Pendidikan

Inovasi E-Tongue Mahasiswa UGM: Solusi Deteksi Awal Penyakit Alzheimer

Sebanyak lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi bermanfaat dalam penelitian kesehatan, khususnya untuk deteksi dini penyakit Alzheimer, yang saat ini menjadi perhatian global sebagai salah satu penyakit neurodegeneratif progresif. Tim yang terlibat dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) ini terdiri dari Muhammad Rofii Ashari (Fisika 2022), Zuleika Arum (Fisika 2022), Putri Ardiana Dwi Rahmawati (Kimia 2022), Aulia Agustin (Fisika 2023), dan Jonathan Hamonangan Sihaloho (Kedokteran Umum 2023), serta didampingi oleh Dr. Eng. Ahmad Kusumaatmaja.

Penyakit Alzheimer ditandai dengan penurunan fungsi otak yang signifikan, termasuk dalam hal daya ingat, penalaran, dan keterampilan berpikir. Untuk mendeteksi penyakit ini, metode yang ada saat ini sering kali invasif, mahal, dan tidak dapat dilakukan secara massal, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi dunia kesehatan. Dengan memanfaatkan membran lipid pada lidah elektronik atau e-Tongue, mahasiswa UGM berupaya menawarkan solusi yang lebih praktis dan terjangkau.

Inovasi yang dikembangkan oleh tim ini menggunakan teknologi sensor elektronik yang mampu mendeteksi dan membedakan rasa serta komponen kimia dalam sampel. Muhammad Rofii Ashari menjelaskan bahwa e-Tongue yang mereka rancang dilengkapi dengan sensor yang sensitif serta teknologi machine learning. Alat ini dioptimalkan untuk mendeteksi protein Aβ yang dapat ditemukan dalam darah, yang menjadi salah satu indikator awal penyakit Alzheimer. Melalui metode ini, Rofii berharap diagnosis penyakit Alzheimer dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat, dan tanpa memerlukan tenaga ahli yang banyak.

Meskipun riset ini menjanjikan, Rofii mencatat bahwa tim mereka tidak selalu menghadapi proses yang mulus. Mereka mengalami beberapa tantangan di lapangan, terutama dalam meningkatkan akurasi pendeteksian sensor yang mereka buat. Salah satu kendala yang dihadapi adalah pemilihan membran yang paling optimal dan metode machine learning yang tepat untuk digunakan dalam pengolahan data yang dihasilkan oleh sensor.

Pengembangan e-Tongue ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi metode diagnosa konvensional yang lebih kompleks dan mahal. Inovasi semacam ini sangat penting terutama di Indonesia, di mana akses terhadap pengujian kesehatan yang berkualitas sering kali terbatas. Dengan adanya alat ini, diagnosa penyakit Alzheimer bisa dilakukan secara lebih massal dan dengan biaya yang lebih rendah, menjadikannya lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Keberhasilan tim mahasiswa UGM dalam menciptakan e-Tongue ini juga mencerminkan potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia dalam berkontribusi terhadap riset dan inovasi kesehatan. Hal ini diharapkan dapat menjadi dorongan bagi perguruan tinggi lainnya untuk menekankan pentingnya penelitian di bidang teknologi kesehatan, yang pada gilirannya akan mendukung penanganan penyakit-penyakit yang semakin meningkat di dunia.

Sebagai informasi, penyakit Alzheimer adalah kondisi yang tidak hanya mempengaruhi penderita, tetapi juga keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Dengan meningkatnya jumlah populasi yang menua, kasus Alzheimer dapat meningkat secara eksponensial dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, pengembangan alat yang dapat membantu dalam diagnosis dini merupakan langkah yang sangat penting dalam menangani masalah kesehatan ini.

Tim UGM ini patut diacungi jempol bukan hanya karena inovasi yang mereka kembangkan, tetapi juga karena semangat dan dedikasi yang ditunjukkan dalam mengatasi tantangan yang ada selama proses riset. Harapan mereka agar alat ini bisa digunakan secara masif di masa depan membuktikan komitmen dari generasi muda untuk menciptakan perubahan yang positif dalam dunia kesehatan.

Ketika masyarakat turut berperan dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit Alzheimer, peran inovasi seperti e-Tongue menjadi semakin penting. Dengan pendekatan yang lebih mudah diakses, diharapkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini meningkat, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan lebih dini. Melalui inovasi-inovasi seperti ini, masa depan deteksi penyakit Alzheimer bisa menjadi lebih cerah dan optimis.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button