Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) telah mengajak semua pemangku kepentingan dalam industri penerbangan untuk bersatu dalam menciptakan bisnis penerbangan yang sehat. Dalam situasi yang semakin sulit ini, kolaborasi antar pemangku kepentingan, termasuk maskapai penerbangan, otoritas, pengelola bandara, hingga penyuplai bahan bakar, dianggap sebagai solusi utama untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Dari pengamatan terkini, industri penerbangan nasional tengah berada dalam kondisi yang tidak ideal. Berbagai tekanan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, semakin menambah beban maskapai. Di dalam negeri, tingginya biaya operasional menjadi salah satu penyebab utama masalah yang dihadapi. Pungutan-pungutan seperti bea masuk dan pajak juga kian memperberat kondisi yang dihadapi oleh maskapai dan penumpang. Di sisi lain, tantangan dari luar negeri juga cukup signifikan. Situasi geopolitik global yang tidak stabil turut berdampak negatif, seperti kenaikan harga avtur, fluktuasi nilai tukar mata uang, serta kesulitan dalam pengadaan pesawat dan suku cadangnya.
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja, menyatakan bahwa bisnis penerbangan seperti "jatuh tertimpa tangga." Pandemi COVID-19 yang melanda dari 2020 hingga 2022 belum sepenuhnya teratasi, dan kini industri penerbangan kembali dihadapkan pada krisis global yang lebih kompleks. Denon menjelaskan bahwa meskipun maskapai berusaha meningkatkan produksi untuk menambah pendapatan, biaya yang harus ditanggung sangat tinggi. Ditambah lagi, daya beli masyarakat yang menurun turut memengaruhi hasil akhir dari usaha tersebut.
Dalam menghadapi berbagai tantangan ini, Denon menegaskan pentingnya kolaborasi antar semua pemangku kepentingan. "Jika kita ingin bertahan, kita harus bekerja sama," ujarnya. Dia menekankan bahwa sekarang adalah era kolaborasi, bukan kompetisi. Tantangan yang ada terlalu besar untuk dihadapi sendirian. Denon menjelaskan bahwa kolaborasi tidak hanya berlaku di dalam sebuah perusahaan, tetapi harus melibatkan berbagai pihak untuk berbagi pengalaman, memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, memperbesar pangsa pasar, dan menghasilkan profitabilitas yang lebih baik.
INACA berkomitmen untuk berperan aktif dalam pengembangan industri penerbangan nasional. Mereka telah melakukan pendekatan kepada berbagai pemangku kepentingan dan berupaya menjadi teman diskusi yang kredibel dalam berbagai isu yang dihadapi. Beberapa langkah konkret yang telah dilakukan adalah memfasilitasi penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan mengenai Kebijakan dan Pengaturan Impor, serta berkolaborasi dengan Bank Indonesia terkait penundaan kewajiban penggunaan rupiah untuk transaksi jasa sewa angkutan udara.
Dengan terus berupaya menjalin komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak, INACA berharap bisa mengatasi beberapa masalah yang selama ini mengganggu industri penerbangan. Permintaan pemberlakuan bea masuk nol persen untuk spare part pesawat juga telah diajukan kepada Menteri Perhubungan, sebagai salah satu langkah untuk meringankan beban maskapai.
Menghadapi masa depan, INACA tidak hanya ingin menjadi jembatan antara pemerintah dan industri, tetapi juga mendorong inovasi dan inisiatif baru di sektor penerbangan. Inisiatif ini termasuk menciptakan forum di mana para stakeholder dapat bertemu dan berdiskusi secara terbuka tentang tantangan dan peluang yang ada, serta bagaimana mereka bisa saling mendukung untuk menciptakan industri penerbangan yang lebih sehat.
Dalam konteks yang lebih luas, kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara stakeholder mengenai dinamika yang terjadi dalam industri penerbangan. Memberikan ruang bagi diskusi dan kerjasama juga akan membantu membangun kepercayaan antara pemangku kepentingan, yang esensial bagi keberlanjutan industri.
Seiring dengan itu, tantangan-tantangan yang ada di industri penerbangan tidak bisa diabaikan. Namun, dengan pendekatan kolaboratif, INACA percaya bahwa akan ada jalan keluar dari berbagai masalah ini. Menyadari bahwa kekuatan tidak hanya datang dari satu pihak, tetapi dari sinergi dan keterhubungan antar semua elemen industri, INACA bersikeras bahwa masa depan penerbangan Indonesia bisa lebih cerah.
Dalam mengatasi permasalahan penerbangan yang ada saat ini, kolaborasi semacam ini diharapkan dapat menjadi model bagi sektor-sektor lain di Indonesia. Ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menghadapi isu-isu yang lebih besar dan kompleks yang tidak bisa diselesaikan secara terpisah. Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menciptakan sinergi yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.