Pendidikan

Mahasiswa UGM Teliti Khasiat Bawang Dayak Sebagai Obat Alternatif Kanker Lidah

Penemuan menarik datang dari Tim Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berhasil mengembangkan potensi bawang dayak sebagai alternatif penyembuhan kanker, khususnya kanker lidah. Penelitian ini dilakukan dalam kerangka Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) dan melibatkan lima mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Kedokteran Gigi, Biologi, dan Farmasi. Mereka berada di bawah bimbingan Prof. drg. Supriatno, M.Kes., MD.Sc.,Ph.D, yang merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi UGM.

Kanker lidah merupakan salah satu jenis kanker yang berkembang akibat aktivitas gen proto-onkogen, yang menyebabkan proliferasi sel yang tidak terkontrol serta inhibisi dari gen supresor tumor. Proses ini mengakibatkan pertumbuhan sel kanker yang bisa bersifat jinak atau ganas. Dalam banyak kasus, kanker lidah terdiagnosis pada tahap lanjut yang mengakibatkan keterlambatan dalam penanganannya. Sehingga, mencari solusi efektif dan aman menjadi sangat krusial dalam dunia medis saat ini.

Tim peneliti menemukan bahwa bawang dayak yang berasal dari Kalimantan mengandung senyawa aktif seperti isoliquiritigenin, isoeleutherine, flavonoid, dan oxyresveratrol, yang memiliki sifat antioksidan kuat. Anggota tim, Ribka Wijayanti, menjelaskan bahwa bawang dayak perlu diolah menggunakan metode khusus untuk mendapatkan hasil maksimal dalam pengobatan kanker. Ia menegaskan bahwa hanya dengan menggunakan metode ekstraksi konvensional, manfaat dari senyawa-senyawa tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.

Metode inovatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Plant Derived-Exosome Like-Nanoparticle (PDENs). Metode ini mampu melepaskan bagian kecil sel yang berfungsi untuk berkomunikasi antar sel dan mengatur sistem imun tubuh dalam melawan patogen. Penelitian dimulai dengan mengisolasi PDENs dari bawang dayak menggunakan teknik presipitasi berbasis polimer. Hasil dari proses ini adalah larutan PDENs yang kaya akan senyawa bioaktif.

Uji coba lebih lanjut dilakukan pada sel kanker lidah manusia. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah sel kanker yang hidup mengalami penurunan yang signifikan, yang disebabkan oleh proses apoptosis (kematian sel terprogram) dan proliferasi sel yang terhambat pada konsentrasi PDENs bawang dayak yang lebih tinggi. Dwina Aulia, anggota tim lainnya, menyatakan bahwa penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ekstrak bawang dayak yang diolah dengan metode PDENs mampu menghambat dan membunuh sel kanker lidah dengan efektif.

Penting untuk dicatat bahwa meski hasil penelitian ini menjanjikan, saat ini penelitian masih berada pada tahap uji pre-klinik. Namun, jika penelitian ini diteruskan dan diperluas, bisa jadi bawang dayak menjadi salah satu komponen dalam pengobatan oral herbal yang lebih aman dan efektif. “Kolaborasi antardisiplin ilmu dalam penelitian ini menginspirasi kami untuk menjelajahi potensi alam yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia,” ungkap Dwina.

Selain sebagai bahan penelitian, bawang dayak juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Saat ini, tanaman ini mulai dibudidayakan di berbagai daerah, termasuk oleh petani di Danurejan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Budidaya bawang dayak tergolong mudah dan dapat dipanen dalam waktu enam bulan setelah penanaman. Potensi ini bisa dimanfaatkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Ketersediaan bawang dayak yang melimpah dan kemampuannya untuk tumbuh liar di hutan Kalimantan memberikan keuntungan tersendiri dalam penelitian ini. Dengan pendekatan yang tepat, bawang dayak dapat menjadi solusi alternatif dalam pengobatan kanker, menjadikan penelitian ini sangat relevan di tengah tantangan dunia kesehatan modern.

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UGM ini mencerminkan kolaborasi yang efektif antara pendidikan tinggi dan industri kesehatan. Keberhasilan mereka dalam meneliti khasiat bawang dayak membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut dan aplikasi praktis yang dapat memberikan kontribusi positif bagi penanganan kanker di Indonesia. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat memberikan inspirasi bagi penelitian selanjutnya mengenai pemanfaatan potensi tanaman lokal lainnya dalam pengobatan tradisional yang berbasis pada bukti ilmiah.

Dengan potensi yang sangat besar baik dalam bidang kesehatan maupun ekonomi, bawang dayak tidak hanya menjadi sekadar bahan alami, tetapi juga diharapkan mampu memposisikan diri sebagai salah satu alternatif dalam pengobatan kanker lidah dan penyakit lainnya di masa depan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button