Kesehatan

Inilah 3 Jenis Kanker Paling Umum dan Gejala yang Harus Diwaspadai

Kanker tetap menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan dan menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Menurut data terbaru dari International Agency for Research on Cancer (IARC), diperkirakan jumlah kasus kanker akan meningkat dua kali lipat dalam dua dekade ke depan, mencapai sekitar 35 juta diagnosis. Kondisi ini banyak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup yang kian tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Dalam konteks ini, sangat penting untuk mengetahui jenis kanker yang paling umum dan menandai gejala awalnya.

Berdasarkan laporan Allianz Life pada semester pertama 2024, tiga jenis kanker yang paling banyak diderita adalah kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker usus besar. Hingga Juni 2024, Allianz Life telah memproses lebih dari 700 klaim terkait kanker dan membiayai pengobatan untuk lebih dari 7.000 kasus. Menariknya, meskipun angka klaim untuk ketiga jenis kanker ini sangat tinggi, hal tersebut tidak serta merta berarti bahwa semua orang memiliki risiko yang meningkat untuk terjangkit kanker.

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum diantara klaim yang diterima. Gejala paling awal dari kanker ini adalah munculnya benjolan di payudara. Benjolan ini bisa keras atau lunak dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Selain itu, saat penyakit ini memasuki tahap yang lebih lanjut, pembengkakan pada payudara bisa terjadi, diikuti dengan perubahan warna pada kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk. Penderita juga mungkin mengalami keluarnya cairan dari puting yang berwarna kuning, cokelat, merah, atau bahkan bening. Deteksi dini terhadap benjolan atau perubahan pada payudara sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

Selanjutnya, kanker paru-paru menyusul sebagai jenis kanker dengan angka klaim yang tinggi. Penderita kanker paru-paru sering kali tidak menyadari kondisinya hingga mencapai tahap lanjut. Pada awalnya, mereka dapat mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari empat minggu, dan batuk tersebut dapat disertai dengan dahak berwarna karat atau bahkan ada bercak darah. Gejala lain yang perlu diperhatikan adalah adanya sesak napas serta nyeri dada saat bernapas dalam atau saat batuk. Merokok tetap menjadi faktor risiko utama bagi kanker paru-paru, sehingga upaya untuk berhenti merokok sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko ini.

Terakhir, kanker usus menunjukkan gejala yang spesifik, seperti diare atau konstipasi yang berlangsung lebih dari empat minggu meskipun telah menerima pengobatan. Penderita juga perlu waspada jika ditemukan darah dalam tinja atau pendarahan dari anus. Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas juga menjadi tanda yang mencurigakan. Deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan rutin sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus.

Menurut dr. Tubagus Argie Sunartadirdja, Head of Claim Support and Data Analytics Allianz Life Indonesia, kanker sering kali disebut sebagai "silent killer" karena gejalanya tidak selalu tampak jelas hingga mencapai tahap lanjut. Oleh karena itu, kesadaran untuk melakukan pengecekan kesehatan secara berkala adalah kunci untuk mendeteksi kanker sejak dini. Semakin cepat seseorang dapat melakukan deteksi, semakin tinggi peluang untuk sembuh.

Kenyataannya, meskipun kanker sering kali terlihat menakutkan, ada banyak kasus penyintas kanker yang berhasil sembuh setelah menjalani pengobatan. Contohnya, penyanyi Ari Lasso yang pernah didiagnosis dengan kanker limfoma namun berhasil sembuh setelah kemoterapi. Selain itu, Titiek Puspa, penyanyi senior yang juga pernah mengalami kanker serviks, dinyatakan sembuh setelah perawatan intensif.

Namun, biaya pengobatan kanker bisa sangat tinggi. Prosedur seperti kemoterapi dapat menghabiskan jutaan rupiah, dan perlunya perawatan berkelanjutan menambah beban finansial penderita. Dengan meningkatnya biaya kesehatan di Indonesia setiap tahunnya, penting bagi individu untuk mempertimbangkan proteksi kesehatan sejak dini. Allianz Life telah meluncurkan produk asuransi kesehatan seperti Allianz Flexi Medical dan AlliSya Flexi Medical yang menawarkan perlindungan komprehensif untuk penyakit kritis, termasuk kanker.

Pengobatan yang tepat dapat sangat membantu dalam meringankan biaya yang harus ditanggung oleh pasien. Selain itu, melakukan gaya hidup sehat juga merupakan langkah preventif yang krusial. Mengurangi konsumsi makanan cepat saji, tidak merokok, serta rutin melakukan aktivitas fisik dan tidur yang cukup dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker. Kesadaran dan usaha untuk menjalani gaya hidup lebih sehat, disertai dengan pemeriksaan kesehatan yang rutin, dapat meningkatkan peluang untuk mencegah penyakit berbahaya ini sejak dini.

YouTube video

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button