Gaya Hidup

Makan Sayur Hijau Bikin Asam Urat Makin Parah: Mitos atau Fakta yang Perlu Diketahui?

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan, banyak orang kini lebih memperhatikan pola makan mereka. Salah satu kondisi yang sering menjadi perbincangan adalah asam urat, penyakit yang sering kali menimpa mereka dari berbagai kalangan usia. Meskipun demikian, ada mitos yang berkembang di masyarakat bahwa makan sayur hijau bisa membuat asam urat semakin parah. Namun, apakah itu kebenaran atau sekadar mitos belaka?

Asam urat merupakan kondisi medis yang ditandai oleh nyeri di persendian, umumnya terjadi di bagian kaki, yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam tubuh. Kadar asam urat yang melebihi batas normal dapat menyebabkan serangan gout, di mana sendi-sendi mengalami peradangan, nyeri yang hebat, dan pembengkakan hingga membuat penderitanya kesulitan untuk bergerak. Penyakit ini tidak mengenal usia dan bisa menyerang siapa saja.

Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan, Dr. Fenda Adita, seorang dokter spesialis penyakit dalam dari RS Kariadi Semarang, menjelaskan bahwa asal-usul asam urat tidak hanya berasal dari faktor genetik dan gaya hidup, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan-makanan tertentu yang mengandung zat purin, ketika dikonsumsi berlebihan, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

Makanan yang mengandung purin tinggi biasanya dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, ada makanan yang sebaiknya sama sekali dihindari oleh penderita asam urat seperti jeroan, otak, dan daging merah. Selain itu, makanan dan minuman yang mengandung fruktosa atau pemanis buatan, serta minuman alkohol juga masuk kategori ini. Kedua, terdapat makanan yang harus dikurangi, seperti berbagai jenis seafood. Ketiga, dan yang paling menarik adalah sayuran hijau, yang justru masih diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh penderita asam urat.

Menurut Dr. Fenda, anggapan bahwa sayuran hijau bisa memicu kambuhnya asam urat adalah mitos yang tidak berdasar. "Kalau makan sayuran hijau sedikit kumat, bisa jadi karena tingkat asam uratnya sudah tinggi dan sudah ada tofus atau kristal pada sendi. Ini semua harus turun dan normal dulu," ungkapnya. Aktivitas ini menunjukkan bahwa jika kadar asam urat dalam tubuh berada dalam kondisi yang tidak normal, hampir semua jenis makanan bisa memicu kambuhnya asam urat.

Penting untuk dicatat bahwa makanan dan minuman manis, yang sering kali mengandung gula buatan, juga merupakan faktor yang jarang diperhatikan tetapi dapat memicu serangan asam urat. Mengurangi konsumsi gula buatan dan memperbanyak asupan air putih menjadi beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjaga kadar asam urat tetap stabil.

Untuk mengetahui tingkat asam urat dalam tubuh, Dr. Fenda menyarankan untuk melakukan pemeriksaan serum asam urat melalui tes darah sederhana. Hal ini penting karena batas normal kadar asam urat berbeda antara pria dan wanita. Secara umum, kadar di atas 6,5 hingga 6,8 mg/dL bisa menjadi tanda bahwa seseorang mulai mengalami masalah. Namun, tidak semua orang dengan kadar di atas angka tersebut langsung membutuhkan pengobatan, karena terkadang perubahan gaya hidup seperti olahraga dan diet yang sehat bisa cukup membantu.

Apabila serangan gout sudah terjadi, pengobatan medis perlu diambil untuk membantu meredakan gejala serta menurunkan kadar asam urat sesuai target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan asam urat tidak hanya berfokus pada penghindaran makanan tertentu, tetapi juga memerlukan pendekatan holistik terhadap gaya hidup yang lebih baik.

Dengan demikian, meningkatnya pemahaman mengenai hubungan antara pola makan dan asam urat dapat membantu masyarakat tidak hanya untuk menghindari mitos yang salah, tetapi juga untuk lebih memperhatikan apa yang mereka konsumsi demi kesehatan jangka panjang. Mengkonsumsi sayuran hijau, yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral, terbukti tidak hanya aman tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan secara umum.

Kesadaran untuk mendapatkan informasi yang akurat sangat penting dalam mengelola kesehatan, terutama bagi mereka yang menderita asam urat. Sebaiknya, penderita asam urat berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan informasi yang tepat dan strategis dalam mengatur makanan serta gaya hidup. Hanya dengan pemahaman yang dalam dan jelas, kita semua bisa berkomitmen untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button