Pengamat ekonomi digital memproyeksikan bahwa transaksi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 akan mengalami pertumbuhan melambat, yang dipicu oleh melemahnya daya beli masyarakat. Berbagai platform e-commerce, termasuk Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Blibli, diprediksi tidak akan mencatatkan performa yang sama baiknya seperti tahun sebelumnya saat memasuki momen promo besar pada tanggal kembar 10.10, 11.11, dan puncaknya di 12.12.
Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengemukakan bahwa pertumbuhan belanja online pada Harbolnas tahun ini akan melambat dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2023, pertumbuhan belanja online di bulan Desember mencatatkan angka sekitar 23,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Namun, Huda memperkirakan bahwa untuk tahun ini, pertumbuhannya tidak akan mencapai angka tersebut, melainkan berada di kisaran 22–23% saja.
“Penurunan ini mencerminkan adanya tekanan pada daya beli masyarakat, ditambah dengan kebijakan ‘berhemat’ yang mulai diterapkan oleh banyak individu dan perusahaan e-commerce. Ini akan menjadi salah satu faktor penghambat utama pertumbuhan belanja di Harbolnas,” kata Huda.
Dalam analisisnya, Huda mencatat bahwa produk-produk dengan harga tinggi seperti elektronik diperkirakan akan mengalami pelambatan penjualan yang signifikan. Sebaliknya, produk di kategori fashion dan beauty care diproyeksikan masih akan menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran dalam pola pengeluaran masyarakat, di mana konsumen cenderung lebih berhati-hati dalam memilih barang yang lebih mahal.
Seiring dengan mendekatnya Harbolnas 2024, Huda juga mengingatkan akan pentingnya keamanan data pelanggan. Kementerian dan pemerintah diwajibkan untuk tetap memprioritaskan perlindungan data konsumen. Huda menekankan bahwa platform-platform e-commerce harus meningkatkan keamanan siber mereka, karena jika tidak mematuhi standar yang ada, mereka dapat terjerat dalam permasalahan hukum.
Sementara itu, Shopee baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka mencatatkan peningkatan penjualan hingga lima kali lipat untuk brand lokal yang menggunakan fitur live streaming Shopee Live pada hari puncak kampanye 9.9 Super Shopping Day. Senior Director of Marketing Growth Shopee Indonesia, Monica Vionna, menyatakan bahwa lonjakan ini terjadi di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jember, Bandar Lampung, dan Lombok, menunjukkan bahwa antusiasme belanja masih ada meski dalam kondisi daya beli yang melemah.
“Sebagai kampanye yang menjadi pembuka rangkaian festival belanja akhir tahun, kami harap kampanye 9.9 telah menjadi destinasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen melalui ragam promo dan produk yang variatif,” tutur Monica. Dia juga menekankan bahwa upaya ini menjadi salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan bisnis serta berkontribusi positif pada perkembangan ekonomi digital Indonesia.
Kondisi ini menggambarkan dinamika berbelanja masyarakat di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk tekanan inflasi yang menggerogoti daya beli. Masyarakat kini menunjukkan pergeseran perilaku dalam berbelanja, lebih memilih produk dengan harga yang terjangkau dan beralih ke kategori yang dianggap lebih penting bagi mereka.
Data dari Asosiasi E-Commerce Indonesia menunjukkan bahwa dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sedang tidak stabil, banyak konsumen yang lebih memilih untuk mencari promo-promo menarik dan diskon besar untuk mengoptimalkan nilai belanja mereka. Dengan demikian, Harbolnas bukan hanya sekadar momen belanja, tetapi juga menjadi refleksi perilaku konsumen yang lebih bijaksana dan terukur.
Seiring dengan perkembangan ini, para pelaku industri e-commerce diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah. Ketahanan mereka untuk menghadapi tantangan di tengah ekonomi makro yang berfluktuasi menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menghadirkan inovasi serta layanan yang lebih baik kepada konsumen.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap cerdas dalam berbelanja, memilih produk yang diperlukan dan mempertimbangkan aspek-aspek keuangan mereka sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Dengan demikian, meskipun Harbolnas 2024 diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya, para pengamat percaya bahwa kesempatan untuk mengedukasi konsumen dan mengejar keberlanjutan dalam belanja online tetap ada.
Menuju Hari Belanja Online Nasional 2024, penting bagi semua pihak untuk mengetahui efisiensi dan keberlanjutan di era digital ini. Masyarakat yang berhemat di tengah suasana ekonomi yang menantang dapat menciptakan kondisi belanja yang lebih sehat dan berkelanjutan, membantu industri e-commerce untuk tetap bertahan dalam jangka panjang.