Bisnis

IHSG Dibuka Merah, Ikuti Gerak Bursa Regional di Awal Perdagangan Hari Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu, 4 September 2024. Pembukaan IHSG di level 7.577,1 menunjukkan penurunan sebesar 15 poin atau setara 0,54 persen. Kinerja negatif ini sejalan dengan pergerakan bursa saham di kawasan Asia dan global yang mengalami pelemahan yang signifikan.

Setelah pembukaan yang kurang menggembirakan, IHSG melanjutkan penurunannya hingga mencapai level terendah di 7.546,04. Meskipun demikian, setelah sepuluh menit perdagangan, IHSG memperlihatkan pergerakan yang lebih baik dengan beranjak ke zona hijau pada pukul 09.10 WIB dan bertengger di level 7.617,75. Volume perdagangan pagi ini terpantau cukup aktif, dengan sebanyak 2,45 miliar saham telah diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp1,15 triliun.

Dalam analisis saat ini, terdapat 116 saham yang berhasil mengalami penguatan, sementara 295 saham mengalami penurunan dan 180 saham stagnan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun IHSG dibuka di zona merah, beberapa saham masih mampu mencatatkan performa yang baik.

IHSG yang melemah di tengah pelaku pasar ini tampaknya terkait dengan pergerakan negatif di bursa saham kawasan Asia dan global. Bursa saham regional Asia menunjukkan tren serupa, di mana indeks Nikkei turun 1.252,90 poin (3,24 persen) menjadi 37.433,39. Indeks Hang Seng juga tercatat mengalami penurunan sebesar 263,91 poin (1,50 persen) ke level 17.387,58, sedangkan indeks Shanghai merosot 15,00 poin (0,54 persen) ke angka 2.787,97. Selain itu, indeks Straits Times turut mengalami penurunan sebesar 55,42 poin (1,59 persen) ke level 3.424,91.

Sebagai tambahan informasi dari dalam negeri, pemerintah telah melaksanakan lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) yang terdiri dari beberapa seri baru dan revisi. Lelang tersebut berhasil menarik penawaran mencapai Rp45,48 triliun, tetapi total yang dimenangkan hanya sebesar Rp22 triliun. Hal ini menunjukkan tingginya minat pasar terhadap surat utang, meskipun IHSG menunjukkan tren negatif di awal perdagangan.

Berita lainnya datang dari Korea Selatan, di mana angka inflasi tahunan pada bulan Agustus tercatat sebesar 2 persen. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,6 persen, dan merupakan yang terendah sejak Maret 2021. Inflasi yang lebih rendah ini sekaligus memenuhi target Bank Sentral Korea (Bank of Korea/Bok) untuk tahun 2024 dan bisa memberikan dampak positif bagi stabilitas ekonomi negara tersebut.

Sementara itu, dari sisi luar negeri, bursa saham Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan juga setelah libur nasional di awal pekan. Indeks Nasdaq, misalnya, mengalami penurunan tajam sebesar 577,33 poin (3,26 persen) ke level 17.137. Penurunan ini dipicu oleh melorotnya harga saham di sektor teknologi, terutama saham Nvidia yang turun 9,5 persen dan saham Intel yang turun 8,8 persen.

Pada perspektif yang lebih luas, prediksi analis menunjukkan bahwa IHSG hari ini diperkirakan akan berfluktuasi dalam rentang antara 7.500 hingga 7.650. Hal ini diungkapkan oleh Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, yang menyebutkan bahwa pergerakan IHSG hari ini harus diperhatikan dengan cermat mengingat sentimen negatif dari bursa regional dan global.

Dengan kondisi ini, pelaku pasar di Indonesia perlu tetap waspada dan mengikuti perkembangan bursa saham global, khususnya yang berkaitan dengan sektor teknologi yang saat ini tengah mengalami tekanan besar. Penurunan yang terjadi di bursa saham global sering kali memiliki efek berantai terhadap pasar saham domestik, dan analisis yang tepat sangat diperlukan untuk mengambil keputusan investasi yang bijak.

Konsistensi dalam mengikuti tren pasar dan analisis fundamental yang mendalam akan menjadi kunci dalam navigasi pasar yang penuh tantangan ini. Investor dan trader diharapkan dapat mengidentifikasi peluang yang ada meski terdapat kesulitan di awal perdagangan, serta mencari tahu saham-saham mana yang masih berpotensi untuk bertumbuh meski dalam situasi pasar yang tidak menentu.

Dengan memahami berbagai dinamika yang terjadi,
pelaku pasar bisa lebih adaptif dalam mengambil keputusan investasi. Di tengah ketidakpastian ini, penting untuk tetap mempertahankan sudut pandang yang objektif dan berbasis pada data dan analisis yang akurat. Ini akan membantu dalam menentukan langkah berikutnya terhadap pergerakan IHSG di hari-hari mendatang.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button