Gaya Hidup

Media Asing Soroti Kesehatan Paus Fransiskus Usai Kunjungan 12 Hari di RI dan Negara Lain

Paus Fransiskus saat ini sedang menjalani kunjungan panjang selama 12 hari ke empat negara, dimulai dari Indonesia pada 2 September 2024. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk memperkuat pesan toleransi agama dan solidaritas sosial, namun menuai perhatian khusus dari media asing terkait kesehatan beliau yang mulai menua. Hal ini menjadi fokus utama mengingat Paus Fransiskus kini berusia 87 tahun dan mengingat kembali perjalanan udara yang cukup panjang selama tur ini.

Kunjungan ke Indonesia diwarnai kekhawatiran akan kondisi kesehatan Paus, terutama karena ia baru saja menyelesaikan serangkaian perawatan medis dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah laporan dari Catholic News Agency mengungkapkan riwayat kesehatan Paus yang meliputi serangan nyeri sciatic yang sering mengganggu, penyempitan usus besar akibat divertikulitis yang memerlukan operasi, serta operasinya pada bulan Juni 2023 untuk memperbaiki hernia. Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapinya, saat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Paus terlihat bugar dan semangat.

Sesaat setelah tiba di Indonesia, Paus Fransiskus menyambut hangat kedatangan dengan senyuman lebar ketika keluar dari pesawat. Dalam perjalanan dari bandara, beliau memilih mobil dengan merek lokal, Toyota Innova Zenix, yang mengindikasikan sikap sederhana dan dekat dengan masyarakat. Meski terlihat menggunakan kursi roda saat menyambut anak-anak yang mengenakan kostum tradisional, ia segera berdiri dan menggunakan tongkat saat bertemu Presiden Joko Widodo pada hari Rabu.

Dialog antara Paus dan Presiden Jokowi tidak hanya bertujuan untuk membahas hubungan bilateral, namun lebih jauh lagi menyoroti pentingnya dialog antaragama dalam menghadapi ancaman ekstremisme dan intoleransi. Dalam pidatonya setelah pertemuan, Paus menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi tantangan sosial bersama.

Di dalam agenda kunjungannya, Paus Fransiskus dijadwalkan mengadakan jeda dengan umat Katolik Indonesia di Katedral Jakarta. Dalam acara tersebut, beliau akan memberikan semangat sembari menyerukan perlunya perhatian terhadap isu sosial serta lingkungan. Pada waktu yang bersamaan, dia juga akan menandatangani deklarasi bersama dengan pemimpin agama lainnya yang berfokus pada pencegahan konflik dan pemulihan lingkungan.

Rangkaian acara ini juga termasuk misa besar di stadion sepak bola nasional yang kapasitasnya mencapai 80.000 penonton, di mana diharapkan bisa menarik ribuan umat Katolik untuk hadir. Kegiatan ini memperlihatkan betapa besar perhatian dan antusiasme masyarakat terhadap kunjungan pemimpin Gereja Katolik tersebut.

Meski banyak peristiwa dalam sejarah kesehatan Paus Fransiskus menjadi sorotan, seperti ketika dia terpaksa menggunakan kursi roda dalam beberapa kesempatan terakhir, dia selalu mampu menunjukkan energi dan komitmen yang luar biasa dalam menjalankan tugasnya. Di tahun 2022, misalnya, beliau mengungkapkan kepada publik bahwa dia mengalami masalah dengan lutut yang memaksanya untuk sering tidak tampil dalam acara publik. Namun, pendekatan dan sikap positifnya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Kehadiran Paus di Indonesia dan kesehatannya yang masih terlihat bugar menjadi pertanda baik, meskipun di ranah global, perhatian dan pengawasan terhadap kesehatan beliau akan berlanjut. Selama bertahun-tahun, Paus menjadi simbol harapan dan perubahan positif, dan tantangan kesehatan yang dihadapinya tidak menyurutkan semangatnya untuk menjangkau umat di seluruh dunia.

Tatkala media asing menyoroti kesehatan Paus selama tur ini, hal tersebut tidak hanya mencirikan kekhawatiran atas kesejahteraan seorang pemimpin agama, tetapi juga menunjukkan betapa vitalnya peran beliau dalam hubungan antaragama dan penciptaan suasana damai di dunia yang semakin terpecah. Paparan media tentang kesehatannya menunjukkan perhatian luas yang dimiliki oleh umat Katolik dan masyarakat global terhadap kegiatan yang dilakukan Paus.

Sebagai pemimpin spiritual, Paus Fransiskus selalu berupaya menyampaikan pesan pengharapan, kedamaian, dan cinta kasih, semua ini ditunjukkan dalam tulisannya dan tindakan sehari-harinya. Dalam menjalani tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik dan juga pejuang hak asasi manusia, Paus tidak pernah ragu untuk menunjukkan sikap terbuka terhadap tantangan yang dihadapi dunia saat ini.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dan negara-negara lain selama 12 hari ini diharapkan dapat memperkuat jembatan komunikasi antaragama dan mendorong masyarakat untuk bersatu dalam menghadapi tantangan global. Para pengamat melihat event ini sebagai momentum penting untuk menggugah kembali semangat toleransi di kalangan umat beragama dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini, seperti radikalisasi dan perubahan iklim yang semakin mendesak.

Dengan demikian, perjalanan Paus selama dua belas hari ini memunculkan harapan baru sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya kolaborasi lintas agama untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Kesehatannya yang tetap terjaga dan komitmennya yang tak kenal lelah dalam menjalankan perannya menunjukkan bahwa dia tidak hanya seorang pemimpin spiritual, tetapi juga simbol harapan yang terus menyala bagi banyak orang di seluruh dunia.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button