Dunia

Keberlanjutan IKN Harus Diperhitungkan Matang, Hindari ‘Neraka Bocor’ yang Semakin Parah

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang tengah digalakkan oleh pemerintah Indonesia menjadi sorotan banyak pihak, terutama dalam konteks keberlanjutan lingkungan. Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, menekankan pentingnya perencanaan yang matang terkait aspek keberlanjutan ini. Dalam kunjungannya ke Jakarta, Dino menegaskan bahwa pembangunan IKN harus melalui perhitungan cermat, mengingat proses pembukaan lahan di Kalimantan yang telah menyebabkan pengurangan hutan yang signifikan.

Dalam diskusinya dengan Medcom.id pada 22 Agustus 2024, Dino menyatakan, “Perhitungan sustainability-nya harus benar-benar kental dalam pembangunan IKN itu. Hutan sudah dibabat, jadi ya itulah kenyataannya.” Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran bahwa lahan yang seharusnya menjadi ekosistem hijau kini telah tergantikan oleh pembangunan yang berpotensi merusak keseimbangan lingkungan.

Dino juga mencantumkan harapannya bahwa IKN akan menjadi kota hijau atau forest city, di mana upaya untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan hidup tetap dijunjung tinggi. Ia menjelaskan, jika IKN nantinya benar-benar menggunakan mobil listrik dan mengedepankan penghijauan, ini bisa menjadi contoh positif bagi Indonesia dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Namun, semua ini membutuhkan waktu dan tidak bisa diburu-buru.

“Pesan saya tetap sama, jangan diburu-buru,” katanya. Ia melanjutkan, “Jakarta tidak akan tenggelam (cepat) dan pastikan transisinya berjalan dengan baik.” Kegundahan Dino muncul karena ia menyaksikan banyak agenda ekonomi yang harus diselesaikan, dan ia khawatir jika orang dipaksa untuk pindah ke lokasi baru tanpa persiapan matang, hal ini dapat menyebabkan ketidakharmonisan dan kerugian ekonomi. “Kalau dipaksakan orang suruh pindah ke sana, sementara banyak agenda ekonomi yang masih perlu diurus, bisa terbengkalai atau bisa korslet nanti,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, Dino mengajak tim dari pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, untuk lebih terlibat dalam isu-isu lingkungan. Ia berharap agar mereka berpartisipasi dalam Indonesia Net Zero Summit (INZS) yang akan berlangsung pada 24 Agustus 2024 mendatang. “Kita ingin agar mereka ikut menjadi bagian dari diskusi ini. Insya Allah bisa mendapatkan ide-ide dari diskusi yang akan kita lakukan,” tambahnya. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi platform untuk membahas isu perubahan iklim yang semestinya menjadi perhatian bersama, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

Menyusul himbauan tersebut, dikabarkan bahwa lebih dari 7.000 peserta akan menghadiri INZS 2024, termasuk 120 organisasi dan institusi yang akan ikut berkontribusi. Di antara pembicara yang terjadwal hadir adalah Ridwan Kamil, calon Gubernur DKI Jakarta, dan Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury. Kesempatan ini diyakini akan membuka wawasan dan menguatkan komitmen para pemimpin dan stakeholder untuk mengatasi tantangan lingkungan yang semakin mendesak.

Dino menegaskan, pentingnya membangun kesadaran akan isu-isu lingkungan di kalangan pemimpin negara dan masyarakat. “Kita harus menyadari bahwa perubahan iklim adalah ancaman nyata, dan tindakan kolektif diperlukan untuk menghadapi krisis ini,” ujarnya. Ia mengingatkan, situasi yang dikenal sebagai ‘neraka bocor’, yang menggambarkan dampak lingkungan yang merusak akibat ketidakpedulian terhadap keberlanjutan, harus menjadi perhatian utama bagi semua pihak.

Ibu Kota Negara yang baru, Nusantara, diharapkan tidak hanya menjadi simbol pemerintahan yang baru tetapi juga contoh keberlanjutan yang berhasil. Setiap langkah dalam pengembangannya harus mengedepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan, termasuk penggunaan teknologi yang berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya yang bijak. Oleh karena itu, partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan NGO, akan sangat vital untuk mencapai tujuan bersama ini.

Dengan segala upaya yang dilakukan, harapannya adalah bahwa IKN dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mendesain kota masa depan yang tidak hanya modern tetapi juga berkelanjutan. Seiring dengan pelaksanaan pembangunan yang kian mendekat, berbagai tantangan dan peluang akan menjadi bagian dari proses yang harus dikelola dengan bijaksana.

Mempertimbangkan segala hal ini, penting bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk tidak hanya berfokus pada kecepatan pembangunan tetapi juga pada kualitas dan keberlanjutan.

Di tengah tantangan dan kompleksitas yang ada, harapan akan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan diharapkan dapat dicapai, di mana masyarakat memiliki peran aktif untuk menjadikan IKN sebagai pionir dalam penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan. Dalam perjalanan ini, partisipasi berbasis bukti dan kolaborasi antara berbagai pihak akan menjadi kunci untuk meraih visi besar tentang pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button