Indonesia

Keluarga Orang Hilang dan Aktivis 98 Bahas Isu Penting Saat Bertemu Elite Gerindra

Sejumlah keluarga orang hilang dan aktivis 1998 telah melakukan pertemuan dengan elite Partai Gerindra di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin, 5 Agustus 2024. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat tali persaudaraan dan menciptakan kesepakatan informal mengenai masa depan Indonesia. Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengungkapkan bahwa inti dari pertemuan ini adalah kesepakatan untuk bersama-sama memikirkan kemajuan Indonesia tanpa menyentuh isu yang bersifat politis.

"Memperkuat tali persaudaraan. Tidak ada bicara macam-macam, cuma tadi sepakat bahwa ke depan sama-sama memikirkan bagaimana kemajuan Indonesia," ujar Dasco, menegaskan bahwa pertemuan tersebut berfokus pada visi yang lebih cerah untuk masa depan. Dalam diskusi ini, Dasco didampingi oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburohkman, dan anggota keluarga dari mereka yang hilang serta aktivis yang terlibat dalam perjuangan reformasi 1998.

Menurut Dasco, pertemuan ini juga membahas berbagai isu yang menyangkut kesejahteraan masyarakat, termasuk pentingnya pendidikan, pangan, dan kesehatan. “Kami ingin melakukan sinkronisasi-sinkronisasi dalam rangka menyamakan visi ke depan,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa pembicaraan dengan keluarga orang hilang dan aktivis itu tidak memiliki nuansa politik, meski kembali mengakui bahwa sejarah kelam yang pernah terjadi telah diakui dan diselesaikan oleh pemerintah secara non-judisial.

Dasco juga menjelaskan bahwa pihaknya sepakat untuk tidak memperdebatkan masalah pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di masa lalu, yang menurutnya, sudah diselesaikan. Dia menyebutkan, “Kalau penyelesaian pelanggaran HAM itu kan sudah diselesaikan secara non-judisial oleh pemerintah. Dan itu mereka tahu bahwa itu sudah ada penyelesaian.”

Pertemuan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan keluarga orang hilang, di antaranya Fitriwani, putri dari penyair dan aktivis Wiji Tukul, serta keluarga dari aktivis lain seperti Aan Rusdianto, Ibu Heni dan Ibu Hera, kakak dari Herman Hermawan, Ibu Fatah, ibunda dari Gilang, serta banyak nama-nama lain yang turut hadir, memperlihatkan keinginan untuk merangkai kembali hubungan yang mungkin telah terputus akibat berbagai peristiwa yang menyakitkan di masa lalu.

Sikap Partai Gerindra dalam pertemuan ini mendapatkan respons positif dari para aktivis dan keluarga korban. Mereka merasa dihargai dan diakui oleh elite politik, yang seringkali terputus dari akar masalah yang dirasakan oleh para korban dan keluarganya. “Ini adalah langkah awal yang bagus bagi kami untuk dibuka kembali ruang komunikasi dan dialog,” ungkap salah satu aktivis yang enggan disebutkan namanya.

Para keluarga orang hilang dan aktivis berharap bahwa ke depannya, pemerintah dan partai politik akan lebih mendengarkan suara mereka dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan isu-isu yang menyentuh hak asasi manusia. “Kami ingin diikutsertakan dalam pembicaraan mengenai kebijakan yang menyangkut kami dan masa depan bangsa,” ujar Fitriwani, mengingatkan pentingnya memprioritaskan kepentingan semua pihak dalam setiap kebijakan yang diambil.

Sementara itu, dengan adanya pertemuan ini, diharapkan akan muncul bentuk kerjasama yang lebih konkret antara Partai Gerindra dan kalangan masyarakat sipil, khususnya dalam hal advokasi hak asasi manusia dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat. Ini menjadi penting karena banyak dari keluarga orang hilang dan aktivis yang merasa harus terus berjuang untuk keadilan dan pengakuan akan peristiwa yang telah mereka alami.

Pentingnya dialog antara berbagai pihak menjadi sorotan di era politik dan sosial yang semakin kompleks ini. Dari pertemuan tersebut, terlepas dari semuanya, tetap ada harapan akan adanya perubahan yang lebih baik, sekaligus penegasan bahwa perjuangan bagi keadilan tidak hanya berhenti pada titik tertentu, melainkan harus terus berlanjut dalam kerjasama yang kuat antar semua elemen masyarakat dan pemerintah.

Dalam konteks lebih luas, pertemuan ini juga menunjukkan betapa pentingnya bagi partai politik untuk dapat terhubung dengan masyarakat dan memahami sejarah yang membentuk jati diri bangsa. Dengan demikian, mereka dapat lebih sensitif terhadap persoalan-persoalan yang selama ini dihadapi oleh segmen-segmen tertentu dalam masyarakat.

Keterlibatan para elit politik dalam aktifitas masyarakat sipil adalah signifikansi dari kemajuan demokrasi di Indonesia. “Jika kita bisa saling memahami dan saling mendengarkan, ada kemungkinan besar untuk menyelesaikan apa yang perlu diselesaikan demi masa depan bangsa,” imbuh seorang penganalisis politik mengenai pertemuan seperti ini.

Kedepannya, diharapkan pertemuan semacam ini tidak hanya menjadi acara seremonial belaka, melainkan berlanjut dalam bentuk kolaborasi nyata untuk membangun bangsa. Harapan akan keadilan dan kemajuan yang inklusif harus menjadi prioritas bagi setiap elemen bangsa, termasuk partai politik yang berkiprah dalam peta politik nasional.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button