Setiap tanggal 11 Oktober diperingati sebagai Hari Anak Perempuan Internasional, sebuah momen penting untuk menyoroti dan memperjuangkan kesetaraan hak, terutama dalam bidang pendidikan. Di tengah dunia yang semakin maju, tantangan yang dihadapi oleh anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki masih tetap ada. Hal ini diungkapkan oleh organisasi kemanusiaan Save the Children Indonesia, yang menyerukan perlunya fokus pada kesetaraan akses pendidikan bagi anak perempuan.
Data menunjukkan bahwa partisipasi sekolah anak perempuan di Indonesia sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki, namun, ketimpangan masih terlihat jelas di berbagai daerah. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2023, di Sumba Barat, angka partisipasi sekolah anak perempuan usia 7-12 tahun tercatat 93 persen, sedangkan angka anak laki-laki mencapai 95 persen. Fenomena serupa juga terlihat di Surabaya dan Bandung. Di Surabaya, partisipasi anak perempuan adalah 96 persen, lebih rendah dibandingkan laki-laki yang mencapai 98 persen. Sementara itu, di Bandung, meskipun angka partisipasi anak perempuan dalam kelompok usia 7-12 tahun sedikit lebih tinggi, situasi berbalik untuk kelompok usia 13-15 tahun, di mana partisipasi perempuan tercatat sebesar 85 persen dibandingkan laki-laki yang 88 persen.
Kesenjangan dalam partisipasi pendidikan ini menjadi indikasi adanya penurunan prioritas untuk anak perempuan dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak hanya itu, berbagai faktor seperti kekerasan, tantangan ekonomi, dan dampak perubahan iklim semakin memperburuk keadaan. Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2024 menunjukkan bahwa 51,78 persen anak perempuan usia 13-17 tahun di Indonesia mengalami salah satu bentuk kekerasan dalam hidup mereka. Kekerasan ini menciptakan rasa takut dan berpotensi menghalangi mereka untuk melanjutkan pendidikan.
Dalam konteks ini, perlu ada upaya yang lebih terarah untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh anak perempuan. Pada tahun 2018, Save the Children Indonesia bekerja sama dengan Procter & Gamble (P&G) meluncurkan program We See Equal (WSE) di Jawa Barat. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pendidikan yang setara bagi anak perempuan dan laki-laki serta menciptakan lingkungan yang positif gender di sekolah.
Program WSE telah menunjukkan hasil yang signifikan. Pada tahun 2023, sekitar 300 murid atau sekitar 95 persen peserta telah memahami pentingnya kesetaraan pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Menariknya, 94 persen peserta menyadari bahwa semua pelajaran di sekolah dapat dipelajari oleh laki-laki dan perempuan tanpa membedakan gender. Keberhasilan program ini menandakan bahwa kalau pendidikan tentang kesetaraan gender diintegrasikan dengan baik di lingkungan sekolah, maka akan membuat dampak yang signifikan bagi anak-anak.
Selain itu, Focus Group Discussion (FGD) yang digelar pada tahun 2024 menunjukkan keberhasilan lebih lanjut dari program tersebut, di mana para peserta didorong untuk beradaptasi dan melanjutkan pendidikan, serta meningkatkan kepercayaan diri mereka. Meningkatnya kemampuan anak-anak untuk mengutarakan pendapat di hadapan orang dewasa adalah suatu langkah maju yang perlu diapresiasi.
Dengan adanya peringatan Hari Anak Perempuan Internasional, diharapkan akan muncul kesadaran yang lebih besar terhadap perlunya memberikan akses pendidikan yang sama bagi semua anak, tanpa memandang jenis kelamin. Kesetaraan pendidikan adalah hak asasi yang harus dipenuhi dan diperjuangkan oleh setiap elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan lembaga pendidikan. Melalui kolaborasi berbagai pihak, diharapkan pendidikan untuk anak perempuan akan semakin baik, lebih terjangkau, dan lebih inklusif.
Ada harapan bahwa setiap anak perempuan di Indonesia dapat menikmati hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan setara. Kesetaraan dalam pendidikan bukan hanya memberikan peluang yang lebih baik bagi anak perempuan, tetapi juga berkontribusi terhadap kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Ketika perempuan teredukasi dengan baik, mereka dapat berkontribusi lebih banyak terhadap ekonomi, kebudayaan, dan pembangunan sosial dalam masyarakat.
Di hari yang istimewa ini, mari kita bersama-sama mengingat dan memperjuangkan hak-hak pendidikan anak perempuan. Mari berdiskusi dan berusaha agar suara anak perempuan didengar dan mendapatkan tempat yang layak di dunia pendidikan. Hari Anak Perempuan Internasional ini seharusnya menjadi momentum bagi kita semua untuk bergerak menuju kesetaraan yang lebih baik bagi generasi mendatang.