Dunia

Konsulat RI Tawau Kenalkan Budaya dan Kuliner Nusantara dalam Resepsi Kemerdekaan

Konsulat Republik Indonesia di Tawau menggelar acara resepsi kemerdekaan HUT ke-79 RI pada Sabtu, 28 September 2024, di Ballroom Hotel Royal Borneo, Tawau, Sabah, Malaysia. Acara ini berlangsung meriah dan menampilkan rangkaian penampilan seni budaya Indonesia serta kuliner Nusantara, khususnya dari Sulawesi Selatan.

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Yang Berhormat Kolonel Kehormat (PA) Datuk Haji Nizam Bin Datuk Seri Panglima Haji Abu Bakar Titingan, Pembantu Menteri kepada Ketua Menteri Sabah, serta beberapa pejabat dari pemerintahan, pimpinan daerah, dan tokoh masyarakat yang mewakili beragam etnis di Indonesia. Peserta resepsi mencapai sekitar 300 orang, termasuk para Diaspora Indonesia yang bermukim di Tawau.

Rangkaian acara diawali dengan Tari Paduppa, sebuah tarian selamat datang dari suku Bugis yang dibawakan oleh para penari dari Rumah Seni Tegal. Setelah penyambutan, tamu undangan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Indonesia, Malaysia, dan Sabah, menciptakan suasana yang penuh kebanggaan dan persatuan.

Dalam sambutannya, Konsul RI Aris Heru Utomo mengungkapkan bahwa penyelenggaraan resepsi kemerdekaan tersebut merupakan bentuk syukur masyarakat Indonesia di Tawau atas nikmat kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa. Ia menambahkan bahwa acara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan seni budaya dan kuliner Indonesia, dengan tema “Promosi Seni Budaya Indonesia dan Kuliner Sulawesi Selatan.”

Di tengah suasana ceremonial, resepsi ini menampilkan tiga tarian khas Sulawesi Selatan: Tari Paduppa, Tari Mappadendang, dan Tari 4 Etnis Sulawesi Selatan. Selain itu, para tamu disuguhi hidangan kuliner yang kaya cita rasa dari Sulawesi Selatan, seperti Coto Makassar, Ikan Bakar Parappe, Nasu Likku Ayam Kampung, sayur tutu, hingga Barongko. Penampilan penyanyi Trie Utami yang membawakan lagu-lagu daerah lebih memperkaya rangkaian acara.

Dipilihnya Sulawesi Selatan sebagai tema adalah karena lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia di wilayah kerja Konsulat RI Tawau berasal dari sana, baik yang masih berstatus WNI maupun yang telah menjadi warga negara Malaysia. Melalui event ini, diharapkan masyarakat Malaysia dapat lebih mengenal dan menghargai kebudayaan Indonesia yang kaya akan beragam adat dan tradisi dari berbagai daerah.

Untuk menambah warna acara, diperkenalkan pula tarian dari daerah lain seperti Tari Tifa dari Nusa Tenggara Timur, Tari Condong Legong dari Bali, dan Medley Tari Nusantara, termasuk pertunjukan Pencak Silat. Harapan ke depan dari Konsul RI adalah agar lebih banyak warga Malaysia mengunjungi Indonesia, baik untuk berwisata maupun untuk keperluan pribadi.

Dalam kesempatan yang sama, Konsul RI Aris Heru Utomo juga memberikan apresiasi atas kebijakan Pemerintah Malaysia, khususnya Pemerintah Negeri Sabah. Ia menyebutkan pentingnya akses pendidikan untuk anak-anak Indonesia yang orang tuanya bekerja di sektor perkebunan sawit melalui Community Learning Center (CLC) yang dikelola bersama oleh para perusahaan dan guru dari Indonesia.

Konsul RI juga mengutarakan dukungan terhadap pemutihan bagi WNI yang tidak memiliki dokumen. Kebijakan ini dinilai sangat menguntungkan bagi banyak pekerja, karena dengan memiliki dokumen kewarganegaraan yang sah, mereka dapat menerima upah yang sesuai serta bekerja dengan aman tanpa takut diusir karena pelanggaran imigrasi.

Memberikan gambaran lebih lanjut tentang hubungan Indonesia-Malaysia di bidang pariwisata, Konsul RI merujuk pada data dari Biro Pusat Statistik Indonesia yang menyebutkan bahwa warga Malaysia merupakan wisatawan terbesar yang mengunjungi Indonesia. Tahun ini saja, tercatat sekitar 1,9 juta wisatawan yang datang, dan diharapkan angkanya akan terus meningkat, sehingga dapat membuka peluang untuk mengembangkan program pariwisata dengan tema ‘pulang kampung’ bagi warga Tawau yang memiliki hubungan kekeluargaan di Indonesia.

Selain promosi seni dan budaya, resepsi kemerdekaan juga menyaksikan peluncuran layanan pembuatan elektronik paspor (e-paspor) oleh Konsulat RI Tawau. Inovasi ini dianggap sebagai jawaban atas kebutuhan WNI di luar negeri, termasuk pekerja migran yang membutuhkan dokumen resmi. E-paspor dilengkapi dengan chip yang menyimpan data biometrik, termasuk wajah dan sidik jari pemilik, ini merupakan langkah maju dalam pelayanan imigrasi yang lebih efisien.

Mengakhiri sambutannya, Konsul RI mengungkapkan harapan untuk meningkatkan kerjasama yang lebih erat di berbagai bidang di masa mendatang, sehingga resepsi kemerdekaan dapat mempererat hubungan antar masyarakat Indonesia dan Malaysia di Tawau. Melalui acara tersebut, diharapkan dapat terjalin kerjasama sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, dan pariwisata yang lebih kuat, serta meningkatkan interaksi antar warga masyarakat.

Melalui acara ini, Konsulat RI di Tawau tidak hanya merayakan kemerdekaan, tetapi juga meneguhkan komitmen untuk mendorong pelestarian budaya dan kuliner Indonesia di luar negeri, sambil menguatkan hubungan baik antara kedua negara.

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button