Jefri Nichol, aktor muda yang sedang naik daun, kini mendapatkan tantangan baru dalam berakting dengan perannya dalam film Aku Jati, Aku Asperger. Film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi ini mengisahkan perjalanan seorang remaja yang bernama Jati, yang merupakan individu dengan sindrom Asperger. Jefri mengakui bahwa pada awalnya ia merasa ragu untuk mengambil peran tersebut, karena karakter yang dimainkan memiliki kompleksitas dan nuansa emosional yang tinggi.
Dalam sebuah wawancara, Jefri mengungkapkan rasa pesimisnya. "Sempat pesimis bisa atau enggak ya. Tapi pas reading dan syuting terus diyakinin sama Mas Fajar," ujarnya. Dengan dukungan dari tim produksi dan sutradara, Jefri akhirnya berani melanjutkan proses syuting. Ia merasa bahwa pengalaman ini memberinya kesempatan untuk belajar banyak tentang kehidupan sehari-hari anak-anak dengan sindrom Asperger dan bagaimana mereka berinteraksi dalam masyarakat.
Film ini tidak hanya menyajikan cerita mengenai seorang remaja yang berbeda, tetapi juga menekankan pesan positif tentang penerimaan diri dan orang lain. Dalam perannya sebagai Jati, Jefri mengalami perjalanan emosional yang mendalam, yang tidak hanya memberikan wawasan baru bagi dirinya, tetapi juga bagi penonton. "Film ini bukan hanya tentang perbedaan, tetapi tentang keberanian untuk menerima diri apa adanya," katanya.
Di samping Jefri, film ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris berbakat lainnya seperti Hanggini, Carissa Perusset, Livy Renata, Dikta Wicaksono, dan Vonny Anggraeni. Dalam film ini, banyak dari mereka yang juga berkontribusi dalam membangun karakter dan jalan cerita. Dikta Wicaksono, misalnya, mengungkapkan bahwa ia sudah dekat dengan orang-orang berkebutuhan khusus sejak kecil, dan hal ini memotivasi dirinya untuk melakukan riset mendalam tentang sindrom Asperger saat ditawari peran dalam film ini.
Selama proses produksi, Dikta sering berdiskusi dengan sutradara untuk memastikan akurasi dalam mendalami karakter. Ia bahkan mengungkapkan kekagumannya kepada Jefri Nicoh, yang menurutnya berhasil memerankan karakter tersebut dengan sangat natural. "Aku juga salut dengan Jefri, karena dia bisa memerankan tokoh dengan sindrom Asperger, tapi tidak seperti berakting," ungkap Dikta.
Film Aku Jati, Aku Asperger menggugah rasa empati penonton dengan menampilkan realitas yang sering kali terabaikan dalam masyarakat. Sebuah gala premier khusus diadakan di mana sejumlah anak-anak dengan sindrom Asperger diundang untuk menyaksikan film tersebut. Kehadiran mereka menambah makna pada acara tersebut, karena film ini bertujuan untuk memberikan suara kepada mereka yang sering kali terpinggirkan.
Frederica, produser film ini, juga menekankan pentingnya film ini dalam konteks sosial. "Lewat Aku Jati, Aku Asperger kami ingin menyentuh hati penonton dan mengajak mereka untuk melihat keindahan dalam setiap perbedaan," jelasnya. Film ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 31 Oktober 2024, dan diharapkan dapat memberikan pendidikan serta pemahaman lebih kepada masyarakat mengenai sindrom Asperger dan pentingnya inklusivitas.
Kisah dalam film ini menggambarkan perjuangan Jati untuk menemukan tempatnya di dunia yang sering kali tidak memahami perbedaan. Melalui karakter yang kuat dan jalan cerita yang menyentuh, film ini menggugah hati penonton untuk berpikir tentang bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang berbeda.
Dengan memerankan karakter Jati, Jefri Nichol tidak hanya membuktikan kemampuannya sebagai aktor, tetapi juga menjadi salah satu sosok yang berkomitmen untuk memperjuangkan kesadaran akan isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan pemahaman terhadap orang-orang berkebutuhan khusus. Film ini diharapkan dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih terbuka dan menerima perbedaan di sekitar mereka.
Di akhir acara premier, tampak jelas betapa film ini tidak hanya menjadi tontonan yang menghibur, tetapi juga sebuah medium edukatif yang memberikan wawasan kepada penonton tentang kompleksitas kehidupan orang dengan sindrom Asperger. Jefri dan seluruh tim produksi berharap film ini dapat membuka mata masyarakat tentang pentingnya empati dan penerimaan terhadap setiap individu, tanpa memandang perbedaan yang ada.
Dengan pendekatan yang humanis dan penuh makna, Aku Jati, Aku Asperger menjadi salah satu film yang dinanti-nantikan tahun ini. Harapan Jefri dan rekan-rekan aktor lainnya adalah agar film ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap masyarakat luas, serta kian meningkatkan kesadaran untuk merayakan setiap perbedaan yang ada demi terciptanya harmoni dalam kehidupan.