Toyota baru saja meluncurkan model terbaru dari kendaraan komersialnya, yaitu Hilux Rangga, di Indonesia. Meskipun pengembangan Hilux Rangga dikatakan terinspirasi oleh Kijang pikap yang telah ada sejak tahun 1977, banyak orang bertanya-tanya mengapa model ini tidak menggunakan nama Kijang, melainkan tetap mengusung nama Hilux.
Henry Tanoto, Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, menjelaskan bahwa Hilux Rangga memang mengusung semangat Kijang, yang pada masa kejayaannya banyak membantu para pengusaha dan karoseri di Indonesia. "Sebenarnya yang kami lanjutkan kan adalah spirit Kijang pikap yang waktu itu berperan untuk membantu pengusaha, membantu karoseri yang akhirnya bisa menggerakkan perekonomian nasional," ungkap Henry di sebuah acara peluncuran di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kisah mengenai Kijang tidak bisa dipisahkan dari program Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS) yang diperkenalkan pemerintah pada awal tahun 1970-an. Saat itu, pemerintah berharap ada kendaraan yang terjangkau dan dapat dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat. Tujuannya ialah untuk mendukung pembangunan di masa itu. Toyota, melihat adanya kebutuhan akan kendaraan komersial yang serbaguna dan berharga terjangkau, kemudian memulai project Basic Utility Vehicle (BUV) pada tahun 1972.
Setelah melalui serangkaian proses pengembangan, lahirlah Toyota Kijang pada tanggal 9 Juni 1977, dengan nama yang dipilih karena mencerminkan karakteristik kendaraan yang lincah dan gesit. Saat pertama kali diperkenalkan, Kijang memiliki desain khas, dengan posisi mesin yang berada di depan. Desain ini memberikan keuntungan dari segi keamanan dan kenyamanan, karena tidak ada gangguan panas dan suara dari mesin yang mengganggu pengemudi.
Nama Rangga, di sisi lain, diambil dari salah satu tipe Kijang Kapsul yang muncul pada tahun 1997. Setelah generasi Kijang Kapsul, brand Kijang melanjutkan langkahnya ke kendaraan jenis MPV. Nama Rangga sendiri memiliki akar budaya Indonesia yang diambil dari bahasa Jawa, yaitu Ronggo, yang berarti Ksatria atau Pahlawan. Nama ini diharapkan dapat mencerminkan kekuatan dan ketangguhan kendaraan tersebut.
Banyak yang mempertanyakan keputusan Toyota untuk tidak menggunakan nama Kijang pada produk terbarunya ini. Satu alasan yang sering muncul adalah untuk membedakan segmen pasar dan menciptakan identitas tersendiri untuk Hilux Rangga. Meskipun terinspirasi oleh Kijang yang lebih mengarah pada fungsi niaga, Hilux Rangga diharapkan dapat menjangkau konsumen yang lebih luas, termasuk pengguna pribadi yang mencari kendaraan tangguh untuk menemani aktivitas sehari-hari.
Hilux Rangga memang dirancang dengan beberapa fitur menarik yang dilengkapi untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Dalam pembangunannya, Toyota tetap mengedepankan semangat inovasi dan efisiensi, di mana Hilux Rangga menawarkan kinerja mesin yang bertenaga, konsumsi bahan bakar yang efisien, serta berbagai fitur keselamatan dan kenyamanan modern. Hal ini menjadikan Hilux Rangga sebagai salah satu pilihan menarik di segmen kendaraan komersial dan semi-komersial di Indonesia.
Henry juga menambahkan bahwa Hilux Rangga tidak hanya menawarkan ketangguhan dan karakter seperti Kijang, tetapi juga mengusung fitur modern yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar saat ini. Dengan mengusung nama Hilux, Toyota berupaya memperkuat identitas globalnya sambil tetap menjaga kesan lokal yang terpancar dari warisan Kijang.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar otomotif Indonesia, keputusan Toyota untuk menghadirkan Hilux Rangga dengan nama yang berbeda merupakan langkah strategis. Ini bertujuan bukan hanya untuk menggugah nostalgia akan Kijang, tetapi juga untuk memperluas aksesibilitas dan daya tarik produk kepada khalayak yang lebih luas.
Dengan pendekatan ini, Toyota berharap dapat menciptakan kembali semangat Kijang dalam konteks yang baru, dengan tetap menghormati sejarah dan kontribusi Kijang bagi masyarakat Indonesia. Hilux Rangga diharapkan bisa melanjutkan legacy Kijang sebagai kendaraan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan transportasi tetapi juga sebagai penggerak ekonomi untuk seluruh lapisan masyarakat.
Penjualan Hilux Rangga di Indonesia diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengusaha lokal dan mendorong kreasi karoseri di dalam negeri. Poin ini sangat penting, mengingat peran kendaraan niaga dalam mendukung banyak usaha kecil dan menengah yang ada di tanah air.
Seiring dengan peluncurannya, Toyota kini tengah mempersiapkan serangkaian strategi pemasaran untuk memastikan bahwa Hilux Rangga dapat diterima baik oleh konsumen. Dengan fokus pada inovasi dan kebutuhan konsumen yang terus berkembang, Toyota optimis Hilux Rangga akan mengikuti jejak sukses Kijang yang hampir lima dekade mengakar di hati masyarakat Indonesia.