Otomotif

IKN Diguyur Hujan, Mobil Alphard Cs Banjir saat HUT RI: Ironi Janji Bebas Polusi Jokowi

Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mulai mengundang perhatian publik, terutama setelah munculnya berita terkait kebutuhan transportasi selama perayaan tersebut. Dengan persiapan yang dilakukan oleh pemerintah, isu mengenai penyewaan mobil dan kondisi lingkungan di IKN menjadi sorotan utama. Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai fenomena sewa mobil, serta ironi dari janji pemerintah tentang IKN yang bebas polusi.

Presiden Joko Widodo dan Kehati-hatian Progres Pembangunan

Meski dipenuhi harapan, perayaan HUT ke-79 RI seolah diwarnai oleh berbagai tantangan. Kemajuan pembangunan infrastruktur dasar dan penunjang di IKN dianggap masih memerlukan perhatian. Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim bahwa semua fasilitas penunjang untuk upacara telah siap 100%. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan, “Maksudnya kalau dalam kondisi misalnya kalau Istana, rumah menteri, hotel, sudah,” meskipun beberapa bagian kantor menteri belum sepenuhnya siap.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, masalah mulai muncul. Salah satu problematika yang terlihat adalah tingginya permintaan untuk mobil sewa yang melonjak tajam menjelang perayaan tersebut. Untuk mengakomodasi undangan yang terbatas, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) mengontrak tidak kurang dari 1.000 mobil untuk keperluan transportasi tamu.

Lonjakan Harga Sewa Mobil

Lonjakan harga sewa mobil di sekitar IKN mencapai 100%. Mobil yang biasanya disewa dengan tarif rata-rata, seperti Fortuner seharga Rp2,5 juta per hari, kini menembus angka Rp5 juta per hari. Bahkan Alphard, yang biasanya disewa dengan tarif Rp7 juta per hari, kini harganya meroket menjadi Rp25 juta per hari. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Rental Mobil Daerah Indonesia (Asperda) Kalimantan Timur, Damun Kiswanto, menyatakan bahwa kebutuhan ini menyebabkan banyak vendor mobil rental harus mencari unit dari luar daerah, termasuk Surabaya, Jakarta, dan daerah lainnya.

Meski pihak Istana membantah bahwa para tamu akan menggunakan mobil mewah seperti Alphard, pernyataan tersebut tetap meninggalkan pertanyaan mengenai komitmen untuk menjaga kesan ramah lingkungan saat perayaan yang memiliki simbolisasi kemerdekaan ini.

Kendaraan Ramah Lingkungan dan Janji Pemerintah

Sebelum meninggalkan jabatannya, Bambang Susantono, mantan Kepala Otorita IKN, pernah mengemukakan bahwa pengembangan IKN akan mengadopsi teknologi canggih dan ramah lingkungan. Menurutnya, tidak akan ada kendaraan yang tidak “hijau” di IKN. Janji ini sempat menimbulkan harapan besar di masyarakat. Namun, realitas di lapangan tampaknya tidak sejalan dengan impian tersebut.

Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama menjelaskan bahwa tidak semua kendaraan yang akan digunakan selama perayaan adalah kendaraan listrik. "Sebagian kendaraan listrik, sebagian masih combustion engine dan ART [Autonomous-rail Rapid Transit]," ujarnya. Penggunaan kendaraan tersebut menimbulkan keraguan tentang bagaimana IKN akan mewujudkan visi sebagai kota ramah lingkungan, jika saat acara besar harus bergantung pada berbagai jenis kendaraan yang belum sepenuhnya berkelanjutan.

Kendaraan Transportasi Massal Sebagai Solusi?

Meskipun telah ada janji tentang kendaraan ramah lingkungan, pemerintah tampaknya akan mengandalkan transportasi massal untuk pergerakan tamu negara. Dengan fokus pada bus sebagai sarana transportasi utama, diharapkan mobilitas selama acara dapat berjalan lebih teratur dan terjangkau. Sekretaris Kementerian Setya Utama menekankan bahwa bus akan melayani pergerakan tamu negara menuju Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.

Namun, dengan kondisi sewa mobil yang meroket dan bahan pendukung lainnya yang terancam tidak ramah lingkungan, masyarakat mulai mempertanyakan konsistensi antara pernyataan pemerintah dan tindakan nyata di lapangan. Apakah janji untuk menciptakan IKN yang bebas polusi akan mampu terwujud jika justru di hari penting, pilihan transportasi lebih didominasi oleh kendaraan berbahan bakar fosil?

Polemik Menuju IKN yang Futuristik

Kenyataan ini menciptakan ironi yang mencolok, di mana kesan modern dan ramah lingkungan seolah-olah terdistorsi oleh suara-suara kegaduhan yang menggema dari janji-janji yang belum sepenuhnya diimplementasikan. Janji untuk mengembangkan moda transportasi berbasis teknologi tinggi, seperti taksi terbang dan mobil otonom, harus diuji realisasinya. Melihat kapal pesiar bintang lima dan kendaraan mewah di saat yang bersamaan merupakan pertanda bahwa ada tantangan yang lebih besar di depan dalam mewujudkan konsep IKN.

Sebagai sebuah harapan baru bagi rakyat Indonesia, IKN Nusantara seharusnya menjadi simbol kemajuan dan pertumbuhan yang tidak hanya menawarkan infrastruktur tetapi juga visi masa depan yang selaras dengan keberlanjutan dan kebutuhan lingkungan. Apakah pemerintah dapat memenuhi harapan ini? Jawaban dari pertanyaan tersebut akan sangat menentukan reputasi dan kepercayaan publik terhadap masa depan IKN.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button