Produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Co., baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk menggandakan produksi mobil hybrid di tengah penurunan permintaan terhadap kendaraan listrik berbasis baterai (BEV). CEO Hyundai, Jaehoon Chang, mengungkapkan bahwa perusahaan akan memperluas jajaran kendaraan hibridanya menjadi 14 model yang meliputi berbagai kategori, mulai dari mobil kompak dan menengah hingga mobil mewah. Langkah ini dianggap sebagai respons terhadap kondisi pasar saat ini, di mana permintaan untuk kendaraan listrik belum menunjukkan tren yang menggembirakan.
Meski demikian, Hyundai tetap memiliki komitmen untuk mencapai target penjualan kendaraan listrik sebanyak 2 juta unit per tahun pada tahun 2030. Jaehoon Chang menegaskan pentingnya memperkuat infrastruktur pengisian daya dan mengatasi masalah jarak tempuh atau driving range bagi kendaraan listrik. Perusahaan juga merencanakan peluncuran kendaraan listrik jarak jauh di pasar Amerika Utara dan China, dengan fitur yang memungkinkan kendaraan ini untuk menempuh jarak lebih dari 900 kilometer dengan sekali pengisian daya, berkat adanya mesin bensin kecil yang mendukung pengisian baterai.
Data penjualan terbaru menunjukkan penjualan mobil hybrid Hyundai mencapai sekitar 12% dari total penjualan kendaraan pada kuartal II tahun 2024, yang berkontribusi pada labanya yang mencapai puncaknya. Dikatakan bahwa langkah ini dapat mendatangkan pendapatan yang signifikan di tengah tantangan pasar kendaraan listrik. Dengan kondisi pasar yang semakin ketat akibat regulasi lingkungan, Hyundai merasa perlu untuk beradaptasi dan tidak hanya berfokus pada elektrifikasi.
Hyundai juga merencanakan untuk memproduksi mobil hibrida di pabrik kendaraan listrik yang sedang dibangun di Georgia, AS. Proyek pabrik ini, yang diperkirakan bernilai $7,6 miliar, diharapkan mulai beroperasi pada kuartal pertama tahun 2026. Namun, pembangunan pabrik tersebut menghadapi kendala berupa potensi peninjauan ulang izin lingkungan oleh pemerintah federal AS.
Di sisi lain, investasi besar-besaran sebesar 121 triliun won (sekitar $99,7 miliar) telah direncanakan oleh Hyundai dalam satu dekade mendatang untuk pengembangan mobil hidrogen, baterai EV, serta perangkat lunak untuk mobilitas masa depan. Hal ini menunjukkan komitmen Hyundai untuk tetap menjadi pemain utama dalam industri otomotif global sekaligus memperluas portofolio produknya.
Di Indonesia, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) juga berencana meluncurkan tiga model baru hingga akhir tahun ini, salah satunya adalah mobil hybrid. Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto, menjelaskan bahwa meskipun industri otomotif di dalam negeri mengalami lesu, Hyundai tetap optimis untuk meluncurkan produk baru. Dari tiga model tersebut, ada yang dirakit secara lokal dan ada pula yang diimpor utuh.
Fransiscus menambahkan bahwa meski pemerintah tidak akan memberikan insentif untuk mobil hybrid, Hyundai melihat peluang yang signifikan di pasar hybrid, karena berdasarkan analisi, pasar hybrid memiliki potensi yang cukup besar. Hyundai telah mengamati bahwa jika pasar hybrid diperkirakan sebagai tiga kali lipat dibandingkan pasar lainnya, maka masuk ke pasar tersebut adalah langkah yang bijak.
Perlu dicatat bahwa hingga saat ini, Hyundai belum memasarkan produk hybrid di Indonesia. Namun di pasar global, mereka telah memiliki beberapa model SUV hybrid, seperti Santa Fe hybrid, Tucson hybrid, dan Kona hybrid. Di sektor kendaraan listrik berbasis baterai, Hyundai telah memasarkan produk seperti Ioniq 5, Ioniq 6, Ioniq EV, dan Kona EV, menunjukkan komitmen mereka untuk menghadirkan inovasi ke pasar otomotif Indonesia.
Perubahan strategis ini dapat diinterpretasikan sebagai langkah Hyundai untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar kendaraan di seluruh dunia. Seiring meningkatnya perhatian pada keberlanjutan dan regulasi lingkungan yang ketat, kebutuhan untuk diversifikasi produk menjadi semakin mendesak. Hyundai tampaknya berusaha untuk tetap relevan, baik di segmen kendaraan listrik maupun kendaraan hybrid, mengingat tren konsumen dan tantangan yang ada.
Dengan segala rencana ini, Hyundai berupaya untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin di industri otomotif, sekaligus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam preferensi konsumen dan kebijakan pemerintah terkait mobilitas berkelanjutan. Penambahan model-model baru yang mencakup hybrid dalam portofolio mereka diharapkan dapat memberikan solusi bagi konsumen yang menginginkan opsi kendaraan yang ramah lingkungan dan tetap praktis digunakan sehari-hari.
Langkah Hyundai untuk menggandakan produksi mobil hybrid dan memperluas jajaran model hibridanya menunjukkan mereka tetap memiliki strategi jangka panjang yang jelas. Dengan kombinasi antara kendaraan mobil listrik dan hybrid, Hyundai berharap dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang kian beragam sambil tetap mempertahankan komitmen mereka terhadap inovasi dan keberlanjutan.