Gaya Hidup

Ini Penyebab Rematik dan Gejala Umum yang Sering Muncul: Kenali dan Waspadai!

Penyakit rematik, atau yang dikenal secara medis dengan istilah rheumatoid arthritis, merupakan salah satu bentuk penyakit autoimun yang paling umum. Penyakit ini ditandai dengan peradangan pada sendi-sendi tubuh yang sering disertai dengan nyeri, bengkak, dan kekakuan. Menurut laporan dari Bisnis.com, rematik merupakan penyakit kronis yang dapat mengakibatkan erosi tulang dan mengubah bentuk sendi jika tidak ditangani dengan baik.

Sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi justru menyerang jaringan sendi dan menyebabkan peradangan. Mayoclinic melaporkan bahwa kondisi ini terjadi ketika tubuh menganggap sel-sel sendi sebagai benda asing yang harus dilawan. Proses peradangan ini tidak hanya terbatas pada sendi, tetapi juga bisa mempengaruhi berbagai organ lain dalam tubuh seperti kulit, mata, paru-paru, jantung, dan ginjal.

Dalam jangka panjang, rematik bisa berisiko menimbulkan disabilitas. Definisi disabilitas dapat bervariasi, termasuk keadaan permanen yang berlangsung selama lebih dari enam bulan. Healthline menjelaskan bahwa kondisi ini dapat dianggap sebagai disabilitas ketika seseorang sudah tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari atau bekerja karena dampak dari penyakit tersebut. Oleh karena itu, mengetahui risiko, penyebab, dan gejala rematik sangat penting untuk menghindari potensi keparahannya.

Risiko rematik cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, terutama bagi individu yang berusia 60 tahun ke atas. Perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki dalam mengembangkan kondisi ini. Selain faktor genetik yang mungkin berperan, ada juga sejumlah faktor gaya hidup yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena rematik, seperti obesitas, penyakit gusi, kolesterol tinggi, dan bahkan kebiasaan merokok.

Walaupun masih banyak yang belum dipahami tentang penyebab rematik, beberapa penelitian menunjukkan adanya interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Arthritis Foundation menyebutkan bahwa paparan pada virus, bakteri, atau bahkan stres dapat memicu penyakit ini pada individu yang memiliki kecenderungan genetik. Ketika faktor-faktor tersebut berpadu, sistem imun akan mulai menghasilkan bahan kimia yang menyebabkan peradangan, terutama pada sinovium, yaitu jaringan yang mengelilingi sendi dan memfasilitasi gerak sendi dengan baik.

Gejala awal rematik sering muncul pada sendi-sendi kecil, seperti jari tangan dan kaki, dan secara bertahap menyebar ke sendi yang lebih besar seperti pergelangan tangan, lutut, dan pinggul. Gejala rematik yang umumnya muncul meliputi:

  • Sendi-sendi terasa lunak, hangat, dan membengkak
  • Kekakuan pada sendi, terutama di pagi hari atau setelah beristirahat lama
  • Kelelahan yang tidak tertahankan
  • Demam tanpa sebab yang jelas
  • Mengalami hilangnya nafsu makan

Gejala-gejala ini dapat muncul dan hilang bergantung pada keaktifan penyakit. Selain dampak pada sendi, banyak pasien juga melaporkan gejala lain yang dapat mengganggu fungsi organ tubuh lainnya.

Penyakit rematik, meskipun tidak dapat disembuhkan, masih dapat dikelola dengan baik melalui obat-obatan dan perubahan gaya hidup. Gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal, rajin berolahraga, serta menghindari rokok dan alkohol, dapat membantu mengurangi dampak penyakit. Selain itu, pengobatan medis seperti obat anti-inflamasi non-steroid (NSAIDs) dan terapi biologis juga berperan penting dalam membantu pasien mengontrol peradangan dan rasa nyeri yang ditimbulkan.

Seiring dengan berkembangnya pengetahuan tentang rematik dan perawatan yang tersedia, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami penyakit ini. Kesadaran mengenai tanda-tanda dan gejala awal dapat mendorong individu untuk segera mencari pengobatan, sehingga mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.

Dengan meningkatnya angka kejadian rematik seiring dengan penambahan usia, edukasi dan penyuluhan tentang penyakit ini patut menjadi perhatian. Pemerintah dan lembaga kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi yang memadai kepada masyarakat mengenai cara pencegahan, deteksi dini, hingga pengelolaan penyakit rematik.

Mengetahui dan memahami rematik menjadi esensial, tidak hanya untuk individu yang berisiko, tetapi juga bagi keluarganya. Pengetahuan ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pasien rematik untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih produktif meski dalam kondisi yang menantang.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button