Arif Havas Oegroseno, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman, baru saja menjadikan namanya sorotan publik setelah diumumkan sebagai Wakil Menteri Luar Negeri oleh Presiden Prabowo Subianto. Namun, yang menarik perhatian banyak orang adalah cara Havas menerima kabar mengenai penunjukan tersebut. Dalam sebuah wawancara, Havas mengungkapkan bahwa ia sedang dalam perjalanan mengemudikan kendaraan di highway ketika mendapat panggilan tersebut.
Pagi hari pada tanggal 19 Oktober 2024, Havas menerima telepon yang mengubah arah kariernya. “Ya lagi nyetir di highway, ya kaget,” ungkapnya. Untuk menjawab panggilan itu, Havas segera terbang dari Berlin ke Indonesia pada hari berikutnya, yaitu pada 20 Oktober 2024. Pengalamannya ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana dunia diplomasi kadang kala bisa datang secara mendesak dan tak terduga.
Havas, yang sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar di Jerman sejak 2018, memiliki rekam jejak yang mengesankan di dunia diplomasi. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Kedaulatan Maritim di Kementerian Koordinator Kemaritiman RI dari 2015 hingga 2018. Dengan latar belakang yang menguatkan, penunjukan Havas sebagai Wamenlu menunjukkan kepercayaan pemerintah terhadap kemampuannya untuk menghadapi tantangan dalam diplomasi internasional.
Pada 21 Oktober 2024, dia resmi dilantik sebagai Wamenlu bersama dua pejabat lainnya, Anis Matta dan Arrmanatha Nasir. Pelantikan ini dilakukan pukul 15.00 WIB di Kementerian Luar Negeri RI, menandai awal babak baru dalam karir diplomatik Havas. Meskipun ia belum menerima rincian tugas spesifiknya, Havas mengungkapkan bahwa salah satu tanggung jawab utama yang diembannya adalah membantu Menteri Luar Negeri RI yang baru, Sugiono.
Havas berkomitmen untuk menjalankan tugas-tugas tersebut dengan sebaik mungkin, dan dalam waktu dekat, ia akan mengikuti pembekalan di Hambalang. Hal ini menunjukkan bahwa meski berprofesi sebagai diplomat, Havas memandang pentingnya persiapan dan pendidikan berkelanjutan untuk menghadapi dinamika politik global yang terus berubah.
Dalam konteks yang lebih luas, pengangkatan Havas sebagai Wamenlu merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mereformasi dan memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional. Masyarakat dan stakeholder lain menantikan gebrakan dan inovasi yang bisa dihadirkan oleh jajaran menteri baru ini.
Dari pernyataannya, Havas juga menunjukkan harapan dan komitmen untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Luar Negeri dalam memperkuat kedudukan Indonesia di dunia internasional. “Saya siap belajar dan berkontribusi semaksimal mungkin,” tambahnya.
Dengan dinamika politik dalam dan luar negeri yang semakin kompleks, peran Wakil Menteri Luar Negeri sangat vital untuk mendukung kebijakan luar negeri pemerintah. Havas akan menghadapi tantangan berat, termasuk isu-isu seperti perdagangan internasional, perubahan iklim, serta diplomasi pertahanan dan keamanan.
Menarik untuk dicatat bahwa Havas juga memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Ia merupakan alumni dari universitas bergengsi. Pendidikan yang solid dapat menjadi nilai tambah baginya dalam menghadapi berbagai isu global yang sangat dinamis.
Seiring dengan dilantiknya Havas, ada ekspektasi tinggi dari masyarakat dan pemerintahan untuk menghadirkan terobosan dan inisiatif yang bermanfaat, baik untuk kepentingan nasional maupun dalam konteks kerja sama internasional. Terlebih lagi, di tengah ketegangan global yang kian meningkat, keberadaan diplomat yang handal dan paham tentang situasi dunia tidaklah bisa dianggap sepele.
Sebagai Duta Besar, Havas telah mengalami banyak tantangan dan pelajaran berharga selama bertugas di luar negeri. Pengalaman tersebut diharapkan dapat dijadikannya sebagai modal saat menjalankan tugasnya sebagai Wamenlu. Ia juga tentunya diharapkan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan negara-negara lain, membangun hubungan baik, dan mempromosikan kepentingan Indonesia di kancah internasional.
Berkaca pada pengalaman Havas yang diperoleh selama ini, banyak yang percaya bahwa kehadirannya di Kementerian Luar Negeri tidak hanya akan membawa dampak positif bagi kebijakan luar negeri Indonesia, tetapi juga membuka peluang baru bagi kerjasama bilateral dan multilateral dengan berbagai negara.
Havas Oegroseno bukan hanya sekadar diplomat, tetapi lebih dari itu, ia adalah representasi dari wajah baru diplomasi Indonesia di era modern. Dengan latar belakang yang kuat dan komitmen yang tinggi, masyarakat menunggu langkah-langkah konkret yang akan diambilnya dalam perannya yang baru ini. “Saya ingin memberi yang terbaik bagi bangsa,” tutup Havas ketika ditanya tentang visi dan misinya ke depan.
Dalam rangka menunggu tindakan nyata dari Havas dan rekan-rekannya, masyarakat Indonesia terus mengikuti perkembangan terkini dari pergerakan diplomasi nasional yang dipimpin oleh seluruh jajaran baru di Kementerian Luar Negeri. Adalah harapan setiap individu bahwa dalam kepemimpinannya, Indonesia dapat lebih maju dan dihormati di skena internasional.