Jakarta: Dalam sepuluh tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembangunan bendungan di Indonesia telah menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan infrastruktur. Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan bahwa hingga tahun 2024, terdapat 44 bendungan yang telah diresmikan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Pembangunan bendungan bertujuan untuk mendukung pengelolaan sumber daya air, meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi risiko banjir, dan memanfaatkan potensi energi terbarukan.
Pengendalian Banjir yang Lebih Efektif menjadi salah satu manfaat utama dari pembangunan bendungan. Pembangunan bendungan seperti Bendungan Ciawi dan Sukamahi di hulu Sungai Ciliwung dirancang untuk mengurangi volume air yang mengalir menuju Jakarta saat musim hujan. Bendungan-bendungan ini berperan dalam mengatasi banjir, terutama di wilayah DKI Jakarta, dengan mengurangi debit air yang masuk ke sungai. Selain itu, Bendungan Karian dengan kapasitas tampung hingga 315 juta meter kubik juga berperan penting dalam mengurangi risiko banjir di wilayah hilir, terutama di Serang dan Rangkasbitung. Sementara itu, Bendungan Margatiga diproyeksikan dapat mereduksi banjir sebesar 83,10 meter kubik per detik, memberikan perlindungan tambahan bagi daerah seperti Bandar Lampung dan Lampung Timur.
Meningkatkan Produktivitas Pertanian Melalui Irigasi juga menjadi aspek penting dalam pembangunan bendungan. Irigasi yang stabil dari bendungan memungkinkan petani memperoleh pasokan air yang konsisten sepanjang tahun. Dengan cara ini, produksi pangan dapat dioptimalkan dan ketahanan pangan nasional dapat ditingkatkan. Sebagai contoh, Bendungan Margatiga diperkirakan memiliki kapasitas tampung sebesar 42 juta meter kubik dan mampu mengairi lahan pertanian hingga 16.500 hektare. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Lampung. Selain itu, Bendungan Cipanas di Jawa Barat juga berkontribusi dalam penyediaan air untuk irigasi di kawasan pertanian yang sangat bergantung pada air.
Sumber Energi Terbarukan menjadi keuntungan lain dari beberapa bendungan yang dikembangkan, yang difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Misalnya, Bendungan Karian di Banten memiliki potensi untuk menghasilkan listrik sebesar 1,8 megawatt melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH). Begitu juga dengan Bendungan Jatigede di Jawa Barat, yang berkontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi di kawasan tersebut. Pendekatan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target bauran energi terbarukan di Indonesia.
Potensi Pariwisata juga menjadi salah satu aspek yang berkembang seiring pembangunan bendungan. Misalnya, Bendungan Margatiga di Lampung direncanakan untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata air. Dengan pemandangan alam yang indah, bendungan ini berpotensi menarik perhatian wisatawan domestik dan internasional. Fasilitas rekreasi, olahraga air, dan wisata alam di sekitar bendungan diharapkan dapat memberikan kontribusi pada sektor pariwisata lokal. Bendungan Kuningan di Jawa Barat dan Bendungan Tugu di Jawa Timur pun memiliki potensi yang sama dalam menjadikan daerah tersebut sebagai tujuan wisata.
Menjaga Ketersediaan Air Baku juga merupakan salah satu manfaat yang tidak kalah penting. Pembangunan bendungan memainkan peran vital dalam memastikan pasokan air bersih, terutama bagi daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses. Bendungan Margatiga, misalnya, mampu menampung air baku hingga 2,31 juta meter kubik dan menyediakan air bersih sebesar 0,8 meter kubik per detik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya. Dalam konteks ini, pembangunan infrastruktur bendungan berperan dalam menjaga pasokan air yang stabil dan berkualitas, memberi dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dengan berbagai manfaat yang telah dirasakan oleh masyarakat, pembangunan bendungan menciptakan dampak yang signifikan dalam berbagai sektor, termasuk pengelolaan sumber daya air, pertanian, energi, pariwisata, dan penyediaan air bersih. Infrastruktur yang kuat dan fungsional ini menjadi pilar utama dalam pembangunan berkelanjutan yang diusung pemerintah.
Pembangunan bendungan yang menyeluruh dan terintegrasi menunjang ketersediaan sumber daya air, mengurangi risiko bencana, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Dalam konteks ini, perluasan upaya dan keberlanjutan proyek pembangunan bendungan akan semakin mengokohkan posisi Indonesia dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara optimal untuk kepentingan rakyat dan pembangunan nasional.