Kebutuhan perawatan lansia di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan, seiring dengan pergeseran demografi yang akan terjadi dalam 25 tahun ke depan. Diperkirakan, jumlah populasi lansia, khususnya mereka yang berusia di atas 65 tahun, akan mengalami dua kali lipat dari jumlah saat ini. Hal ini menandakan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kualitas dan jumlah perawat yang memiliki keahlian dalam perawatan lansia.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2045, populasi Indonesia yang berusia 65 hingga 79 tahun diproyeksikan mencapai 31,6 juta orang, sementara mereka yang berusia di atas 80 tahun akan berjumlah sekitar 5,5 juta. Angka ini bukan hanya menimbulkan tantangan dalam hal kebutuhan perawatan, tetapi juga menciptakan peluang bagi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di sektor ini.
Penuaan populasi membawa dampak langsung pada permintaan layanan perawatan lansia yang berkualitas tinggi. Namun, tantangan yang dihadapi adalah bahwa saat ini, ketersediaan pelatihan perawat lansia masih tergolong terbatas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh ERIA dan BAPPENAS pada tahun 2020, setidaknya diperkirakan skala ekonomi perak Indonesia akan mencapai USD7,5 miliar pada tahun 2025 dan menjadi yang terbesar kedua di dunia pada tahun 2030, setelah China.
Menjawab kebutuhan tersebut, kemitraan antara Program Kerjasama Ekonomi Bilateral Indonesia-Australia Katalis dengan Living Well Senior Communities telah diluncurkan. Kemitraan ini bertujuan untuk menyediakan akses pelatihan bagi perawat lansia dengan memenuhi syarat dan akreditasi sesuai standar Australia. Dalam program ini, perawat tidak hanya akan dibekali teori, tetapi juga pengalaman kerja praktis melalui 120 jam pelatihan di fasilitas premium layanan lansia yang ada di Jakarta.
Paul Bartlett, Direktur Katalis, menjelaskan bahwa proyek semacam ini menunjukkan potensi besar dalam menciptakan kolaborasi antara Australia dan Indonesia. "Kami memiliki banyak perawat yang siap dan terlatih di Indonesia, di mana mereka akan mendapatkan pelatihan kelas dunia dari Australia. Ini adalah langkah untuk memperluas layanan berkualitas bagi warga lansia di Indonesia dan diharapkan dapat menginspirasi kemitraan lainnya di sektor ini," jelasnya.
Program pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga memungkinkan lulusan untuk mendapatkan Sertifikat III (Individual Support for Ageing) yang diakui secara resmi di Australia. Dengan demikian, mereka tidak hanya akan mendapatkan peluang kerja di dalam negeri, tetapi juga dapat menjangkau potensi bekerja di Australia, di mana kebutuhan perawat lansia pun meningkat.
Ben Cass, Presiden Direktur Living Well Senior Communities, menambahkan bahwa layanan yang diberikan oleh timnya merupakan standar tinggi yang diharapkan dapat diperluas dengan melibatkan lebih banyak perawat Indonesia yang berkualitas. "Kami bangga dapat menawarkan layanan berkualitas tinggi berkat dukungan dari perawat yang terlatih. Dengan masuknya lebih banyak perawat berkualifikasi, kami berharap dapat memenuhi permintaan layanan perawatan lansia di Indonesia dan membantu kebutuhan di negara lain, termasuk Australia," ujarnya.
Sebagai langkah awal, proses penyaringan untuk kandidat peserta pelatihan akan dilakukan oleh Living Well Senior Communities, yang menggandeng Universitas Binawan. Hal ini diharapkan dapat memastikan bahwa calon perawat yang terpilih memiliki kualifikasi dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan program.
Kenaikan kebutuhan perawat lansia juga sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan yang layak bagi lansia. Banyak keluarga kini menyadari bahwa mereka memerlukan dukungan profesional dalam memberikan perawatan yang sesuai, terutama mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki oleh anggota keluarga. Dalam konteks ini, training yang diberikan oleh Living Well diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas para perawat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kualitas hidup lansia di Indonesia.
Peningkatan jumlah lansia tentu memerlukan perhatian lebih dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta. Ketersediaan perawat lansia yang terlatih harus menjadi prioritas dalam agenda kebijakan publik, mengingat populasi lansia yang terus berkembang akan membutuhkan lebih banyak tenaga medis untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Dengan berkembangnya program pelatihan ini, diharapkan dukungan terhadap perawat lansia akan semakin meningkat, sehingga kebutuhan perawatan dapat terpenuhi dengan baik. Tentu saja, ini juga membuka peluang bagi individu yang ingin berkarir di sektor kesehatan dan perawatan lansia, mengingat prospek yang cerah di masa depan.
Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa kerjasama bilateral dapat menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi tantangan demografis yang dihadapi Indonesia saat ini. Melalui pelatihan yang berkualitas, Indonesia diharapkan dapat menghasilkan perawat lansia profesional yang tidak hanya memahami aspek medis, tetapi juga budaya dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga perawatan yang diberikan dapat maksimal.
Industri perawatan lansia di Indonesia berpotensi untuk berkembang pesat dan memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan, dan kemitraan seperti ini diharapkan menjadi model bagi kerjasama serupa di masa depan.