Ketika berbicara mengenai radiasi luar angkasa, banyak orang mungkin beranggapan bahwa masalah ini hanya berdampak pada para astronot di luar angkasa. Namun, radiasi ini ternyata memiliki dampak yang juga dapat dirasakan di Bumi. Ketika aktivitas matahari meningkat, sering kali melalui fenomena yang disebut semburan solar atau coronal mass ejections (CME), energi besar yang dilepaskan ini dapat mencapai Bumi dan memengaruhi kondisi cuaca luar angkasa. Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas tinggi dari matahari telah mengakibatkan tampaknya aurora terlihat di berbagai belahan dunia, bahkan di tempat-tempat yang biasanya tidak pernah menyaksikannya. Fenomena ini adalah salah satu contoh nyata dari dampak cuaca luar angkasa.
Wilayah Rawan Terhadap Radiasi Luar Angkasa
Menurut penelitian terbaru yang dipresentasikan di National Astronomy Meeting di Britania Raya pada tahun 2024, dua kota di Amerika Serikat diidentifikasi sebagai yang paling rentan terhadap cuaca luar angkasa: Washington D.C. dan Milwaukee, Wisconsin. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kota-kota ini berisiko tinggi akibat geomagnetic storms, terutama karena infrastruktur daya mereka yang dapat terganggu oleh radiasi yang meningkat.
Doktor Lauren Orr dari British Geological Survey menjelaskan bahwa kerentanan kota-kota ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor. Salah satunya adalah konduktivitas listrik tanah di daerah tersebut. Ketika geomagnetic storms terjadi, arus auroral dapat terpengaruh oleh kondisi fisik tanah dan pola konstruksi jaringan listrik di area tersebut. Ini menjadikan kota-kota tersebut lebih berisiko mengalami gangguan pada sistem kelistrikan mereka.
Dampak pada Infrastruktur
Dampak negatif dari geomagnetic storms ini tidak hanya dirasakan oleh satelit yang terbang tinggi di angkasa, tetapi juga pada sumber daya dan infrastruktur di permukaan Bumi. Misalnya, pemadaman jaringan listrik dapat terjadi akibat arus geomagnetik yang diinduksi, yang secara langsung merusak peralatan di stasiun listrik dan memengaruhi pasokan energi ke ribuan rumah dan bisnis. Potensi kerugian ini menjadi perhatian serius bagi kota-kota besar, yang sangat bergantung pada sistem kelistrikan untuk operasional sehari-hari mereka.
Upaya Melindungi Kota dari Radiasi Luar Angkasa
Saat ini, para ilmuwan tengah berfokus pada upaya untuk memprediksi kondisi cuaca luar angkasa agar bisa meminimalkan dampaknya. Sayangnya, hingga saat ini belum ada cara untuk menghentikan radiasi luar angkasa atau mengurangi aktivitas matahari. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut ditujukan untuk memahami pola dan meningkatkan kemampuan prediksi. Badan seperti National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) telah membentuk pusat pemantauan untuk informasi tentang aktivitas matahari dan memberikan peringatan pada kemungkinan terjadinya geomagnetic storms. Namun, peringatan ini sering kali datang terlambat, setelah aktivitas mencapai puncaknya.
Teknik Baru dalam Mengidentifikasi Risiko
Para peneliti juga menggunakan teknik baru dalam upaya mengidentifikasi infrastruktur yang paling rentan terhadap kerusakan akibat badai matahari. Salah satu metode yang digunakan adalah ilmu jaringan (network science) untuk mendeteksi adanya bahaya, seperti geomagnetically induced currents (GICs). Teknik ini bertujuan mengenali titik-titik lemah dalam jaringan kelistrikan sehingga tindakan pencegahan dapat diambil untuk mengurangi dampak kerusakan. Penekanan pada identifikasi titik lemah ini adalah bagian penting dari strategi keseluruhan untuk melindungi infrastruktur penting, khususnya di kota-kota berisiko tinggi seperti Washington D.C. dan Milwaukee.
Sebagai penutup, meskipun perasaan ketidakampuhan terhadap masalah yang diakibatkan oleh radiasi luar angkasa mungkin wajar, pemahaman yang lebih baik tentang fenomena ini, serta upaya untuk memprediksi dan melindungi infrastruktur, menjadi langkah penting menuju ketahanan kota di masa depan. Konsekuensi dari geomagnetic storms dapat dihindari dengan persiapan yang matang serta teknologi yang tepat, menjaga masyarakat dan infrastruktur dari kerusakan yang tidak diinginkan. Dengan terus mengembangkan pengetahuan dan kemampuan kita dalam memahami fenomena ini, kita dapat lebih siap menghadapinya di tahun-tahun mendatang.