Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) baru saja melaksanakan penyerahan hibah lahan seluas 2,5 hektare kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana, Bali. Penyerahan aset ini menjadi berita positif bagi masyarakat setempat, khususnya bagi masyarakat adat yang telah menantikan proses ini selama hampir setahun. Permohonan hibah ini diajukan oleh majelis adat melalui masyarakat desa adat di Kecamatan Negara, yang mencerminkan sinergi antara pemerintah dan tokoh adat dalam upaya pelestarian kebudayaan dan pelaksanaan kegiatan keagamaan.
Sekretaris Daerah Jembrana, I Made Budiasa, menegaskan bahwa penyerahan ini merupakan pencapaian penting bagi masyarakat adat yang membutuhkan tempat untuk melaksanakan upacara-upacara keagamaan. "Akhirnya penantian lama yang hampir setahun ini dimohonkan oleh masyarakat adat dapat terpenuhi," ungkapnya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 18 Oktober 2024. Lahan yang dihibahkan tersebut direncanakan akan digunakan sebagai lokasi untuk berbagai kegiatan keagamaan dan peribadatan umat Hindu di Kabupaten Jembrana.
Lahan hibah yang diberikan KKP tidak hanya lahan kosong, namun juga mencakup bangunan yang ada di atasnya. Total nilai hibah lahan, termasuk bangunan dan fasilitas lain yang tersedia, mencapai Rp1,8 miliar. Dari total nilai tersebut, lahan itu sendiri diperkirakan memiliki nilai pasar sekitar Rp1,2 miliar, sementara tugu permanen yang ada di atas tanah itu memiliki nilai sebesar Rp634,5 juta. Dengan adanya hibah ini, masyarakat setempat tidak hanya mendapatkan akses ke tempat yang lebih baik untuk melaksanakan upacara, tetapi juga menunjukkan dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya dan spiritualitas masyarakat adat.
Pemkab Jembrana telah berkomitmen untuk mengelola aset yang diterima dari KKP dengan sebaik-baiknya. Budiasa menekankan pentingnya pemeliharaan dan pengamanan aset tersebut sesuai dengan apa yang tertuang dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) dan naskah perjanjian hibah. "Kami akan melakukan penatausahaan, menggunakan, memelihara, melakukan pengamanan, dan hal lain sesuai dengan kewajiban penerima hibah dengan sebaik-baiknya," lanjutnya. Komitmen ini tidak hanya menunjukkan tanggung jawab pemerintah daerah tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan aset publik.
Persetujuan hibah lahan ini menjadi langkah baik untuk mendukung keberlangsungan kegiatan keagamaan di Kabupaten Jembrana. Masyarakat Hindu di daerah ini dapat menggunakan lokasi tersebut untuk melaksanakan upacara dan ritual-ritual penting yang menjadi bagian dari tradisi dan budaya mereka. Hibah ini juga diharapkan akan berkontribusi pada peningkatan rasa kebersamaan dalam komunitas dan penguatan nilai-nilai adat yang sudah menjadi warisan dari generasi ke generasi.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan potensi daerah melalui peran lembaga adat dan memberikan ruang bagi keberadaan budaya lokal. Selain itu, dengan adanya hibah ini, Pemkab Jembrana dapat lebih optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal tempat ibadah dan perayaan.
Seluruh proses yang mengarah pada penyerahan hibah ini membutuhkan kerjasama yang baik antara pemangku kepentingan di daerah, termasuk masyarakat, pemerintah daerah, dan kementerian terkait. Proses administrasi yang panjang dan negosiasi yang melibatkan berbagai pihak menunjukkan komitmen semua pihak untuk mewujudkan tujuan bersama. Hal ini merupakan contoh positif dari partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan daerah dan pengelolaan aset negara.
Dengan pemberian lahan hibah seluas 2,5 hektare ini, diharapkan dapat mendorong lebih banyak inisiatif serupa yang berfokus pada dukungan terhadap adat serta kegiatan spiritual lainnya. Selain itu, keberadaan lahan baru ini akan membantu mempertahankan kegiatan-kegiatan tradisional yang selama ini menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Jembrana.
Sementara itu, melalui kegiatan keagamaan yang akan dilaksanakan di lahan ini, diharapkan akan muncul pula potensi pariwisata yang dapat berkontribusi terhadap ekonomi lokal. Pemkab Jembrana melihat peluang untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung akses transportasi menuju lokasi tersebut, yang pada gilirannya dapat menarik wisatawan yang tertarik untuk belajar tentang budaya dan tradisi masyarakat Jembrana.
Masyarakat setempat mengekspresikan rasa syukurnya atas hibah ini, meyakini bahwa keberadaan lahan baru ini akan membawa berkah bagi mereka dan generasi yang akan datang. Dengan rasa kebersamaan yang kuat, masyarakat Jembrana berharap untuk dapat melestarikan warisan budaya mereka melalui upacara-upacara yang dijadwalkan di lokasi yang baru dihibahkan.
Hibah lahan 2,5 hektare dari Kementerian Kelautan dan Perikanan ini bukan hanya sekadar penyerahan aset, tetapi juga simbol kemitraan antara pemerintah dan masyarakat adat untuk menjaga nilai-nilai kearifan lokal. Melalui langkah ini, harapan besar terjalin untuk menciptakan ruang yang lebih baik bagi pertumbuhan spiritual dan budaya di Kabupaten Jembrana.