Seorang pria berusia 66 tahun berinisial A mengejutkan banyak orang setelah melakukan percobaan bunuh diri di kolam Bundaran HI, Jakarta, pada Minggu pagi, 6 Oktober 2024. Kejadian ini menarik perhatian masyarakat umum dan petugas setempat, yang segera memberikan respons untuk menyelamatkan pria lansia tersebut.
Kronologi kejadian berawal pada pukul 07.48 WIB, ketika A menceburkan diri ke dalam kolam di Bundaran HI. Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi Satpol PP, Adi Krisno, setelah A berada di dalam kolam, ia tidak kunjung keluar dan menolak berbagai ajakan petugas dan masyarakat untuk kembali ke tepi. upaya bujukan dari masyarakat dan petugas Satpol PP tidak membuahkan hasil. Hingga pukul 08.00 WIB, A tetap menolak untuk naik ke atas meskipun kondisinya terlihat lemah dan pucat.
Dalam keterangannya, Adi Krisno menjelaskan bahwa kondisi A yang semakin mengkhawatirkan membuat petugas harus mengambil tindakan cepat untuk evakuasi. "Karena kondisi A yang terlihat lemas dan pucat, sejumlah petugas Satpol PP langsung mengevakuasi A dari kolam," ujarnya. Tindakan ini sangat penting mengingat waktu yang berjalan dengan cepat, dan kesehatan A semakin terancam.
Setelah berhasil dievakuasi, A kemudian dibawa dengan menggunakan ambulans Dinas Kesehatan DKI Jakarta ke RS Tanah Abang untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Proses evakuasi berjalan dengan cepat dan terkoordinasi, yang menjadi bukti kesigapan petugas dalam menghadapi situasi darurat. Alhamdulillah, pasca-evakuasi, kondisi A dilaporkan sudah mulai membaik dan kini dalam masa pemulihan di rumah sakit.
Salah satu hal yang perlu dicatat dari peristiwa ini adalah diduga A mengalami depresi disebabkan oleh masalah keluarga yang dihadapinya. Anggapan ini dicantumkan oleh Adi Krisno, yang menyatakan, "Diduga, A nekat menceburkan diri karena mengalami depresi karena masalah keluarga." Ini menunjukkan pentingnya perhatian terhadap isu kesehatan mental, terutama di kalangan lansia yang sering kali menghadapi tantangan emosional dan sosial yang berat.
Pentingnya penanganan bagi individu yang berisiko bunuh diri mencuat seiring dengan kejadian ini. Masyarakat, terutama keluarga dan dekat dari individu lansia, perlu lebih peka terhadap tanda-tanda depresi yang mungkin dialami. Pengalaman A adalah pengingat bahwa setiap individu berhak untuk mendapatkan perhatian dan perawatan yang tepat jika mereka berjuang dengan masalah mental.
Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan petugas untuk bertindak cepat dalam situasi darurat. Dengan adanya kerjasama cepat antara warga dan Satpol PP, nyawa seseorang dapat diselamatkan. Misalnya, suasana kebersamaan saat beberapa orang yang ada di lokasi berupaya membujuk A untuk keluar dari kolam, merupakan contoh nyatanya.
Seiring dengan bertambahnya populasi lansia di masyarakat kita, penting untuk mendiskusikan isu-isu terkait kesehatan mental, serta menyediakan jalur dukungan bagi mereka yang membutuhkannya. Seperti yang diungkapkan oleh Ahli Kesehatan Mental, banyak lansia yang merasa kesepian dan terisolasi, yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Dari evaluasi awal, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan membangun lingkungan yang mendukung bagi para lansia. Misalnya, melalui program komunitas yang melibatkan mereka dalam kegiatan sosial, dapat membantu mengurangi perasaan terasing dan depresi. Edukasi juga menjadi kunci, baik untuk keluarga maupun masyarakat, agar dapat mengenali tanda-tanda depresi serta memberikan dukungan yang diperlukan.
Ke depannya, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisasi dengan adanya kesadaran dan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya kesehatan mental di kalangan masyarakat, terutama bagi kelompok lansia. Melalui tindakan preventif dan respons yang cepat, kita dapat berkontribusi untuk menjaga kesejahteraan mental dan emosional bagi mereka yang paling rentan.
Kondisi A yang kini sudah membaik dan berada dalam masa pemulihan menjadi harapan bahwa individu yang mengalami depresi dan masalah serupa tetap bisa mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Kesigapan petugas dalam menanggapi situasi darurat menjadi teladan dan pengingat bahwa kerja sama dan kesigapan serta perhatian terhadap kesehatan mental adalah kunci untuk mencegah tragedi di masa mendatang.