Wanda Hamidah, mantan model yang kini menjadi politisi, resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari Partai Golkar pada Rabu, 21 Agustus 2024. Keputusan ini didasarkan pada kekecewaan yang dirasakannya sejak bergabung dengan partai berlambang Pohon Beringin tersebut selama dua tahun terakhir. Dalam pernyataannya yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Wanda menegaskan bahwa ia tidak ingin berada di sisi yang salah dalam sejarah.
Dalam unggahannya, Wanda menjelaskan bahwa ada sejumlah peristiwa politik yang membuatnya merasa kecewa dengan Golkar dan partai-partai politik di Indonesia secara umum. Salah satu sumber kekecewaannya adalah pelolosan beberapa undang-undang kontroversial yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Undang-Undang KPK dan Undang-Undang Cipta Kerja menjadi contoh nyata yang disorot Wanda, di mana ia merasa keputusan tersebut tidak sejalan dengan prinsip pemerintahan yang bersih dan pro-rakyat.
Kekecewaan Wanda tidak hanya berhenti di situ. Ia lebih lanjut mengungkapkan rasa frustasinya terhadap proses Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yang menurutnya dilakukan dengan cara-cara yang kurang patut. Dalam pandangannya, kontestasi politik menjelang Pilpres mencerminkan betapa rentannya partai-partai politik di Indonesia dikooptasi oleh kepentingan elite tertentu. Hal ini mendorong Wanda untuk merasa bahwa situasi politik saat ini sudah tidak sehat dan jauh dari semangat Reformasi 1998 yang pernah ia dukung.
Wanda meyakini bahwa keputusannya untuk keluar dari Golkar adalah langkah yang tepat. Ia menekankan komitmennya untuk berpihak kepada kebenaran, menjauhkan diri dari situasi yang bisa membuatnya terlibat dalam sejarah yang keliru. Dalam keterangannya, dia juga menyebutkan bahwa dirinya tidak akan bergabung dengan partai politik lain dalam waktu dekat. Bagi Wanda, saat ini banyak partai politik yang hanyalah representasi kekuasaan, yang semakin menjauhkan harapan untuk mengembalikan politik yang bersih dan jujur.
Karier Wanda Hamidah
Menelusuri perjalanan karier Wanda Hamidah, ia dikenal sebagai seorang presenter sekaligus politisi. Ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, lalu melanjutkan studi magister Notaris di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Wanda memulai karirnya di dunia modeling sejak remaja dan sempat dikenal sebagai cover girl di sebuah majalah pada tahun 1990-an, serta membintangi berbagai iklan dan sinetron.
Selama menjadi mahasiswa, Wanda aktif dalam organisasi dan menunjukkan sikap kritis terhadap pemerintahan Orde Baru. Ia merupakan salah satu saksi mata peristiwa penembakan mahasiswa Trisakti dan terlibat dalam demonstrasi mahasiswa untuk menggulingkan rezim Soeharto. Lulus dari Universitas Trisakti, Wanda bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan menjabat sebagai bendahara partai periode 2006-2010. Ia juga terpilih sebagai anggota DPRD DKI Jakarta dari 2009 hingga 2014.
Namun, kariernya di PAN tidak bertahan lama. Wanda terdepak dari partai tersebut selepas mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pemilihan Presiden 2014, berlawanan dengan sikap partai yang saat itu mendukung Prabowo Subianto. Setelah didepak, ia beralih ke Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Dia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2019, tetapi gagal terpilih.
Pada Oktober 2022, Wanda bergabung dengan Partai Golkar, tetapi belum genap tiga tahun, ia kembali memutuskan untuk mundur dari partai itu. Keputusan ini didorong oleh keyakinannya bahwa ia tidak ingin terjebak dalam sisi sejarah yang salah.
Reaksi Publik dan Sorotan Kembali pada Ancaman Demokrasi
Pengunduran Wanda dari Golkar juga menarik kembali perhatian pada tweet lawasnya yang mengingatkan akan ancaman terhadap demokrasi di Indonesia, yang ia unggah pada tahun 2014. Dalam cuitan tersebut, Wanda memperingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebebasan berekspresi dan hak untuk memilih pemimpin. Kini, seiring dengan perjalanan politik yang dialaminya dan situasi saat ini, cuitan tersebut kembali relevan dan mencerminkan kekhawatiran Wanda akan kondisi demokrasi yang semakin memprihatinkan.
Keputusan Wanda Hamidah untuk keluar dari Partai Golkar adalah langkah penting yang menggambarkan ketidakpuasan terhadap kondisi politik yang ada saat ini. Isi pernyataannya dan sikapnya yang tegas mencerminkan kebangkitan suara-suara kritis di kalangan politikus muda di Indonesia, yang menginginkan perubahan dan keadilan bagi rakyat.
Dengan langkah ini, Wanda menyiratkan bahwa politik seharusnya tidak hanya menjadi arena pertempuran kekuasaan, tetapi juga ruang bagi aspirasi rakyat yang membutuhkan perhatian dan dukungan nyata dari para pemimpin mereka. Langkahnya menambah deretan tokoh publik yang menggugah kesadaran masyarakat untuk bersikap lebih kritis terhadap keadaan politik di Indonesia.
Wanda Hamidah kini berusaha untuk menemukan jalan baru di luar batasan-batasan yang ditetapkan oleh partai politik, dengan harapan bisa melanjutkan kontribusinya bagi masyarakat tanpa terikat pada kepentingan-kepentingan politis yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya.