Dunia

Israel Serang Sekolah dan Hunian di Gaza, 13 Warga Palestina Tewas dalam Serangan

Serangan terbaru oleh Israel di Jalur Gaza menimbulkan korban jiwa yang signifikan, dengan laporan terbaru menyebutkan setidaknya 13 warga Palestina tewas dan 15 lainnya terluka. Insiden ini terjadi pada hari Sabtu, 7 September 2024, dan menghebohkan internasional karena target serangan termasuk sebuah sekolah yang berfungsi sebagai tempat pengungsian dan suatu bangunan hunian.

Menurut laporan yang diterima dari kantor berita WAFA, delapan korban jiwa ditemukan tewas dalam reruntuhan di Sekolah Halima al-Sa’diyya, yang terletak di Jabalia, Gaza utara. Sekolah tersebut diketahui menampung pengungsi yang telah kehilangan tempat tinggal akibat konflik yang berkepanjangan. Serangan ini dikonfirmasi oleh tentara Israel yang menyatakan telah melaksanakan “serangan presisi” terhadap apa yang mereka sebut sebagai lokasi pusat komando dan kendali yang digunakan oleh Hamas.

Israel mengklaim bahwa sekolah tersebut berfungsi sebagai tempat berbasis operasional bagi para teroris, yang kemudian menjadi alasan mereka untuk meluncurkan serangan. Dalam pernyataannya, tentara Israel menegaskan bahwa mereka bertindak untuk mengamankan wilayah dari ancaman teroris yang mereka identifikasi beroperasi di dalam kompleks yang sebelumnya merupakan sekolah tersebut.

Menariknya, dalam insiden terpisah, lima warga Palestina juga dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di kamp pengungsi Nuseirat, yang terletak di Gaza tengah. Kejadian ini semakin menambah angka kematian di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.

Konflik yang tengah berlangsung di antara Israel dan Palestina, yang telah berlangsung selama puluhan tahun, kembali mencuat sejak serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Dalam serangan tersebut, kelompok pejuang Palestina tersebut berhasil menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera sekitar 250 lainnya, memicu respons militer yang masif dari pihak Israel. Tanggapan tersebut, yang melibatkan serangan udara yang intens, telah mengakibatkan lebih dari 40.800 warga Palestina kehilangan nyawa, menurut kementerian kesehatan setempat.

Adanya serangan balasan Israel ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza. Dengan hampir seluruh populasi, yang berjumlah sekitar 2,3 juta orang, terpaksa mengungsi, kondisi di lapangan semakin memprihatinkan. Sebagian besar pengungsi dipindahkan ke tempat-tempat yang tidak aman dan tidak layak, menambah beban pada layanan kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya di wilayah tersebut.

Dalam laporan terbaru, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa setidaknya 1,9 juta orang di seluruh Jalur Gaza kini berada dalam kondisi mengungsi secara internal. Ironisnya, beberapa orang bahkan terpaksa mengungsi lebih dari sepuluh kali akibat eskalasi serangan yang berulang. Situasi ini menciptakan krisis kemanusiaan di mana akses terhadap makanan, air bersih, dan perawatan medis menjadi sangat terbatas.

Krisis yang berkepanjangan ini juga memicu berbagai tuduhan serius, termasuk adanya indikasi praktik-genosida yang kini dikaji oleh Mahkamah Internasional (ICJ). Namun, pemerintah Israel membantah segala tuduhan tersebut, mempertahankan bahwa mereka melakukan tindakan yang justru luar biasa untuk melindungi warganya dari ancaman terorisme yang nyata.

Sementara itu, suara dari masyarakat internasional mulai menguat, menyerukan pengehentian kekerasan dan perlunya dialog untuk menyelesaikan konflik yang telah mengakibatkan banyaknya korban jiwa. PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan berusaha menjembatani kebutuhan mendesak bagi para pengungsi, namun kesulitan logistik di tengah serangan yang terus berlangsung menjadi tantangan.

Dampak dari serangan ini bukan hanya dirasakan oleh mereka yang berada di Gaza tetapi juga menimbulkan reaksi di seluruh dunia. Demonstrasi di sejumlah negara untuk menunjukkan solidaritas dengan warga Palestina semakin meningkat, menyerukan agar kekerasan segera dihentikan. Media sosial pun menjadi wadah bagi banyak orang untuk berbagi informasi dan mengeksplorasi isu-isu kemanusiaan yang dihadapi masyarakat di Gaza.

Dengan situasi yang semakin memanas, penting untuk terus memantau perkembangan konflik ini. Apapun hasil yang akan terjadi, harapan akan perdamaian dan solusi yang berkelanjutan bagi rakyat Palestina dan Israel tetap menjadi sebuah kebutuhan mendesak. Dalam menghadapi situasi yang sangat kompleks ini, diplomasi yang berkelanjutan dan pengertian dari semua pihak menjadi kunci dalam meraih stabilitas yang diinginkan.

Di waktu mendatang, perhatian dari masyarakat internasional sangat diperlukan untuk memastikan bahwa hak asasi manusia semua pihak terjamin dan tidak ada lagi korban jiwa akibat tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Kini, dunia menunggu langkah selanjutnya dari semua pihak yang terlibat dalam konflik ini.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button