Teknologi

Marak AI Generatif, Teknik Pemasaran Harus Lebih Personal untuk Tingkatkan Engagement

Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) generatif menjadi faktor utama dalam perubahan strategi pemasaran di seluruh dunia, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Dengan adopsi teknologi ini yang semakin meluas, bisnis dituntut untuk menerapkan teknik pemasaran yang lebih personal dan relevan bagi masing-masing pelanggan mereka. Investasi AI generatif diperkirakan akan mencapai US$110 miliar dalam empat tahun ke depan, menurut International Data Corporation (IDC). Data ini menunjukkan besarnya potensi pasar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk meningkatkan interaksi dengan pelanggan.

WebEngage, sebuah platform pemasaran otomatis, menekankan bahwa revolusi dalam cara bisnis berinteraksi dengan pelanggan menjadi semakin mendesak. Mereka mengidentifikasi bahwa di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, perubahan dalam interaksi pemasaran perlu dilakukan seiring dengan semakin masifnya penggunaan AI generatif. Melalui sistem yang komprehensif, WebEngage bertujuan memfasilitasi pelaku usaha dalam memasarkan produk mereka dengan lebih personal dan efektif.

Hetarth Patel, Vice President of Growth Markets (MEA, Americas, APAC) di WebEngage, menjelaskan bahwa Indonesia dan Asia Pasifik merupakan pasar kunci bagi perusahaan, mengingat tingginya permintaan akan solusi interaksi pelanggan yang dipicu oleh perkembangan ekonomi digital yang pesat. Dalam kondisi pasar yang kompetitif seperti sekarang ini, pelaku bisnis semakin menyadari pentingnya interaksi yang dipersonalisasi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan serta mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Patel juga mengungkapkan bahwa bisnis yang menyasar segmen B2C perlu memanfaatkan teknologi, termasuk AI, untuk meningkatnya pengalaman pelanggan. Peningkatan dalam pengalaman pelanggan ini tidak hanya berpotensi meningkatkan kepuasan pelanggan, tetapi juga mendorong efisiensi operasional perusahaan. Selain itu, WebEngage telah membangun ekosistem mitra yang solid di wilayah Asia Pasifik, termasuk di Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina, dengan melibatkan berbagai entitas seperti Global System Integrators, Consulting Houses, dan Digital Marketing Agencies.

Namun, terdapat kesenjangan signifikan dalam adopsi AI generatif di kalangan pelaku usaha di Asia Pasifik. Banyak bisnis masih terbatas dalam menciptakan konten yang bersifat sangat personal dan melakukan eksperimen menggunakan teknologi ini. Kesenjangan tersebut dapat menghambat kemampuan perusahaan dalam merespons perubahan kebutuhan dan preferensi pelanggan secara efektif.

Menurut Patel, integrasi kemampuan AI dalam bisnis dapat meningkatkan kreativitas serta mencapai efisiensi yang lebih tinggi. Banyak mitra WebEngage dari berbagai industri telah melaporkan peningkatan pendapatan dan margin mereka hingga 40% setelah menerapkan pendekatan berbasis AI dalam strategi pemasaran mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa investasi dalam teknologi AI generatif bukan hanya investasi jangka panjang, tetapi juga bisa memberikan hasil yang cepat dan signifikan.

WebEngage melihat bahwa kurangnya pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan AI generatif menjadi tantangan bagi pelaku usaha di pasar. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada klien supaya mampu mengadaptasi dan memaksimalkan penggunaan teknologi ini. Pelatihan yang efektif akan membekali tim pemasaran dengan alat dan teknik yang diperlukan untuk menciptakan kampanye pemasaran yang lebih personal dan relevan.

Dalam suasana hati pemasaran yang semakin digital, pelanggan mulai mengharapkan interaksi yang tidak hanya cepat, tetapi juga relevan dan mewakili kepribadian mereka. AI generatif memfasilitasi transaksi bisnis yang lebih intim dengan pelanggan melalui analisis data besar yang diolah menjadi wawasan berharga. Dengan demikian, perusahaan dapat menawarkan solusi yang lebih tepat sasaran, meningkatkan engagement serta loyalitas pelanggan.

Misalnya, platform pemasaran yang menggunakan AI generatif dapat menganalisis perilaku kunjungan pelanggan di situs web dan merespons dengan menawarkan rekomendasi produk yang sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini tentunya berpotensi meningkatkan peluang konversi dan mendorong peningkatan penjualan.

Perkembangan teknologi yang pesat ini juga mendorong pelaku usaha untuk bertransisi dari pendekatan pemasaran massal menjadi metode pemasaran yang lebih tersegmentasi. Setiap interaksi bisa disesuaikan dan dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan dan preferensi individu, yang pada akhirnya membawa pada pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Berdasarkan analisis terhadap tren pemasaran saat ini, keterlibatan teknologi AI generatif bukan hanya soal efisiensi biaya, tetapi lebih pada kemampuan untuk terhubung secara emosional dengan pelanggan. Para pelaku bisnis yang mampu memahami dan menerapkan pendekatan ini menjadi pemenang dalam lanskap yang kompetitif, meningkatkan daya tarik mereka di mata konsumen.

Ke depan, penting bagi perusahaan untuk terus berinvestasi dalam teknologi dan pelatihan terkait AI generatif, sebab strategi pemasaran yang personalasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan suatu keharusan. Terutama dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen yang semakin mengedepankan kenyamanan dan relevansi.

Dengan potensi yang ditawarkan oleh AI generatif, bisnis di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memiliki peluang emas untuk memimpin dalam inovasi pemasaran. Implementasi strategi baru yang didukung oleh teknologi canggih ini akan memberikan keberlanjutan serta pertumbuhan yang diharapkan dalam era digital yang semakin kompleks.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button