Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah mengambil langkah strategis untuk meningkatkan akses internet di seluruh Indonesia, khususnya bagi daerah-daerah yang tergolong tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Dalam upayanya, Bakti membuka peluang untuk memberikan potongan harga bagi perusahaan-perusahaan internet yang berminat untuk menyewa kapasitas dari Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Palapa Ring. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pemerataan akses internet, yang masih menjadi tantangan di berbagai wilayah.
Palapa Ring menghubungkan 57 kabupaten/kota di Indonesia dan berfungsi sebagai infrastruktur pendukung bagi perusahaan telekomunikasi swasta. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperluas jaringan internet, terutama di daerah dengan kebutuhan akses yang mendesak. Plt. Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi Badan Usaha Bakti, Yulis Widyo Marfiah, menjelaskan bahwa Bakti berupaya untuk memastikan para pelaku industri telekomunikasi dapat memanfaatkan backbone Palapa Ring dengan cara menawarkan produk yang lebih fleksibel, termasuk dalam hal penetapan tarif.
Bakti berusaha memberikan diskon kepada perusahaan yang ingin menggunakan fasilitas Palapa Ring, meskipun belum ada kepastian mengenai besaran diskon yang akan diberikan. Menanggapi hal ini, Yulis mengatakan, “Ketika industri ingin mengembangkan daerah sana, di sana ingin diskon juga kita coba sampaikan ke kita, kita coba analisa dari sisi teknis, bisnis, maupun legalnya.” Hal ini mencerminkan pendekatan kolaboratif yang diambil oleh Bakti untuk mendukung pengembangan jaringan internet di daerah-daerah yang paling membutuhkan.
Kehadiran Palapa Ring diharapkan mampu mendorong pertumbuhan internet broadband di wilayah 3T. Namun, Yulis menyebutkan bahwa diperlukan regulasi khusus untuk mendukung pengembangan jaringan di area tersebut. Saat ini, pemanfaatan Palapa Ring Barat berada pada kisaran 69%, angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan Palapa Ring Tengah dan Timur. Rata-rata pemanfaatan Palapa Ring Tengah mencapai 44%, sedangkan Palapa Ring Timur berada pada angka 41% per September 2024.
“Kita harapkan terus meningkat sehingga penetrasi internet yang kita kolaborasi dengan APJII dari 82,6% pun juga nantinya bisa meningkat, sehingga mengurangi 17,4% [gap penetrasi internet],” ungkap Yulis. Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan, tantangan masih ada, terutama dalam mengurangi kesenjangan penetrasi internet di Indonesia.
Pembangunan jaringan tulang punggung Palapa Ring ini memerlukan investasi yang sangat besar, mengingat banyak daerah di Indonesia yang tidak komersial dan memerlukan dukungan investasi untuk meningkatkan infrastruktur. Yulis menekankan bahwa keberadaan Palapa Ring sangat penting untuk menghubungkan backbone eksisting dari industri telekomunikasi, guna menyediakan akses internet broadband di area-area nonkomersial sekaligus komersial. Pendekatan ini diambil karena peminat untuk wilayah Palapa Ring Tengah dan Timur masih rendah, terbayang dari tantangan interkoneksi yang terbatas dan kebutuhan investasi yang besar.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memeratakan akses internet ke seluruh pelosok tanah air, dengan mengembangkan Palapa Ring sebagai salah satu inisiatif utama. Palapa Ring telah menjadi simbol dari ambisi pemerintah untuk menjembatani kesenjangan digital yang ada di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang selama ini terabaikan.
Ketersediaan internet yang merata bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan konektivitas di area urban, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat di daerah 3T, yang memiliki potensi besar dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kerja sama antara pemerintah, perusahaan telekomunikasi, dan masyarakat. Oleh karena itu, upaya-upaya seperti memberikan diskon sewa untuk kapasitas Palapa Ring diharapkan dapat menarik minat perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi di wilayah yang membutuhkan.
Dalam konteks ini, Bakti Kemenkominfo tidak hanya bertindak sebagai regulator, tetapi juga sebagai penggerak inisiatif yang mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi di daerah yang membutuhkan. Dengan memanfaatkan potensi Palapa Ring dan memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan, Bakti berharap dapat merangsang penetrasi internet yang lebih besar, sehingga semua warga negara dapat menikmati akses yang sama terhadap informasi dan teknologi.
Tantangan masih ada, tetapi dengan adanya kebijakan mendukung, seperti potongan harga untuk penyewa Palapa Ring, diharapkan akan terjadi lonjakan dalam penyediaan akses internet di pelosok-pelosok Indonesia. Dengan demikian, infrastruktur dan akses internet yang memadai akan berkontribusi pada pemerataan ekonomi dan sosial di seluruh daerah. Ke depan, Bakti Kemenkominfo akan terus berupaya menjajaki berbagai solusi untuk memenuhi kebutuhan konektivitas yang semakin meningkat di era digital.