Kesehatan

Jadi Andalan Masyarakat, Ini Obat Sakit Ringan Paling Populer di Indonesia

Demam, sakit kepala, dan nyeri otot adalah keluhan umum yang sering dialami banyak orang. Ketika kondisi tersebut dialami, obat-obatan pereda nyeri menjadi solusi instan yang sering dicari. Di Indonesia, beberapa jenis obat untuk sakit ringan telah menjadi favorit dan andalan masyarakat. Dalam rangka menggali lebih dalam tentang pilihan ini, sebuah survei yang dilakukan oleh Jakpat kepada 1.175 responden mengungkapkan preferensi masyarakat terhadap obat-obatan tersebut.

Survei menunjukkan bahwa batuk dan pilek adalah masalah kesehatan yang paling umum, dengan sekitar 70% responden melaporkan mengalami keluhan ini. Sementara itu, sakit kepala menyusul dengan 64% dan masuk angin dengan 57%. Menariknya, kelompok milenial adalah yang paling banyak mengalami batuk, pilek, dan sakit kepala. Berbeda dengan generasi X, yang menunjukkan prevalensi lebih tinggi terhadap masuk angin, sedangkan generasi Z cenderung lebih sering terkena demam.

Aska Primadi, Head of Research Jakpat, menjelaskan bahwa istilah masuk angin meskipun tidak resmi dan bukan terminologi medis, masih populer di Indonesia. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan tanda-tanda ketidaknyamanan tubuh seperti flu, demam, sakit kepala, dan perut kembung. Data menunjukkan bahwa angkatan milenial dan gen X lebih mendekati kondisi ini, sementara gen Z lebih sedikit mengidentifikasi dirinya mengalami masuk angin. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran makna mengenai istilah tersebut di kalangan generasi yang lebih muda.

Candid di kalangan generasi Z cenderung berbeda; mereka lebih memilih metode nonmedis untuk mengatasi gejala ringan. Jika cara tersebut tidak efektif, pendekatan mereka adalah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat resep, daripada obat bebas atau herbal. Sekitar 60% responden menyatakan bahwa mereka memilih untuk banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan yang menghibur selama sakit. Hampir setengah dari mereka, sebanyak 48%, memilih untuk mengonsumsi obat yang dijual bebas di pasaran.

Jakpat juga mengidentifikasi merek obat yang sering digunakan untuk setiap jenis keluhan. Untuk masuk angin, 3 dari 5 responden mengonsumsi obat herbal saset. Dari merek yang disebutkan, Tolak Angin menjadi pilihan utama dengan dukungan 92% responden, diikuti oleh Antangin dengan 60% dan Bejo Bintang Toedjoe sebesar 27%. Pilihan ini menunjukkan preferensi masyarakat Indonesia terhadap terapi herbal tradisional ketika merasa tidak enak badan.

Dalam hal sakit kepala, penggunaan obat juga mencerminkan preferensi yang menarik. Panadol menjadi pilihan utama bagi 52% responden, sementara Bodrex dan Paramex masing-masing dipilih oleh 45% dan 34% responden. Hal ini menunjukkan bahwa obat-obatan umum seperti Panadol dan Bodrex masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia untuk mengatasi panas dan nyeri kepala.

Demam juga merupakan keluhan yang sering dialami, dan hasil survei menunjukkan bahwa 68% responden mengobati demam mereka dengan obat generik Paracetamol. Panadol kembali muncul sebagai pilihan untuk 39% responden, dan Bodrex digunakan oleh 28% responden lainnya. Data ini menegaskan pentingnya obat-obatan yang disediakan di apotek untuk mengatasi kondisi kesehatan ringan di Indonesia.

Penting untuk dicatat bahwa dalam menangani kondisi kesehatan, masyarakat cenderung memilih obat-obatan yang telah terbukti efektif dan memiliki akses yang mudah. Obat-obatan yang dijual bebas memainkan peran kunci dalam memberikan solusi cepat bagi mereka yang mengalami sakit ringan. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat pada merek tertentu juga berkontribusi pada popularitas obat-obatan ini.

Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan, masyarakat saat ini lebih cermat dalam memilih obat. Tren kesehatan yang terus berkembang menetapkan bahwa banyak orang kini melakukan riset lebih sebelum memutuskan untuk menggunakan obat tertentu. Peralihan ini mencerminkan pengaruh informasi yang tersedia secara luas, terutama melalui media sosial dan platform kesehatan online.

Menghadapi pilihan yang terus beragam di pasaran, peran edukasi kesehatan menjadi semakin penting. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang akurat mengenai penggunaan obat yang tepat, termasuk efek samping dan interaksi dengan obat lain. Keterbukaan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan adalah langkah bijak, terutama bagi generasi muda yang menunjukkan kecenderungan untuk mencari pengobatan secara mandiri.

Pengobatan yang tepat harus seimbang antara rasa aman, efektif, dan bisa diakses. Dengan demikian, diharapkan masyarakat bisa lebih sadar dan cerdas dalam memilih pengobatan, baik dari segi obat yang dijual bebas maupun alternatif pengobatan yang diinginkan. Hal ini menjadi tantangan bagi produsen dan pihak terkait untuk terus menghadirkan produk berkualitas yang tidak hanya efektif tetapi juga aman bagi kesehatan masyarakat.

Dengan hasil survei ini, terlihat jelas bahwa pilihan dalam mengonsumsi obat sakit ringan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh generasi dan pemahaman kesehatan masing-masing. Ini menunjukkan dinamika menarik yang harus diperhatikan oleh semua pihak dalam upaya mempromosikan kesehatan dan pengobatan yang tepat.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button