Evi Rosalina Widyayanti, pemilik Batik Namburan, tampak berbahagia saat tampil di ajang bergengsi Jogja Fashion Week yang berlangsung di Jogja Expo Center pada 22 Agustus 2024. Dalam fashion show tersebut, Batik Namburan menghadirkan tema "Office Look: Work of the Day", menampilkan koleksi busana yang menggabungkan potongan unik dan detail kontemporer. Evi menyampaikan bahwa koleksi ini menggambarkan generasi muda yang bersemangat pergi ke kantor dengan gaya yang ceria dan penuh kreativitas.
Batik Namburan dikenal dengan desain yang memadukan motif klasik dan kontemporer, menawarkan warna-warna cerah sebagai daya tarik utama. Namun, dibalik keberhasilannya, terdapat kisah mulia yang melatarbelakangi berdirinya bisnis ini. Sejak 2015, suami Evi, Bagus Yuni Prabowo, bersama kakak iparnya, berinisiatif untuk membantu seseorang yang sedang mencari pekerjaan. Meski bukan pelaku industri batik, kehadiran orang yang mahir dalam membatik tersebut menjadi titik tolak berdirinya Batik Namburan, yang awalnya berlokasi di Jalan Namburan Lor 1.
Evi pada awalnya tidak terlibat langsung dalam bisnis tersebut. Sebagai seorang dosen di STIE Widya Wiwaha, ia baru mulai bergabung pada tahun 2016 ketika kakak iparnya tidak dapat lagi mengelola bisnis. "Kami menyepakati untuk menjalankan usaha ini bersama-sama," ungkap Evi, menggambarkan proses awal pendirian Batik Namburan.
Setelah bertahun-tahun, Batik Namburan berkembang dan pindah ke Jalan Sadewa No.3C di Wirobrajan, Yogyakarta. Keberhasilan bisnis ini tidak terlepas dari upaya Evi dalam memperluas jaringan. Ia aktif menjalin kerjasama dengan komunitas bisnis, seperti Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) dan mulai menjajaki Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DI Yogyakarta. Tak hanya itu, Batik Namburan juga konsisten mengadakan pelatihan membatik dan berpartisipasi dalam pameran, yang semakin meningkatkan visibilitas mereka.
Meski pandemi Covid-19 melanda, membawa tantangan berat bagi banyak pelaku usaha, Evi berhasil memanfaatkan momentum ini untuk menavigasi bisnisnya dengan strategi baru. Ia mengakses berbagai program pendampingan UMKM dari Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), yang memberikan pelatihan dan bantuan modal tanpa bunga. "Saya merasa sangat diberdayakan melalui program YDBA, terutama karena tidak ada beban bunga," ujar Evi yang menyukai metode pendanaan yang lebih berkelanjutan.
Batik Namburan menunjukkan daya saingnya dengan berhasil meraih status sebagai UKM Mandiri pada 2022 serta mendapat predikat 5R Terbaik dalam kategori Kuliner/Kerajinan/Pertanian. Dalam sebulan, mereka mampu memproduksi sekitar 60 lembar kain batik dan menjual produk mereka tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di luar negeri, termasuk ke Belanda, Jepang, dan Dubai.
Tak hanya mengandalkan penjualan offline, Batik Namburan juga memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pelanggan. Dengan berpartisipasi dalam pameran UMKM di berbagai kota, mereka berusaha memperluas pangsa pasar. "Kami memperoleh banyak pelanggan dari luar kota saat pameran, sehingga penjualan meningkat," jelas Evi.
Batik Namburan tidak hanya dikenal karena produk berkualitasnya tetapi juga karena keberhasilan dalam mengembangkan dan melindungi desain mereka. Evi bangga memperkenalkan dua motif yang sudah memperoleh sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), yaitu motif kembang ayu dan motif kontemporer yang memiliki filosofi kebebasan berekspresi. Menurut Evi, motif kembang ayu melambangkan kekuatan perempuan dengan penampilannya yang elegan namun tangguh.
Dengan aspirasi untuk merambah pasar internasional, Evi memproyeksikan Batik Namburan menuju visi ‘Go Global 2030’. Ia berharap Batik Namburan dapat memiliki stan di luar negeri pada tahun tersebut. Selain itu, mereka juga berkomitmen untuk mengembangkan praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan mengurangi dampak negatif dari limbah produksi.
“Sukses itu dimulai dari yang kecil. Jangan pernah menyerah. Lakukan kesuksesan kecil dan terus berjuang,” pesan Evi, menggambarkan semangatnya dalam meraih tujuan.
Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), yang merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra International Tbk, telah aktif mendukung UMKM di Indonesia. Hingga tahun 2024, 1.328 UMKM mengikuti program pendampingan YDBA yang tersebar di 19 wilayah. Yogyakarta menjadi salah satu fokus YDBA dengan 142 UMKM yang tengah dibina, termasuk Batik Namburan yang telah mencatatkan banyak prestasi.
Melalui kisah sukses Evi dan Batik Namburan, terlihat bahwa niat untuk membantu sesama dapat berbuah manis dan membuka peluang usaha yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga memberdayakan. Batik Namburan menjadi bukti nyata bahwa semangat kolaborasi dan keberanian mengambil langkah dapat membawa perubahan besar, tidak hanya bagi pengusahanya, tetapi juga bagi masyarakat di sekelilingnya.