Pendidikan

Ketua GSVI UNICEF: Platform Pendidikan Indonesia Mampu Tingkatkan Pengembangan Guru

Ketua Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) UNICEF, Frank Van Capelle, baru-baru ini memberikan pujian yang tinggi terhadap platform pendidikan digital yang diimplementasikan di Indonesia. Dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung pada tanggal 3 Oktober 2024 di Bali, Frank menyampaikan bahwa teknologi pendidikan tersebut berperan penting dalam meningkatkan proses pembelajaran, khususnya dalam pengembangan kemampuan para guru.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam konteks GSVI, yang menjadi ajang bagi delegasi dari 20 negara dan organisasi internasional untuk berkumpul dan berdiskusi mengenai transformasi digital dalam pendidikan. Acara yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 3 Oktober ini melibatkan negara-negara seperti Finlandia, India, Inggris, Prancis, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab, yang semuanya berupaya untuk menemukan solusi terbaik dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.

Frank menyoroti betapa mendalamnya dampak platform pendidikan digital terhadap bukan hanya para pelajar, tetapi juga para pendidik. Ia menyebutkan bahwa "kami menilai platform yang ada sangat berdampak besar dalam pengembangan guru." Penggunaan teknologi dalam pendidikan dinilai dapat memberi kemudahan dalam proses pembelajaran, sehingga menjadi lebih menyenangkan dan efektif untuk para siswa. "Pembelajaran menjadi lebih mudah dan menyenangkan," tambahnya.

Simplicity and Focus menjadi dua kata kunci yang disampaikan Frank. Ia menjelaskan bahwa platform pendidikan yang ada di Indonesia relatif sederhana, sehingga memudahkan baik guru maupun siswa dalam mengaksesnya. Dalam dunia pendidikan yang kerap kali dihadapkan pada berbagai pilihan aplikasi dan teknologi, kepentingan untuk menjaga fokus menjadi sangat penting. "Biasanya, beberapa ingin melakukan banyak hal, bahkan terlalu banyak, tetapi akhirnya tidak fokus," ungkap Frank, menekankan pentingnya penyederhanaan platform dalam konteks pendidikan.

Keberadaan ekosistem pendidikan di Indonesia juga mendapatkan sorotan positif dari Frank. Ia mengungkapkan betapa luasnya "ekosistem pendidikan Indonesia mencakup lebih dari 60 juta murid dan lebih dari 4 juta pendidik yang tersebar di lebih dari 400 ribu sekolah." Keberagaman ini, menurutnya, menunjukkan potensi besar bagi Indonesia untuk mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan merata. Konteks ini menjadi relevan mengingat tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di banyak negara, di mana ketimpangan akses pendidikan masih menjadi masalah yang signifikan.

Dalam GSVI, para delegasi tidak hanya saling berbagi informasi, tetapi juga bertukar pengalaman terkait teknologi pendidikan dan inovasi. Di zaman di mana digitalisasi semakin mendominasi, penting bagi negara-negara untuk belajar dan berkolaborasi dalam menemukan metode yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. "Tujuan utama acara ini adalah berbagi pengetahuan antar negara soal transformasi digital dalam dunia pendidikan," papar Frank. Perkembangan yang positif di Indonesia bisa menjadi inspirasi bagi negara lainnya, terutama dalam usaha mencapai pendidikan yang inklusif dan berkualitas.

Melihat data dan statistik yang disampaikan, penggunaan platform pendidikan digital di Indonesia tidak hanya membantu dalam proses belajar mengajar tetapi juga berkontribusi secara langsung terhadap peningkatan kinerja guru. Dengan cakupan yang luas dan inisiatif yang beragam, para pendidik diberi peluang untuk terus mengembangkan teknik pengajaran mereka, dan yang lebih penting, untuk menjadikan pembelajaran menjadi sebuah kegiatan yang menarik dan menantang bagi siswa.

Frank menegaskan lagi bahwa "kebijakan platform pendidikan digital di Indonesia sejauh ini impresif, terutama bila melihat besarnya skala ekosistem pendidikannya." Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah berpikir jauh ke depan dalam mempersiapkan generasi mendatang melalui pendidikan yang berbasis teknologi.

Pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan akan semakin diperlukan di tengah berbagai tantangan, seperti situasi pandemi yang telah mengguncang sistem pendidikan di banyak negara. Konsep pembelajaran jarak jauh yang sempat menjadi kebutuhan mendesak kini bisa dijadikan salah satu model yang tak bisa diabaikan di masa depan. Frank mengingatkan bahwa untuk mengoptimalkan potensi platform pendidikan, adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta sangat diperlukan.

Keenam belas tahun setelah peluncuran UNICEF Education Strategy, yang mengedepankan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, kini menjadi saat yang tepat untuk mengevaluasi dan mengimplementasikan berbagai inisiatif yang sudah ada. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan sektor bisnis, sangat dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik dan lebih inklusif.

Dari sudut pandang global, momen GSVI ini tidak hanya menjadi wahana untuk menjalin kerja sama internasional tetapi juga sebagai pengingat bahwa setiap negara memiliki tantangan dan karakteristik masing-masing dalam pengembangan pendidikan. Melalui kerjasama, berbagi pengetahuan dan pengalaman, diharapkan solusi yang lebih inovatif dan efektif dapat ditemukan untuk mendukung pengembangan pendidikan digital di seluruh dunia.

Frank Van Capelle dan delegasi GSVI lainnya meninggalkan Bali dengan harapan yang besar untuk masa depan pendidikan, khususnya di Indonesia. Upaya untuk terus mengembangkan dan memanfaatkan platform pendidikan digital akan menjadi salah satu kunci penting dalam mencapai mutu pendidikan yang lebih baik dan menyeluruh bagi seluruh lapisan masyarakat.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button