Dunia

Harris dan Trump Berseteru Soal Potongan Pajak dan Dampaknya Terhadap Inflasi Ekonomi

Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dan rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump, telah memulai pertarungan mereka dalam debat perdana yang diadakan di Pennsylvania pada Selasa malam, 10 September 2024. Debat ini menyoroti perbedaan mendasar antara kedua kandidat dalam hal rencana ekonomi dan dampak kebijakan pajak terhadap masyarakat.

Isu utama yang diangkat dalam debat tersebut adalah ekonomi, yang dihadapi Harris dengan menjelaskan latar belakangnya yang berasal dari keluarga kelas menengah. Dia memaparkan rencana ekonominya yang dinamakan “Ekonomi Kesempatan,” yang ditujukan untuk memberikan potongan pajak kepada kelas menengah dan pekerja. Harris menegaskan, “Saya akan memastikan bahwa pajak dipotong untuk mereka yang benar-benar membutuhkannya, yakni kelas menengah dan pekerja, sementara rival saya, Donald Trump, hanya memotong pajak bagi miliarder dan perusahaan besar.”

Kritikan Harris terhadap Trump tidak hanya berfokus pada kebijakannya yang sebelumnya sebagai presiden, tetapi juga menghadirkan data yang menunjukkan bahwa kebijakan pajak Trump berpotensi menambah defisit negara sebesar USD5 triliun. Hal ini mengundang perhatian, mengingat defisit yang ada saat ini menjadi masalah besar yang tidak hanya mempengaruhi kebijakan fiskal, tetapi juga kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Trump merespons kritik Harris dengan berpindah fokus dari kebijakan pajak kepada isu inflasi yang melanda negara di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden. Ia menandaskan bahwa “Inflasi yang terjadi saat ini merupakan yang terburuk dalam sejarah AS,” menunjukkan bagaimana kenaikan harga barang dan jasa telah merugikan rakyat Amerika, terutama mereka yang tergantung pada pendapatan tetap. Dengan kata lain, Trump berusaha menyerang kelemahan ekonomi yang mungkin terkait dengan kepemimpinan Harris dan Biden saat ini.

Dalam pernyataannya, Trump juga menyinggung masalah imigrasi, meskipun topik tersebut belum menjadi agenda resmi dalam debat itu. Ia mengklaim bahwa di era Biden-Harris, banyak orang yang dibebaskan dari penjara di negara lain telah masuk ke AS, dan ini telah berpotensi merusak pasar kerja. “Jutaan imigran ini telah merebut pekerjaan dari orang-orang Afrika Amerika dan Hispanik Amerika. Kita akan melihat dampaknya pada serikat pekerja di berbagai kota di seluruh AS,” ungkap Trump dengan nada peringatan.

Perdebatan sengit ini mencerminkan perbedaan mendasar antara pendekatan dua kandidat terhadap isu-isu yang sangat relevan dengan kondisi saat ini. Harris menekankan pada pentingnya memulihkan kesejahteraan kelas menengah melalui kebijakan yang berpihak pada mereka yang berjuang di lapangan, sementara Trump berfokus pada dampak jangka pendek inflasi dan kekhawatiran tentang keamanan pekerjaan yang mungkin terancam karena kebijakan imigrasi yang longgar.

Seiring berlanjutnya musim pemilihan, perdebatan ini menjadi kunci untuk memahami arah kebijakan yang akan diambil oleh masing-masing kandidat jika terpilih. Harris berupaya menggambarkan dirinya sebagai sosok yang tidak hanya memahami perjuangan masyarakat kelas menengah, tetapi juga berkomitmen untuk mengatasi kesenjangan ekonomi yang terus meluas. Di sisi lain, Trump tampaknya berusaha mengaitkan setiap isu dengan kebijakan pemerintahan yang ada, berupaya menarik rasa ketidakpuasan terhadap pemerintahan Biden.

Dalam konteks pemilu mendatang, perdebatan ini memberikan gambaran terang mengenai keprihatinan yang dihadapi pemilih. Keduanya berusaha merangkul suara mayoritas yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan yang ada. Potongan pajak dan inflasi adalah dua isu besar yang akan terus menjadi sorotan, tidak hanya dalam debat ini tetapi juga di kampanye yang akan datang.

Masyarakat kini menantikan arah politik yang akan diambil oleh kedua kandidat saat mereka berupaya mencuri perhatian pemilih menjelang pemilihan presiden yang semakin dekat. Harris dan Trump masing-masing dituntut untuk memaparkan rencana yang lebih terperinci dan meyakinkan tentang bagaimana mereka berencana mengatasi isu-isu ini, dan efek yang bisa ditimbulkan terhadap ekonomi dan kehidupan sehari-hari rakyat Amerika.

Keterlibatan masyarakat dalam debat ini juga menunjukkan tingginya minat terhadap bagaimana kebijakan yang diusulkan akan berdampak pada kondisi ekonomi sehari-hari, yang membentang dari keluarga kelas menengah hingga pekerja berpenghasilan rendah. Seiring waktu, tantangan akan terus meningkat, dan baik Harris maupun Trump perlu menunjukkan visi yang jelas agar bisa mendapatkan dukungan penuh dari calon pemilih.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button