Dunia

Korban Tewas Serangan Rusia di Poltava Ukraina Meningkat Jadi 51 Orang

Jumlah korban tewas akibat serangan berupa dua rudal balistik Rusia di Poltava, Ukraina, pada Selasa lalu, meningkat menjadi 51 orang, dengan lebih dari 200 orang mengalami luka-luka. Ini merupakan salah satu serangan paling mematikan yang diluncurkan Rusia sejak awal perang pada Februari 2022, dan insiden ini telah menambah derita bagi masyarakat Ukraina yang terus berjuang dalam situasi konflik berkepanjangan.

Menurut laporan otoritas setempat, kedua rudal tersebut menghantam secara tepat di akademi militer dan sebuah rumah sakit yang terletak tidak jauh dari lokasi. Eksplosi mengguncang gedung utama Institut Komunikasi Militer Poltava, menyebabkan beberapa lantai gedung runtuh. "Orang-orang terjebak di balik reruntuhan. Banyak yang selamat," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah video yang diunggah di saluran Telegram, menunjukkan kepeduliannya dan memerintahkan agar dilakukan penyelidikan menyeluruh atas serangan ini.

Di lokasi kejadian, pemandangan yang mengerikan terlihat dengan serpihan bata berserakan di dalam gerbang akademi yang tertutup dan genangan darah terlihat di luar area pada beberapa jam setelah serangan. Seorang saksi bernama Yevheniy Zemskyy mengungkapkan ketakutannya akan keselamatan anak-anak dan warga Poltava lainnya. "Saya mendengar ledakan… Saya sedang berada di rumah saat itu. Ketika saya meninggalkan rumah, saya menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang jahat dan buruk," tuturnya, menekankan pentingnya solidaritas di tengah tragedi tersebut.

Dalam pernyataannya, Filip Pronin, gubernur wilayah Poltava, menyebutkan bahwa pada malam hari setelah serangan, jumlah korban tewas sudah mencapai 51 orang. Ia juga melaporkan bahwa 219 orang mengalami luka-luka, dan sekitar 18 orang mungkin masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Senada dengan pronin, laporan lebih lanjut menyebutkan bahwa serangan ini telah merusak sepuluh gedung apartemen dan mendorong lebih dari 150 orang mendonorkan darah untuk membantu para korban.

Serangan ini bukan hanya meninggalkan korban jiwa dan mereka yang terluka, tetapi juga menggambarkan tragedi besar bagi kota Poltava dan seluruh Ukraina. Pronin mengumumkan tiga hari berkabung untuk mengenang para korban dan merasakan duka yang mendalam bersama warga. “Ini adalah tragedi besar bagi kami,” tegasnya, menunjukkan dampak emosional dan sosial yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.

Akademi Poltava sendiri memiliki peran penting dalam pelatihan para perwira yang mengkhususkan diri dalam bidang komunikasi dan elektronik, serta operator pesawat nirawak. Keahlian yang diperoleh di akademi tersebut menjadi sangat bernilai dalam konteks perang modern, di mana penguasaan medan perang elektronik memegang peranan kunci dalam strategi militer.

Serangan ini semakin memperburuk situasi di Ukraina yang sudah dalam kondisi genting. Masyarakat terus beradaptasi dengan realitas hidup di bawah ancaman serangan, sementara negara-negara dan organisasi internasional bersolidaritas dengan Ukraina. Dalam konteks yang lebih luas, masyarakat internasional kembali mendesak agar Rusia bertanggung jawab atas tindakan yang dianggap melanggar hukum internasional ini.

Sejak invasi Rusia dimulai, sudah banyak serangan yang mengorbankan jiwa dan merusak infrastruktur Ukraina. Setiap serangan baru hanya menambah luka dan penderitaan bagi populasi yang sudah tertekan oleh kondisi perang. Foto-foto yang beredar dari lokasi kejadian menggambarkan kekacauan dan kesedihan di tengah reruntuhan, menggugah perasaan solidaritas dari seluruh dunia.

Sementara itu, pemerintah Ukraina terus melakukan upaya untuk menyelamatkan dan membantu warga yang terjebak serta menguburkan para korban. Ini menjadi bagian dari tanggung jawab mereka dalam mengelola dampak dari tindakan agresif yang dilakukan oleh Rusia. Apresiasi terhadap keberanian tim penyelamat dan para dokter yang bekerja di rumah sakit terus mengalir, menunjukkan semangat yang tak padam di tengah badai yang berkepanjangan.

Dalam situasi yang penuh tantangan ini, Ukraina tetap bertekad untuk bertahan dan melawan. Para pemimpin dunia dan organisasi kemanusiaan diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih besar untuk membantu Ukraina menjaga kedaulatannya dan melindungi rakyatnya dari ancaman lebih lanjut.

Dengan terus meningkatnya jumlah korban jiwa akibat serangan ini, harapan untuk perdamaian dan resolusi konflik yang damai tampaknya semakin redup. Narasi internasional terhadap perlunya dukungan bagi Ukraina menjadi semakin kuat, seiring dengan meningkatnya keprihatinan global terhadap situasi yang berkelanjutan di kawasan tersebut. Masyarakat dunia terus mengawal perkembangan ini agar tidak terlupakan di tengah hiruk-pikuk yang ada, dan berjuang untuk kebebasan serta martabat rakyat Ukraina yang menjadi korban konflik berlarut-larut.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button