tepat, banyak orang dapat mengurangi gejala yang mengganggu dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Edukasi tentang kebiasaan sehari-hari yang sepele namun berdampak ini sangat penting dalam membantu individu untuk lebih aktif menjaga kesehatan pencernaan mereka.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button