Kesehatan

Kapan Susu Formula Ideal Dikonsumsi Anak? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengeluarkan peraturan yang mengatur berbagai aspek kesehatan, di antaranya mengenai pemberian susu formula kepada anak di bawah usia dua tahun. Peraturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. Salah satu sorotan penting dari peraturan ini adalah kapan waktu yang ideal untuk memberikan susu formula kepada anak.

Ahli Gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, menjelaskan bahwa susu formula seharusnya tidak perlu diberikan pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Ia menegaskan bahwa dalam kondisi normal, di mana seorang ibu mampu menyusui anaknya, tidak ada kebutuhan akan susu formula. “Kalau semua kondisinya normal, sebenarnya tidak perlu lagi susu formula, karena kan sampai enam bulan mereka akan ASI eksklusif,” ungkap Mirza saat dihubungi oleh SuaraJogja.id.

Dalam pandangan Mirza, periode enam bulan pertama kehidupan yang didedikasikan untuk ASI eksklusif adalah waktu yang sangat penting. Selama periode ini, anak menerima semua nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya dari ASI. Setelah enam bulan, anak-anak mulai diperkenalkan dengan makanan tambahan yang berfungsi mengurangi ketergantungan terhadap ASI. Proses ini termasuk memberikan makanan yang berbeda, mulai dari cair, semi padat, hingga padat, tergantung pada perkembangan anak.

“Setelah enam bulan mereka akan mendapatkan makanan tambahan. Jadi sudah mulai diperkenalkan makanan yang cair, semi padat, padat, itu lah yang membuat dia kenyang. Sehingga ketergantungan terhadap ASI-nya akan semakin berkurang dan tidak perlu ditambah dengan susu formula,” jelas Mirza.

Sebagai anak tumbuh kembang, masa perkenalan makanan ini sangat krusial. Mirza menekankan bahwa pada fase ini, anak-anak tidak hanya dituntut untuk memenuhi gizi tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan makan mereka. Dengan memperkenalkan variasi makanan, anak akan belajar tentang tekstur dan rasa yang berbeda, yang adalah bagian penting dari perkembangan mereka.

Setelah anak melewati usia satu tahun, terjadi perubahan lebih lanjut dalam panduan pemberian susu. Mirza menyatakan bahwa jika semua berjalan baik dan ibu menyiapkan pola makan yang sehat, susu formula tidak lagi menjadi kebutuhan utama. “Susu formula baru akan mulai dibutuhkan saat anak sudah berusia di atas 1 atau bahkan 2 tahun. Mengingat secara teori serta anjuran agama pun, ibu menyusui disarankan hingga anak berusia 2 tahun,” tambahnya.

Namun perlu diperhatikan bahwa setelah anak berusia dua tahun, yang diperlukan bukan sekadar susu formula, tetapi lebih kepada susu yang mendukung pertumbuhan anak. Menurut Mirza, produk susu seperti susu sapi, susu kambing, atau susu kedelai bisa menjadi pilihan yang baik.

“Begitu lepas dari 2 tahun, saat itu lah dia boleh ditambahkan susu. Sebenarnya sudah bukan kategori susu formula lagi; kalau produk susu di atas itu sudah tidak disebut susu formula, ya susu untuk pertumbuhan anak saja, bukan susu formula,” terangnya.

Peraturan baru ini menjadi penting karena dapat mengarahkan orang tua dalam memberikan asupan yang tepat bagi anak-anak mereka. Dengan mengedukasi orang tua tentang waktu yang tepat untuk memperkenalkan susu formula dan jenis susu yang bisa diperkenalkan setelah usia dua tahun, diharapkan akan tercipta pola makan sehat bagi anak.

Ada pula anggapan bahwa semakin banyak variasi susu yang tersedia di pasaran, semakin bingung orang tua dalam memilih. Mirza menyebutkan bahwa penting untuk memikirkan kebutuhan gizi anak yang dapat diperoleh bukan hanya dari susu formula, tetapi juga dari sumber nutrisi lainnya. “Nah terkadang pun nanti di usia 2 tahun plus itu susunya pun sebenarnya tidak harus susu formula. Susu sapi murni bisa, susu kambing murni juga bisa, susu kedelai juga bisa. Jadi tidak lagi disebutkan kebutuhannya adalah susu formula, bukan,” pungkasnya.

Kampanye ASI eksklusif dan perkenalan makanan tambahan untuk bayi di bawah dua tahun menjadi salah satu upaya yang penting. Peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan literasi gizi di masyarakat, memastikan anak-anak mendapatkan asupan yang benar sejak dini, dan mengurangi risiko gangguan gizi yang mungkin terjadi di kemudian hari.

Masyarakat diharapkan untuk terus mendapatkan informasi yang akurat mengenai gizi dan kesehatan anak. Dengan dukungan dan pemahaman yang baik, diharapkan anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat dan optimal sesuai dengan kebutuhan gizi mereka yang berbeda pada setiap tahap perkembangan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button