Dunia

Kamala Harris Wawancarai Tiga Kandidat Cawapres Teratas, Siapa Saja yang Terpilih?

Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, tengah melakukan tahap penting dalam persiapan pemilihan mendatang dengan mewawancarai tiga kandidat calon wakil presiden teratas. Pada Minggu, 4 Agustus 2024, ketiga kandidat tersebut adalah Gubernur Minnesota Tim Walz, Senator AS Mark Kelly dari Arizona, dan Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro. Proses wawancara berlangsung di kediaman Harris di Washington, DC, yang menjadi momen krusial menjelang pengumuman resmi pasangan calon wakil presiden untuk menghadapi pemilu mendatang setelah keputusan mengejutkan dari Presiden Joe Biden untuk mundur dari pencalonannya.

Menurut laporan Channel News Asia pada 5 Agustus 2024, Harris direncanakan akan mengumumkan pilihannya pada Senin dan dijadwalkan tampil bersama calon wakil presiden terpilih pada Selasa di Philadelphia. Langkah strategis ini tidak hanya penting untuk kampanye Harris tetapi juga bagi visi masa depan Partai Demokrat di bawah kepemimpinannya.

Sebelum melakukan wawancara ini, Harris bertemu dengan tim penyeleksian yang meliputi mantan jaksa agung Eric Holder. Timnya melakukan penelitian mendalam tentang latar belakang dan keuangan masing-masing kandidat. Ini menunjukkan bahwa proses pemilihan calon wakil presiden dilakukan secara hati-hati dan terencana. Dalam pertemuan tersebut, Holder dan timnya memberikan presentasi tentang masing-masing finalis untuk membantu Harris membuat keputusan yang paling tepat.

Harris juga telah melakukan pertemuan penting lainnya, termasuk dengan Menteri Transportasi Pete Buttigieg, selama 90 menit, serta mengadakan pertemuan virtual dengan kandidat-kandidat lainnya seperti Gubernur Kentucky Andy Beshear dan Gubernur Illinois J.B. Pritzker yang juga tengah dipertimbangkan. Proses ini menunjukkan komitmen Harris untuk memastikan bahwa setiap kemungkinan calon dipertimbangkan secara menyeluruh.

Masa depan Partai Demokrat menjadi perhatian utama dalam proses ini, karena Harris harus menyusun taktik yang dapat menjamin audiens yang luas. Pemilihan pasangan calon wakil presiden ini memiliki dampak besar pada nasibnya di pemilihan mendatang yang dijadwalkan pada 5 November 2024. Menghadapi lawan yang kuat dalam sosok Donald Trump, Harris perlu menciptakan strategi yang tepat untuk merangkul suara pemilih dari akseptabilitas tradisional hingga kelompok progresif.

Shapiro, salah satu kandidat teratas, menghadapi kritik dari kelompok liberal karena pandangannya yang dianggap condong kepada Israel dalam konflik di Gaza. Banyak suara dari within Partai Demokrat, termasuk aktivis-aktivis pro-Palestina, menyerukan agar ada perubahan dalam kebijakan mengenai hal ini. Jika Harris memilih Shapiro, intonasi kebijakan dalam platform Demokrat mungkin dipertaruhkan, hal ini menurut Nina Turner, co-chair kampanye Bernie Sanders 2020.

Kritik juga datang dari terkait penanganan tuduhan pelecehan seksual dalam timnya, serta kebijakan pendidikan yang diusulkannya, yang dianggap terlalu menekankan pada voucher untuk sekolah swasta. Dukungan dari serikat pekerja juga menjadi fokus perhatian, terutama dengan United Auto Workers (UAW) yang sudah menyatakan dukungannya untuk Harris tetapi tidak untuk Kelly atau Shapiro.

Senator Mark Kelly, di sisi lain, belum menunjukkan dukungan penuh terhadap legislasi yang meningkatkan pengorganisasian serikat buruh, membuat persepsi negatif mengenai keterlibatannya ini di kalangan kelompok buruh. Shawn Fain, presiden UAW, menekankan dukungannya untuk Harris namun meragukan dua kandidat lainnya.

Gubernur Tim Walz dianggap lebih memiliki kedekatan dengan kelompok progresif dan pemuda karena keberaniannya menantang Trump. Namun, usianya yang 60 tahun disoroti sebagai faktor yang dapat mempengaruhi citranya di pemilihan mendatang, terutama setelah kontroversi mengenai usia Biden menjadi isu. Walz menanggapi kritik tersebut dengan menyoroti pengalaman panjangnya sebagai guru, yang dianggap berkontribusi pada penampilannya yang lebih tua.

Kritik terhadap ketiga kandidat menunjukkan kompleksitas yang dihadapi oleh Harris dalam memilih pasangan. Pemilihan ini lebih dari sekadar siapa yang akan menjadi calon wakil presiden; keputusan ini juga akan mencerminkan nilai-nilai, prioritas, dan arah strategis yang akan diambil oleh Partai Demokrat. Kamala Harris perlu menciptakan sinergi antara kebangkitan suara lama dan penyesuaian baru di era politik modern, mengingat latar belakangnya sebagai politisi dengan identitas yang beragam.

Keputusan akhir dari Harris mengenai siapa yang akan mendampinginya dalam kontes pemilu ini menjadi pengamatan yang mendapatkan perhatian luas, baik dari media, komunitas politik, hingga pemilih yang berharap akan perubahan dan arah baru dalam kepemimpinan. Pengumuman resmi yang dijadwalkan akan membuat banyak orang menanti-nanti tidak hanya sosok yang terpilih, tetapi juga visi dan arah strategis yang akan dibawa ke dalam pemilihan yang sangat kompetitif ini.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button