Konsul Republik Indonesia (RI) di Tawau, Aris Heru Utomo, melakukan kunjungan ke Kantor Jabatan Ketua Menteri Negeri Sabah, yang dipimpin oleh Datuk Seri Panglima Haji Hajiji bin Haji Noor, pada tanggal 24 September 2024. Dalam pertemuan tersebut, banyak hal dibahas mengenai peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia, khususnya di antara lima wilayah kerja Konsulat RI Tawau, yaitu Tawau, Kunak, Lahad Datu, Kalabakan, dan Semporna, dengan berbagai provinsi di Indonesia, terutama di Pulau Kalimantan.
Dalam keterangan resmi yang diterima oleh Medcom.id, Konsul RI menegaskan bahwa kerja sama yang dibahas mencakup berbagai sektor penting, termasuk sosial budaya, pendidikan, perlindungan warga negara Indonesia (WNI), serta ekonomi dan perdagangan perbatasan.
Di sektor sosial budaya, kedua pihak sepakat bahwa menjaga jalinan antar masyarakat atau people-to-people contact sangat penting. Mengingat secara geografis, kelima wilayah kerja Konsulat RI berada di dekat perbatasan Indonesia, terdapat banyak interaksi sosial di antara masyarakat. Secara demografis, banyak warga Malaysia yang memiliki keturunan dari Indonesia, termasuk etnis Jawa, Bugis, dan Nusa Tenggara.
Dalam konteks pendidikan, Aris Heru Utomo menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Negeri Sabah atas dukungan terhadap fasilitas pendidikan yang disediakan bagi anak-anak Indonesia yang orang tuanya bekerja di ladang. Melalui Community Learning Center (CLC) yang dikelola bersama oleh para pemberi kerja dan tenaga pengajar dari Indonesia, anak-anak ini diberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang layak. Konsul RI berharap agar jumlah CLC di ladang-ladang tersebut dapat diperbanyak untuk memberikan akses lebih luas kepada anak-anak Indonesia. Selanjutnya, ia juga meminta agar surat izin permohonan CLC yang telah diajukan dapat segera disetujui agar keberadaan lembaga pendidikan tersebut tidak dianggap ilegal.
Mengenai perlindungan WNI, Konsul RI mengapresiasi kebijakan Pemerintah Negeri Sabah yang melakukan pemutihan bagi pendatang yang tidak memiliki dokumen, terutama pekerja migran asal Indonesia. Kebijakan ini dianggap sangat menguntungkan, tidak hanya bagi para pekerja yang kini memiliki status kewarganegaraan yang jelas, tetapi juga bagi para pemberi kerja yang tidak perlu khawatir akan masalah keimigrasian. Dengan status legal, pekerja dapat menerima upah yang lebih baik sesuai ketentuan yang berlaku.
Di bidang ekonomi perbatasan, pembicaraan mengenai kerja sama diperkuat oleh kondisi terkini di Indonesia dengan perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur. Aris Heru Utomo dan Ketua Menteri Sabah sepakat pentingnya peningkatan konektivitas dalam perdagangan, yang mencakup jalur transportasi melalui laut, darat, dan udara. Dalam rencana ini, Ketua Menteri Sabah menyebutkan bahwa pembangunan jalan di perbatasan Sei Menggaris sedang dalam progress dan pihaknya juga sedang menjajaki kemungkinan pembukaan jalur transportasi udara Tawau-Tarakan oleh perusahaan penerbangan Malaysia.
Sebagai penutup, sesi pertemuan tersebut menggarisbawahi pentingnya sinergi antara kedua belah pihak. Baik Konsul RI dan Ketua Menteri Sabah sepakat bahwa guna meningkatkan kolaborasi di berbagai bidang seperti sosial budaya, pendidikan, perlindungan WNI, serta pengembangan ekonomi perdagangan perbatasan, keduanya memerlukan kerja sama yang lebih erat dan efektif di masa mendatang.
Kunjungan ini menjadi langkah signifikan dalam rangka memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, terutama dalam konteks peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan. Dukungan dan kolaborasi berkelanjutan di berbagai sektor diharapkan dapat membawa manfaat yang lebih luas bagi kedua negara.