Pada tahun 2024, program pelatihan Google Play x Unity mencatat prestasi mengesankan dengan pemberian penghargaan tertinggi kepada perempuan di dua dari tiga kategori yang ada. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan peserta sekaligus mendorong pertumbuhan komunitas developer perempuan, sebuah langkah penting dalam menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dalam industri game. Menariknya, dari 15 peserta perempuan yang berhasil meraih sertifikasi, tiga di antaranya diakui sebagai top scorer.
Top scorer untuk tahun ini adalah Vanessa Felicia, Anggina Primanita, dan Cindia Dwi Kusuma. Vanessa Felicia, 20 tahun, berasal dari Kepulauan Riau dan saat ini menempuh pendidikan di Universitas Internasional Batam. Dalam wawancara, Vanessa menjelaskan bahwa mengikuti program ini merupakan kesempatan emas baginya, di mana passion-nya di bidang game development mendapatkan wadah yang tepat. “Mendapatkan top score adalah bonus tidak terduga,” ujarnya. Dia mengharapkan untuk bisa mendirikan studio gamenya sendiri di masa depan atau bekerja di studio besar seperti Bandai Namco di Jepang.
Anggina Primanita, 35 tahun, dari Palembang, adalah seorang ibu yang juga mengajar game programming di Universitas Sriwijaya. Ia menunjukkan keprihatinan terhadap dominasi laki-laki dalam kelas-kelas game programming selama tiga tahun mengajarnya. Anggina yakin bahwa banyak perempuan yang memiliki passion dan kemampuan di bidang ini. Ia menjelaskan, "Inisiatif seperti program Google Play x Unity akan sangat membantu untuk bisa berkomunitas, mempertemukan ketertarikan yang sama tanpa harus memandang laki-laki atau perempuan." Dengan harapan untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung, Anggina berupaya memperluas jangkauan partisipasi perempuan dalam industri game.
Cindia Dwi Kusuma, 18 tahun, dari Bondowoso, adalah mahasiswa di SMKN 1 Tapen. Dia memilih jalur pembelajaran Artist karena ketertarikan yang mendalam pada desain game. Dalam pernyataannya, Cindia mencatat kekuatan program ini dalam memberikan pengetahuan dan sertifikasi yang diakui secara resmi. “Saya ingin membuktikan bahwa developer perempuan bisa berkontribusi nyata di industri game," katanya. Selain itu, ia mengapresiasi dukungan percepatan pengembangan game di sekolahnya, yang menurutnya merupakan bagian dari komitmen untuk mengembangkan bakat di bidang game.
Keberhasilan ketiga perempuan ini tidak hanya mencerminkan kemampuan individu, tetapi juga menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan industri game yang lebih inklusif. Program pelatihan ini diharapkan menjadi fondasi bagi lebih banyak perempuan untuk terjun ke dalam dunia pengembangan game, yang selama ini didominasi oleh laki-laki.
Ketiga peserta teratas ini berbagi harapan mereka menuju masa depan yang lebih baik dalam industri game. Vanessa, Cindia, dan Anggina masing-masing memiliki rencana maju yang ambisius, yang mewakili tekad generasi baru developer perempuan. Mereka melakukan langkah besar untuk mengubah pandangan masyarakat akan peran perempuan dalam teknologi dan seni, sekaligus menjalin komunitas yang mendukung serta inspiratif.
Program Google Play x Unity juga menunjukkan pentingnya dukungan yang lebih luas untuk menggerakkan perubahan dalam industri. Dengan peningkatan keterampilan dan akses ke sertifikasi profesional, perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menonjol di sektor yang sangat menuntut ini.
Statistik dari program ini mengungkapkan bahwa keterlibatan perempuan dalam bidang game masih sangat minim, dan inisiatif seperti ini diharapkan dapat memperbaiki jumlah tersebut. Dengan semakin banyaknya perempuan yang mendapatkan sertifikasi dan diakui kualitasnya, diharapkan pula akan muncul berbagai inovasi baru di dunia game yang dikembangkan oleh tangan-tangan bertalenta perempuan.
Sebagai penutup, keberhasilan Vanessa, Anggina, dan Cindia mencerminkan harapan besar bagi generasi perempuan masa depan di industri game. Dengan adanya lebih banyak program seperti Google Play x Unity, diharapkan akan ada lebih banyak lagi perempuan yang terlibat dalam industri ini, menciptakan permainan yang beragam dan inklusif, serta menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama, jika tidak lebih, dibandingkan rekan-rekan pria mereka di bidang yang penuh tantangan ini. Ini adalah langkah menuju perubahan yang lebih besar dalam mempromosikan kesetaraan gender dalam dunia teknologi.