Pengguna mobil listrik di Indonesia harus mempersiapkan anggaran yang cukup besar untuk melakukan penggantian baterai, salah satu komponen termahal dari kendaraan listrik. Data terbaru menunjukkan bahwa harga baterai Hyundai Ioniq 5, kendaraan listrik terbaru dari PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), dapat mencapai angka yang nyaris setara dengan harga mobil konvensional, seperti Toyota Kijang Innova Zenix.
Harga Baterai Hyundai Ioniq 5 Berkisar Rp300 Juta hingga Rp400 Juta
Berdasarkan informasi yang diperoleh, harga baterai untuk Hyundai Ioniq 5 memiliki rentang dari Rp300 juta untuk versi standar, hingga Rp400 juta untuk varian Long Range. Jika dibandingkan dengan harga Ioniq 5 itu sendiri, yang berkisar antara Rp713 juta hingga Rp900 juta, angka ini menunjukkan bahwa baterai mencakup 40%-60% dari total harga kendaraan. Hal ini membuat biaya penggantian baterai menjadi salah satu aspek pertimbangan serius bagi calon pengguna mobil listrik.
Sebagai perbandingan, harga baterai dari Ioniq 5 tersebut bisa dibilang tidak jauh dari harga sebuah Toyota Kijang Innova Zenix, yang dijual dengan harga mulai Rp430 juta. Selain itu, harga baterai ini juga berada di atas harga Honda HR-V varian 1.5L S CVT yang dibanderol sekitar Rp383,9 juta. Ini menunjukkan bahwa pengguna mobil listrik harus menyiapkan dana besar tidak hanya untuk membeli kendaraan, tetapi juga untuk perawatan jangka panjang.
Kapasitas dan Daya Tahan Baterai Ioniq 5
Hyundai Ioniq 5 dilengkapi dengan kemasan baterai yang menawarkan kapasitas 58 kWh untuk versi standar, dan 72,6 kWh untuk varian Long Range. Dengan kapasitas ini, jarak tempuh maksimal yang dapat dicapai berkisar antara 384 km hingga 481 km. Baterai yang digunakan merupakan jenis lithium-ion, yang telah terbukti memiliki daya tahan tinggi, energi padat, serta tingkat degradasi yang rendah.
Hyundai juga memberikan jaminan baterai selama 8 tahun atau ketika mobil telah menempuh 160.000 km. Manajemen Hyundai memahami kekhawatiran pengguna mengenai daya tahan baterai, oleh karena itu mereka memberikan beberapa tips untuk merawat baterai agar lebih tahan lama. Salah satu saran utama adalah untuk tidak menguras baterai hingga di bawah 20% dan mengatur pengisian daya maksimal hingga 80%.
Ekosistem Mobil Listrik Hyundai di Indonesia
Hyundai tidak hanya fokus pada produksi mobil listrik, tetapi mereka juga telah investasi signifikan dalam ekosistem mobil listrik di Indonesia. Investasi yang mencapai US$3 miliar mencakup pembangunan tiga pabrik yang berperan penting dalam menciptakan infrastruktur kendaraan listrik.
Pabrik pertama adalah Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Cikarang yang sedang dalam proses peningkatan produksi menjadi 70.000 unit mobil listrik per tahun. Saat ini, kapasitas pabrik ini mencapai 150.000 unit, dengan sekitar 50.000 unit di antaranya untuk produksi Ioniq 5.
Kemudian, terdapat HLI Green Power, sebuah perusahaan patungan antara Hyundai dan LG Energy Solutions. Perusahaan ini memiliki kemampuan untuk memproduksi sel baterai hingga 10 GWh per tahun, dengan rencana untuk menambah kapasitas sehingga total produksinya bisa mencapai 20 GWh. Adanya pabrik ini juga akan mendukung rantai pasok dari baterai untuk mempercepat pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Selanjutnya, proyek Hyundai Energy Indonesia (HEI) juga sedang berjalan untuk mendirikan pabrik yang akan memproduksi sistem baterai dengan kapasitas 50.000 sistem per tahun. Ini mencerminkan komitmen Hyundai terhadap pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air serta mendukung transisi menuju mobilitas yang lebih ramah lingkungan.
Dampak Terhadap Pasar Mobil dan Konsumen
Dengan harga baterai yang cukup tinggi, pengguna mobil listrik seperti Hyundai Ioniq 5 harus memikirkan biaya perawatan jangka panjang saat membeli kendaraan listrik tersebut. Hal ini bisa mempengaruhi daya tarik mobil listrik bagi konsumen di Indonesia, mengingat masih banyak pengguna yang lebih memilih kendaraan konvensional dengan biaya perawatan yang lebih terjangkau.
Di sisi lain, investasi Hyundai dalam infrastruktur dan kapasitas produksi dapat membantu menurunkan biaya produksi baterai di masa depan, yang pada gilirannya dapat mengurangi harga jual kendaraan listrik secara keseluruhan. Selain itu, dengan adanya pabrik lokal, konsumen dapat merasakan keuntungan seperti kecepatan layanan purna jual dan pemeliharaan yang lebih baik.
Dalam menghadapi tantangan ini, Hyundai berupaya untuk tetap bersaing di pasar kendaraan listrik dan menjawab kebutuhan konsumen akan mobil yang efisien dan ramah lingkungan. Dengan berbagai inisiatif dan pengembangan, mereka berharap dapat memperluas pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia. Ini merupakan langkah yang menarik, mengingat semakin banyaknya produsen mobil global yang mengejar segmen kendaraan listrik, menciptakan persaingan yang semakin ketat namun juga menguntungkan bagi konsumen.