Media luar negeri, termasuk New York Times (NYT), telah melaporkan adanya dugaan keterlibatan Dinas Intelijen Israel (Mossad) dalam pengelolaan sebuah perusahaan pembuatan pager yang berbasis di Hungaria. Perusahaan tersebut, yang dikenal sebagai BAC Consulting, diduga bertanggung jawab atas penyebaran pager berisi bahan peledak yang meledak di Lebanon pada tanggal 17 September, mengakibatkan 12 orang tewas dan sekitar 2.800 lainnya mengalami cedera.
Menurut informasi yang diperoleh dari tiga sumber yang merupakan agen Israel, BAC Consulting bukanlah perusahaan independen, melainkan sebuah perusahaan cangkang yang didirikan oleh Mossad. Ketiga agen tersebut mengungkapkan bahwa Mossad juga mendirikan dua perusahaan cangkang lainnya untuk menutupi hubungan sebenarnya antara BAC Consulting dan Israel. Mereka menyatakan bahwa pager yang dipasok kepada kelompok Hezbollah di Lebanon dilengkapi dengan bahan peledak PETN, yang diimplikasikan sebagai bagian dari misi untuk mengeksekusi rencana yang lebih besar oleh Mossad.
Dari laporan tersebut, terungkap bahwa pager yang beredar di Lebanon mulai terdistribusi pada tahun 2022. Penyalurannya dipicu oleh imbauan dari pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, yang meminta anggotanya untuk menghindari penggunaan telepon genggam. Nasrallah mengkhawatirkan bahwa penggunaan telepon genggam dapat memudahkan pemantauan dan pelacakan oleh Israel. Dalam konteks ini, Mossad diduga merancang rencana untuk menginstal bom dalam alat komunikasi yang tidak dapat terdeteksi oleh pihak lawan, sehingga dapat diaktivasi kapan saja.
Pager yang meledak tersebut menggunakan logo perusahaan Taiwan, Gold Apollo. CEO BAC Consulting, Cristiana Barosny-Arcidiacono, dalam sebuah wawancara dengan NBC, menanggapi tuduhan tersebut dengan menyatakan bahwa perusahaannya tidak memproduksi pager dan hanya berfungsi sebagai perantara dalam distribusinya. Hal ini disanggah oleh pernyataan resmi dari Zoltan Kovacs, juru bicara Perdana Menteri Hungaria, yang juga menyatakan bahwa BAC Consulting tidak memiliki fasilitas produksi atau lokasi operasional di Hungaria, melainkan bertindak sebagai perusahaan perantara.
Pernyataan tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan keterangan dari CEO Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, yang menyebutkan bahwa perusahaan Taiwan tersebut telah bekerja sama dengan BAC Consulting selama tiga tahun dan mengizinkan mereka untuk memproduksi pager dengan logo perusahaan Taiwan tersebut. Ketegangan ini tampak semakin rumit ketika, setelah insiden, Hsu Ching-kuang dipanggil ke pengadilan di Taiwan untuk memberikan keterangan mengenai pager yang meledak, meskipun ia memilih untuk tidak mengajukan komentar kepada wartawan mengenai situasi ini.
Selain itu, Menteri Keuangan Taiwan juga menegaskan keyakinan bahwa komponen dari pager tersebut tidak diproduksi di Taiwan. Hal ini menambah teka-teki mengenai jejak produksi dan distribusi pager yang terlibat dalam ledakan tersebut. Hingga saat ini, pernyataan dari Barosny-Arcidiacono tentang keterlibatan BAC Consulting dalam proses manufaktur masih di bawah perhatian publik, khususnya terkait dengan dugaan keterlibatan Mossad.
Munculnya informasi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang bagaimana perusahaan-perusahaan cangkang beroperasi dan potensi risiko yang dihadapi oleh negara-negara ketika intelijen negara asing terlibat dalam jaringan pengadaan barang. Dan meskipun ada bantahan dari pihak-pihak yang terlibat, laporan-laporan yang beredar menciptakan suasana ketidakpastian di kawasan Timur Tengah, khususnya terkait dengan keamanan dan hubungan internasional.
Kegiatan intelijen yang dilakukan oleh negara seperti Israel melalui perusahaan-perusahaan cangkang menjadi sorotan, terutama dalam konteks konflik yang berkepanjangan di kawasan tersebut. Tindakan semacam ini berpotensi menambah ketegangan dan memicu ancaman lebih lanjut terhadap stabilitas di Lebanon dan sekitarnya. Insiden ini juga menjadi pengingat akan kompleksitas hubungan internasional dan bagaimana teknologi serta alat komunikasi dapat disalahgunakan dalam skenario konflik.
Penting bagi masyarakat internasional untuk memantau perkembangan situasi ini secara cermat dan mempertahankan dialog yang konstruktif demi menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan yang rentan terhadap tindakan kekerasan dan konflik bersenjata. Ke depan, bisa saja investigasi lebih lanjut dilakukan untuk memperoleh penjelasan yang lebih lengkap mengenai insiden ini dan untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat bertanggung jawab atas tindakan mereka.