Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengklaim bahwa penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) mengalami pertumbuhan yang signifikan pada semester I tahun 2024, berkat dua insentif kunci yang telah diterapkan. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mendorong industri kendaraan listrik di Indonesia dan meningkatkan adopsi masyarakat terhadap kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Dua Kebijakan Insentif yang diluncurkan oleh Kemenko Marves ialah insentif pajak dan insentif bea masuk serta pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk impor mobil. Rachmat menjelaskan bahwa produsen EV dapat mendapat kemudahan dalam bea masuk asalkan mereka berkomitmen untuk memproduksi jumlah kendaraan yang mereka impor. "Jika tidak, kami akan meminta mereka membayar bea masuk yang sebelumnya," tegas Rachmat saat acara IDX Channel ESG 2024 pada Rabu (14/8/2024).
Pada semester I/2024, penjualan kendaraan listrik mencatatkan angka signifikan dengan total mencapai 37.500 unit. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 67% dibandingkan semester I/2023 yang hanya tercatat 22.400 unit. Pertumbuhan ini menjadi indikator positif bagi industri otomotif nasional, terutama dalam mendukung target pemerintah untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan pencapaian neutral karbon.
Peraturan Presiden (Perpres) No. 79/2023 yang mengatur pemberian insentif dalam bentuk 0% bea masuk impor dan 0% PPnBM sangat mendukung industri kendaraan listrik nasional, terutama untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dalam keadaan utuh (Completely Built-Up/CBU) dan Completely Knock Down (CKD). Kebijakan ini berlaku hingga akhir tahun 2025 dengan syarat produsen harus memenuhi ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga akhir 2027.
Rachmat juga menjelaskan mengenai penyesuaian ketentuan TKDN, yang diatur dalam Perpres tersebut. Ada pergeseran ketentuan TKDN dari 60% yang awalnya ditargetkan pada 2024 menjadi 2027. Hal ini berdampak pada keterlibatan investasi asing dan domestik dalam industri kendaraan listrik, diharapkan dapat mendongkrak manufaktur dalam negeri serta menarik lebih banyak pemain baru untuk berinvestasi di sektor ini.
Kenaikan penjualan kendaraan listrik ini tidak hanya tampak pada angkanya, tetapi juga mencerminkan perubahan kebiasaan konsumen dan potensi pertumbuhan yang ada di dalam industri. Dengan semakin banyaknya pilihan kendaraan listrik yang tersedia, baik di segmen mobil maupun motor, masyarakat kini memiliki akses yang lebih baik terhadap opsi transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Dalam konteks kebijakan pemerintah, insentif yang diberikan bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan berkontribusi pada pencapaian target emisi karbon yang lebih rendah. Pengembangan kendaraan listrik merupakan salah satu langkah strategis yang diambil untuk mendukung agenda keberlanjutan lingkungan dan juga membuka lapangan kerja di sektor baru.
Secara keseluruhan, inisiatif yang dicanangkan oleh Kemenko Marves ini diharapkan mampu mempercepat transisi menuju kendaraan listrik di Indonesia. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat, industri kendaraan listrik berpotensi untuk tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Meskipun terdapat tantangan yang harus dihadapi, seperti infrastruktur pengisian baterai yang masih terbatas dan biaya awal kepemilikan kendaraan listrik yang cukup tinggi, langkah-langkah kebijakan ini menjadi sinyal positif bagi semua pemangku kepentingan. Baik pemerintah, produsen, maupun konsumen diharapkan dapat bekerjasama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung keberadaan kendaraan listrik.
Dengan terus meningkatnya penjualan, pertumbuhan kendaraan listrik tidak hanya berbicara tentang angka, tetapi juga tentang komitmen Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mempertahankan kualitas lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, sinergi antara kebijakan, industri, dan masyarakat sangat penting untuk meraih sukses dalam transisi energi ini.
Dari data yang ada dan rencana strategis yang telah disusun oleh pemerintah, jelas bahwa Indonesia bersiap untuk memasuki era baru dalam industri otomotif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, menciptakan harapan baru bagi masa depan mobilitas di Tanah Air.