Sains

Keajaiban: Cara Astronot Mengambil Foto Bumi dari Stasiun Luar Angkasa

Jika Anda mengikuti berita seputar luar angkasa, Anda pasti pernah melihat gambar menakjubkan Bumi yang diabadikan dari luar angkasa. Beberapa gambar tersebut diambil oleh pesawat luar angkasa, seperti foto terkenal "titik biru pudar" yang diambil oleh pesawat luar angkasa Cassini. Namun, ada juga gambar-gambar yang diambil oleh satelit yang mengorbit planet kita. Yang lebih menarik lagi, beberapa foto diambil langsung oleh para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Pengalaman Astronot di ISS

ISS mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 250 mil di atas permukaan, memberikan pemandangan luar biasa terhadap planet kita. Namun, mengambil gambar yang menakjubkan dari luar angkasa bukanlah hal yang sederhana. NASA telah membagikan informasi mengenai bagaimana para astronot melakukannya. Stasiun ini perlu dilindungi dari dampak, radiasi, dan bahaya luar angkasa lainnya, sehingga hanya memiliki sedikit jendela. Namun, terdapat satu area istimewa yang dikenal sebagai cupola, yang dilengkapi dengan tujuh jendela yang menghadap ke berbagai arah. Di sinilah para astronot dapat berdiri dan menikmati pemandangan luar angkasa serta Bumi di bawah mereka.

Ketika mengambil foto, para astronot umumnya menggunakan kamera digital genggam biasa. NASA mendorong para astronot untuk meluangkan waktu menikmati pemandangan dan mengabadikannya. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas ini dapat memperbaiki kesehatan mental dan kesejahteraan para astronot, yang sangat penting mengingat mereka berada dalam lingkungan yang menantang.

Dampak Ilmiah dari Foto yang Diambil

Namun, foto-foto yang diambil para astronot di ISS tidak hanya sekadar untuk hiburan. Mereka juga merupakan alat penting untuk penelitian ilmiah. NASA memiliki program yang disebut Crew Earth Observations (CEO) yang mengumpulkan foto-foto yang diambil oleh para astronot dan mempublikasikannya. Gambar-gambar ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari pembuatan peta hingga pemantauan gletser. Salah satu tipe foto yang penting ditangkap adalah gambar yang diambil pada malam hari. Foto-foto ini menunjukkan area seperti kota-kota yang memiliki banyak cahaya yang bahkan terlihat dari luar angkasa, dan dapat digunakan untuk memantau polusi cahaya.

Gambar-gambar tersebut juga digunakan untuk mengikuti migrasi burung melalui program yang disebut Aviation Migration Aerial Surface Space (AMASS). Foto-foto ini sangat penting bagi baik kru maupun peneliti, sehingga astronaut NASA Donald Pettit menciptakan panduan bernama Astronauts’ Guide to Photography in Space, berisi saran bagi para astronot tentang cara mengambil foto terbaik.

Menurut Pettit, "Ada aspek ilmiah, terutama dalam fotografi pengamatan Bumi. [Foto-foto ini menjadi] kumpulan data ilmiah karena kita memiliki gambar, katakanlah, perubahan di Sungai Amazon selama lebih dari satu dekade sekarang. Foto-foto ini menambah basis data satelit karena seorang manusia yang mengambil gambar melihat hal-hal yang berbeda dibandingkan dengan apa yang diprogram satelit untuk diambil."

Foto dari Luar Stasiun Luar Angkasa

Di samping foto dari dalam stasiun luar angkasa, ada juga banyak foto yang diambil dari luar stasiun. Namun, gambar-gambar ini tidak diambil oleh pengamat manusia. ISS dilengkapi dengan instrumen di bagian luar yang dilengkapi kamera, seperti Earth Surface Mineral Dust Source Investigation (EMIT) yang memiliki instrumen berupa spektrometer untuk mendeteksi keberadaan debu mineral di atmosfer Bumi.

Selain itu, ada juga ECOsystem Spaceborne Thermal Radiometer Experiment on Space Station (ECOSTRESS) yang mengambil gambar inframerah dari permukaan Bumi. Ini menunjukkan daerah-daerah yang menjadi lebih panas di siang hari—misalnya, efek pulau panas perkotaan yang menunjukkan bahwa kota-kota lebih panas dibandingkan daerah lain karena struktur seperti jalan dan bangunan menyerap panas dari matahari.

Alat lain di ISS, yang disebut SAGE III-ISS (generasi ketiga dari Stratospheric Aerosol and Gas Experiment), juga mengamati atmosfer planet dan memeriksa gas serta partikel kecil yang memengaruhi atmosfer. Generasi sebelumnya dari eksperimen ini telah membantu menunjukkan efek seperti bagaimana perilaku manusia berkontribusi terhadap lubang di lapisan ozon serta bagaimana jumlah ozon di atmosfer tidak lagi menurun setelah larangan bahan kimia yang disebut chlorofluorocarbons (CFCs) pada tahun 1970-an.

Inovasi untuk Pendidikan

Salah satu instrumen khusus di ISS adalah Sally Ride EarthKAM, yang dinamai sesuai dengan astronot terkenal Amerika, Sally Ride. Instrumen ini mengambil gambar Bumi yang tersedia untuk umum, dan data ini digunakan oleh anak-anak sekolah, yang dapat meminta gambar dari area tertentu di planet ini. Hal ini menunjukkan bagaimana gambar yang diambil para astronot dan instrumen luar angkasa tidak hanya memberikan wawasan ilmiah, tetapi juga berfungsi sebagai alat pendidikan yang berharga. Ini memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk terhubung dengan ilmu pengetahuan dan eksplorasi luar angkasa.

Dengan semua gambar menakjubkan yang dibuat oleh para astronot dan berbagai instrumen di ISS, jelas bahwa pengamatan dari luar angkasa tidak hanya menarik secara visual tetapi juga sangat penting bagi penelitian ilmiah dan pendidikan. Keterlibatan langsung para astronot dalam mengambil gambar menambah dimensi manusia pada sains luar angkasa, mendorong kita untuk menghargai keindahan planet kita dan membantu kita memahami perubahan yang terjadi di permukaan Bumi. Melalui upaya kolektif ini, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang planet yang kita huni dan tantangan yang dihadapinya di masa mendatang.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button